Memilih menjadi Ibu bekerja memang bukan perkara mudah. Kamu akan dihadapkan pada dilema melanjutkan keinginan untuk bekerja tapi harus meninggalkan anak. Selain itu, menjadi ibu bekerja juga harus tahan banting karena lebih repot, lebih capek dan lebih banyak mendapat komentar orang. Sebagian orang akan mengira kalau menjadi ibu bekerja sama saja dengan tidak memedulikan keberadaan anak.
Padahal, ibu yang bekerja juga mempunyai tujuan agar anak dan keluarga nantinya mendapatkan masa depan yang lebih baik. Memang menjadi perdebatan yang nggak akan ada habisnya, sih. Pro kontra ibu yang bekerja atau di rumah saja masih terus bergaung. Nah, untukmu yang sedang menjalani peran ini atau nantinya akan menghadapi masa-masa ini, Hipwee Wedding memberimu gambaran seperti apa sih suka dukanya menjadi seorang ibu yang bekerja?
ADVERTISEMENTS
1. Meninggalkan anak berarti harus ada yang mengasuh. Dengan siapa? Nenek, baby sitter atau day care?
Memutuskan untuk bekerja juga harus memikirkan untuk memilih dengan siapa si anak akan diasuh. Saat akan berangkat ke kantor, berat rasanya untuk meninggalkan anak barang sejenak. Maka, pilihan yang mungkin dan aman adalah yang sesuai dengan kondisi di sekitarmu. Jika masih sanggup dan mau, menitipkannya kepada orang tua menjadi pilihan yang banyak diambil. Selain aman, kasih sayang nenek juga tak perlu diragukan lagi. Namun jika harus diasuh oleh baby sitter atau dititipkan ke day care, pastikan yang bisa dipercaya. Tahu sendiri ‘kan kasus kekerasan terhadap anak sekarang sungguh mengerikan?
ADVERTISEMENTS
2. Masa-masa paling berat adalah jika anak sakit dan Ibu harus kejar-kejaran dengan deadline
Nggak bisa dipungkiri kalau anak sakit rasanya hati ini jadi galau setengah mati. Ditambah lagi harus ditinggal bekerja. Di kantor yang ada hanya gelisah, sebentar-sebentar lihat jam dan buka Whatsapp untuk selalu memantau keadaan anak. Maka dari itu, kesehatan adalah sebaik-baik nikmat.
ADVERTISEMENTS
3. Pulang tenggo sudah jadi bagian dari rutinitas. Teman-teman lembur, biarkan saja, yang penting Ibu segera pulang dan ketemu anak
Bukannya nggak mau untuk haha-hihi dulu sama teman-teman di kantor. Tapi, kalau sudah waktunya pulang, yang dipikirin cuma urusan rumah. Jadi, jangan heran ya kalau kebanyakan ibu bekerja itu pulangnya tenggo. Begitu jam kantor habis, langsung cabut!
ADVERTISEMENTS
4. Sebisa mungkin tidak membawa pekerjaan kantor ke rumah. Produktivitas selama di kantor dilakukan semaksimal mungkin
Sudah maunya pulang tepat waktu, pekerjaan juga harus beres dan jangan sampai di bawa ke rumah. Hal inilah yang membuat ibu bekerja harus multitasking. Harus pandai mengatur waktu, tidak terlalu banyak membuang-buang waktu di kantor agar kerjaan selesai saat itu juga. Masa iya sih sudah menghabiskan berjam-jam di kantor, masih harus juga membagi waktu di rumah untuk pekerjaan yang seharusnya diselesaikan di kantor? Nggak mau lah.
ADVERTISEMENTS
5. Saat pulang ke rumah dan disambut dengan senyuman anak, rasanya lelah langsung pergi entah kemana
Paling happy adalah moment di mana anak menyambut kita sepulang kantor. Semua lelah dan penat selama seharian bekerja rasanya runtuh ketika melihat senyum dan merengkuh tubuh kecilnya.
ADVERTISEMENTS
6. Waktu bersama saat weekend atau libur menjadi sangat berharga. Ibu jadi lebih menghargai waktu kebersamaan dengan anak
Dengan menjadi ibu bekerja, quality time bareng anak ketika weekdays bisa dibilang hampir nggak ada. Hal itu membuat hari libur menjadi saat yang jangan sampai disia-siakan untuk dihabiskan bersama. Pokoknya, hari libur menjadi sangat berharga! Kita jadi bisa lebih menghargai waktu yang ada.
Berkomitmen menjadi ibu bekerja bukan berarti tidak lagi peduli dengan anak. Baik suka dan duka yang dijalani menjadi gambaran kalau menjadi ibu bekerja memang bukan perkara yang mudah. Tapi, semuanya dilakukan untuk anak dan keluarga. Meski waktu harus terbagi dan tak lagi 24 jam berada di sisi anak, tapi yakinlah bahwa doa ibu selalu ada untuk anaknya.