Nikah itu menurut banyak orang, rasanya menyenangkan. Rasanya mirip-mirip dengan kamu yang telah menemukan sosok spesial dalam hidup, kemudian siap sehidup semati sebagai pasangan. Duh, bahagianya. Melewati berbagai rotasi kehidupan bersamanya pun terasa tidak berat, bahkan ringan hingga tak terasa. Sampai pada saatnya tiba, kamu dan dia telah sepakat untuk membangun sebuah biduk rumah tangga.
Nah, karena nikah bersama orang yang tepat itu menyenangkan, Hipwee Wedding akan memberimu sedikit saran tentang obrolan ringan yang bisa kamu dan dia lontarkan di sela-sela persiapan nikah yang memusingkan. Check this out!
ADVERTISEMENTS
Nggak usah malu-malu, merencanakan jumlah anak setelah kamu nikah nanti itu wajar, kok. Wajar banget malah.
“Mz, kalau udah nikah nanti kamu mau anak berapa dari aku? Aku maunya dua, Mz.”
“Duh, Dek. Mz kok pengennya sebelas, biar bisa bikin tim sepak bola.”
Kamu dan dia tentu sudah bukan anak remaja yang hobinya cuma berkhayal. Kini sudah saatnya niat mulia untuk berumahtangga dijajaki dengan serius. Ngobrolin soal jumlah anak misalnya. Selain bisa menjadi mood booster di sela persiapan nikah, kalian juga akan punya sedikit referensi bagaimana menjadi orang tua yang baik nantinya. Wah, nggak kerasa udah mau jadi Bapak sama Ibu aja nih.
ADVERTISEMENTS
Pun dengan nama anak kalian nanti, sah-sah saja untuk dibicarakan lebih awal ~
Di antara kalian pasti pernah punya mimpi tentang “siapa ya kira-kira nama anakku nanti?” ‘kan? Jika iya, berarti masa muda kalian bahagia. Hehe. Anyway, membicarakan soal nama anak dengan pasangan itu lebih banyak suka daripada dukanya. Nggak cuma paham kalau nama itu adalah do’a, kalian berdua juga akan tahu betapa membahagiakannya berandai-andai bersama sosok yang dicinta. Uuwww~
ADVERTISEMENTS
Kalau sudah menikah, kira-kira nanti panggilan sayangnya mau tetap apa berubah ya, Mz? Hmmmm…
“Karena nanti aku bakal jadi imammu yang sesungguhnya, kamu panggil aku Abi ya, Dek.”
“Iya, Abi. Ummi bersedia…”
Saat pacaran, mungkin panggilan sayang kalian agak absurd karena masih malu-malu dan belum terlalu serius. Berbeda lagi ketika kalian sudah menikah, panggilan khusus itu pasti berubah. Sebutan “bebeb” atau “cinta” ala anak muda akan segera tergantikan dengan “Mas”,”Sayang” atau “Abi” yang lebih romantis, demi biduk rumah tangga dan keluarga kecil kalian berdua.
ADVERTISEMENTS
Kapan dan di mana kalian bulan madu, juga jangan luput dari obrolan. Yah, namanya juga akan jadi pasangan halal yang lagi seneng-senengnya.
Meskipun nggak wajib, bukan berarti kalian haram untuk berbulan madu. Dengan memanfaatkan waktu setelah menikah selama beberapa minggu ini, justru akan menguatkan tali cinta di antara kalian berdua. Gimana nggak coba, durasi kalian untuk berdua tanpa gangguan semakin leluasa seperti bobok berdua, makan berdua dan jalan-jalan berdua. Adudududuh, jadi pengen cepet-cepet jadi pengantin baru.
ADVERTISEMENTS
Biar makin betah di kamar pengantin masa depan, ide-ide perihal furniture lucu juga bisa jadi bahan obrolan.
“Kamu ngapain beli lampu tidur yang remang-remang gitu, Mz?”
“Buat kamar pengantin kita nanti, Dek. Biar boboknya tambah nyenyak.” *nyengir kuda*
Tak hanya sprei dan selimut yang hangat, benda-benda lain yang tak kalah penting juga perlu untuk kalian bicarakan untuk kamar pengantin masa depan. Lampu tidur, tirai atau bantal empuk yang lucu pun bisa jadi alternatif perencanaan buat kalian yang stres mempersiapkan pernikahan. Nggak harus mahal dan mewah, mencari pernak-pernik kamar di pusat aksesoris grosir juga it’s okay.
ADVERTISEMENTS
Karena setelah nikah berarti kalian sudah tidak lajang, menyiasati kesibukan dan durasi pertemuan pun tak kalah menyenangkan.
Buatlah sebuah komitmen baru sebagai sepasang kekasih, yang serius dan tidak lagi berpacaran. Mengatur waktu bertemu dan menyiasati kesibukan masing-masing tidak boleh dilupakan, demi keromantisan hubungan yang tetap terjaga. Mendisiplinkan waktu pulang kerja dan bagaimana cara yang tepat untuk menyiapkan makanan, mislanya. Tak usah muluk-muluk dulu, cukup lakukan obrolan ringan yang tidak saling membebani.
Menikah, itu kebutuhan kalian berdua. Maka tidak ada alasan untuk berpusing-pusing ria hanya karena persiapan yang sifatnya sementara. Selamat bagi kalian yang akan segera menikah, ya!