Kehamilan merupakan hal yang paling dinantikan oleh setiap pasangan, terlebih bagi mereka yang sangat mendambakan kehadiran seorang anak. Sayangnya, kehamilan nggak selalu datang secepat yang diharapkan. Banyak pasangan yang harus ikhlas menunggu hingga bertahun-tahun lamanya untuk mendapat keturunan yang sudah menjadi takdirnya.
Uniknya, ada kondisi di mana beberapa wanita meyakini bahwa dirinya sedang hamil, padahal kenyataannya nggak. Biasanya mereka mengalami beberapa keluhan seperti yang dirasakan oleh wanita hamil pada umumnya, seperti kenaikan berat badan, mual, dan sakit punggung. Namun, saat dilakukan pemeriksaan oleh dokter, nggak ditemukan adanya janin di dalam kandungan. Lho, kok bisa, ya?
Kondisi ini disebut sebagai kehamilan palsu atau dalam istilah medisnya adalah pseudocyesis
Hamil palsu atau pseudocyesis adalah kondisi yang membuat seorang wanita percaya bahwa dirinya hamil, padahal nggak. Ia bahkan memiliki banyak gejala umum dari kehamilan. Namun, hal ini bukan berarti disebabkan oleh keguguran. Pada hamil palsu, wanita tersebut memang nggak sedang hamil dan nggak ditemukan adanya janin pada rahim. Meskipun demikian, gejala yang dirasakan bisa bertahan cukup lama untuk membuatnya dan lingkungan di sekitarnya, percaya bahwa ia hamil.
Meski belum diketahui penyebab pastinya, para ahli percaya bahwa kondisi emosional dan psikologislah yang mengelabui tubuh untuk ‘berpikir’ bahwa kehamilan memang terjadi
Kebanyakan kasus hamil palsu dialami oleh wanita menjelang usia 40 tahun yang belum pernah hamil. Selain itu hamil palsu akan kerap terjadi pada ibu yang mengalami keguguran. Ketika seorang wanita merasakan keinginan atau bahkan ketakutan yang kuat akan kehamilan, maka otak wanita tersebut salah menginterpretasikan sinyal sebagai kehamilan, lalu memicu pelepasan hormon seperti estrogen dan prolaktin yang dapat memicu timbulnya gejala kehamilan yang sebenarnya. Beberapa peneliti juga menyatakan bahwa kemiskinan, kurangnya pendidikan, pelecehan seksual atau masalah hubungan mungkin memainkan peran sebagai pemicu kehamilan palsu.
Gejala pseudocyesis sendiri menyerupai kehamilan yang sesungguhnya dalam segala hal, kecuali kehadiran jabang bayi
Wanita yang mengalami hamil palsu akan mengalami gejala yang mirip dengan gejala hamil yang sebenarnya yang meliputi:
- Mengalami gangguan siklus menstruasi.
- Kondisi perut membesar layaknya sedang hamil, bukan karena adanya janin melainkan karena penumpukan gas, lemak, feses dan urine.
- Payudara mengencang hingga perubahan puting yang memungkinkan produksi ASI.
- Mengalami perasaan adanya janin di dalam tubuh.
- Bahkan memungkinkan wanita mengalami mual dan muntah.
Gejala-gejala tersebut bisa berlangsung selama beberapa minggu bahkan hingga beberapa bulan.
Konsultasi dengan dokter sangat membantu mengetahui dan memastikan apakah gejala yang dialami merupakan kehamilan palsu atau bukan
Untuk menentukan apakah seorang wanita mengalami hamil palsu atau nggak, biasanya dokter akan mengevaluasi gejalanya, yaitu dengan mengevaluasi keluhan, melakukan pemeriksaan panggul dan USG perut. Tes yang sama digunakan untuk merasakan dan melihat bayi yang belum lahir selama kehamilan normal. Nah, pada kehamilan palsu, nggak akan ada bayi yang terlihat pada USG, dan nggak akan ada detak jantung yang terdengar.
Pengidap pseudocyesis sangat percaya bahwa dirinya hamil dan sangat sulit untuk menerima kenyataan bahwa dirinya nggak hamil. Bahkan pada beberapa kasus, mereka merasa seperti melihat sosok janin di dalam perut saat menjalani pemeriksaan USG, padahal sebenarnya nggak ada. Karenanya, dokter pun harus berhati-hati dalam menyampaikan kenyataan tersebut, serta memberikan dukungan secara psikologis, termasuk terapi untuk membantu pasien pulih dari kekecewaan.
Artikel ini jadi pengetahuan buatmu para calon ibu, jika kelak kamu sudah lama mendambakan kehadiran buah hati dan merasakan adanya tanda-tanda kehamilan, segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan kebenarannya, ya!