Gaya pesta pernikahan itu beragam. Beberapa di antaranya ada yang disesuaikan dengan tradisi tempat resepsi berlangsung. Ada juga yang dirancang khusus sesuai kebutuhan atau mengikuti tren yang sedang berkembang. Dari sekian banyak gaya pesta pernikahan yang ada, rasanya menjadi tamu undangan di resepsi ala piring terbang menjadi keuntungan tersendiri.
Tradisi pesta pernikahan ala Mataram (Jogja Solo) yang sudah mulai jarang ditemui ini juga biasa disebut sebagai USDEK. Istilah bagi para tamu undangan yang akan datang ke resepsi tersebut biasanya nggak menggunakan kata ‘kondangan’, tapi ‘jagong’ yang berarti duduk. Nah, siapa tahu kamu diundang atau diajak temanmu untuk pergi jagong, langsung iyakan saja. Pasalnya, beberapa keistimewaan inilah yang akan kamu dapatkan di sana.
ADVERTISEMENTS
1. Nggak khawatir capek berdiri. Tampilan pun tetap oke karena nggak banyak bergerak atau keringatan
Saat akan menghadiri resepsi pernikahan, khususnya para cewek, tentu sudah menyiapkan diri untuk tampil anggun dan berkesan. Saat menghadiri acara, kamu perlu berhati-hati untuk menjaga tampilan agar tetap rapi dan nggak berantakan. Di resepsi ala piring terbang ini, kamu ngak perlu khawatir lagi. Sesampainya di acara, kamu akan dipersilahkan untuk memilih tempat duduk yang telah tersedia. Artinya, kamu nggak perlu capek berdiri sepanjang acara. Tampilan pun akan tetap in lantaran nggak perlu bergerak kesana-kemari.
ADVERTISEMENTS
2. Kamu tinggal duduk manis menunggu hidangan yang dihantarkan oleh para pramusaji. Nggak perlu berebut makanan lagi
Jika di resepsi pernikahan ala standing party ataupun prasmanan mengharuskanmu untuk aktif mengambil sendiri hidangan yang telah tersedia, maka berbeda dengan jamuan piring terbang. Di sini, kamu tinggal duduk manis saja, maka para pramusaji akan berdatangan dan membawakanmu sajian-sajian ala USDEK (Unjukan, Sup, Dhaharan, Es, Kunduran). Mulai dari minuman teh hangat dengan snack sebagai makanan pembukanya, sup manten, sajian nasi beserta lauk sebagai makanan utamanya, lantas ditutup dengan es puter dan puding segar. Semua hidangan ini akan disajikan secara bergantian.
Tantangannya adalah, kamu harus datang tepat waktu agar bisa menikmati hidangan-hidangan tersebut tanpa ada yang terlewatkan dan nggak terburu-buru waktu.
ADVERTISEMENTS
3. Layaknya nonton pertunjukan, kamu bisa fokus memerhatikan kedua mempelai mulai dari saat memasuki gedung hingga diantarkan pulang saat acara usai
Sejatinya, mempelai adalah fokus utama dalam sebuah pesta pernikahan. Namun, beberapa gaya pesta pernikahan justru menyamarkan kebutuhan mempelai yang sudah selayaknya menjadi raja dan ratu acara. Para tamu undangan malah terlalu sibuk untuk berebut makanan atau asik ngobrol dengan tamu undangan lainnya. Namun nggak demikian di resepsi piring terbang, para tamu berada di posisi yang leluasa untuk bisa memerhatikan mempelai kapan saja, sambil menikmati hidangan dan hiburan yang disuguhkan. Asalkan pilihan tempat duduknya di dalam gedung dan nggak terhalang obyek lain lho, ya!
ADVERTISEMENTS
4. Ikut melestarikan tradisi budaya Mataram yang kini mulai hilang termakan zaman
Pernikahan dengan konsep piring terbang ini kerap dilakukan di daerah kerajaan Mataram seperti Jogja dan Solo. Sayangnya, di Jogja sendiri pun sudah jarang ditemui konsep pesta pernikahan semacam ini, karena banyak dipengaruhi oleh budaya luar Jawa yang lebih modern dan kontemporer. Namun, kamu masih bisa menemui tradisi piring terbang ini di sekitaran Solo, Sragen, Klaten, Wonosari dan Gunung Kidul. Sebagai orang Jawa, sudah sepatutnya kita mempertahankan budaya seperti ini, bukan? Dengan ikut menghadiri resepsi pernikahan piring terbang, maka secara nggak langsung kita juga telah mendukung dan melestarikan budaya khas lokal.
Meskipun dalam artikel ini Hipwee Wedding lebih menyoroti sisi positif yang bisa didapatkan oleh tamu undangan saat menghadiri resepsi piring terbang, namun bukan berarti gaya resepsi ini tanpa cela dan cacat. Tetap ada beberapa hal yang dinilai sebagai kekurangan; seperti terlalu kaku dan membosankan atau nggak bisa pulang duluan sebelum acara selesai karena berisiko nggak ketemu dengan mempelai. Semua kembali ke preferensi masing-masing. Yang jelas, jangan lupa bawa amplopnya, ya! Ehehe~