Mendengar kata taaruf, kebanyakan kita berpikiran soal tatacara mendapatkan jodoh secara Islami tanpa pacaran. Taaruf pun kerap dianggap sebagai jalan ‘membeli kucing dalam karung’ karena dilakukan tanpa banyak berinteraksi dengan calon jodoh. Stereotip nanti bakal kurang mengenal pasangan karena minim interaksi juga menjadi salah satu pertimbangan untuk menghindari taaruf.
Namun sebetulnya, taaruf bukanlah proses yang seram kok. Asalkan kamu mengenal lebih jauh dan memahami proses ini. Pada intinya sih nggak jauh beda dengan proses mengenal calon secara lebih dekat. Hanya saja, prosesnya harus melalui tahapan yang syar’i dan nggak menyimpang dari koridor agama.
ADVERTISEMENTS
1. Persiapan dan memantaskan diri
Hal yang kamu persiapkan untuk menuju ke taaruf secara garis besar ada 3 hal: persiapan restu, persiapan ilmu, dan persiapan materi.
ADVERTISEMENTS
Di proses taaruf, tahapannya bukan punya pasangan dulu baru mencari restu. Tapi mengantongi restu dulu baru mencari calonnya
Bu, Pak, adek pengen berumah tangga. Kayaknya sudah saatnya adek mencari calon menantu buat Bapak dan Ibu
Kenapa perlu membekali restu lebih dulu ketimbang cari calon? Karena, kalau restu sudah didapat di awal niscaya jalanmu mencari jodoh akan lebih dimudahkan. Restu kan identik dengan doa ya, jadi kalau doa sudah didapat duluan, perihal mencari calon jodoh bukan hal susah lagi. Pun jika sudah mengantongi restu, biasanya kriteria calon sudah disepakati antara kamu dan orang tua. Sehingga
ADVERTISEMENTS
Persiapan ilmu, seperti ilmu agama, ilmu relationship, ilmu mendidik anak dan lain-lain penting dimiliki sebelum memulai proses taaruf
Ilmu untuk menikah itu nggak kalah pentingnya lho. Kamu perlu tau skill komunikasi dengan pasangan, cara berkompromi, menyampaikan pendapat, cara melakukan ibadah, cara membawa sifat spiritual dalam keluarga, sampai cara mendidik anak yang baik dan benar. Jadi siapa bilang taaruf itu nggak pakai persiapan?
ADVERTISEMENTS
Karena proses pernikahan itu nggak murah, penting buatmu untuk menyiapkan dana materi yang cukup untuk bekal berumah tangga
Nggak bisa dipungkiri, hampir semua prosesi nikahan mulai dari lamaran hingga pasca menikah, pastinya butuh uang yang harus kamu persiapkan sebelumnya. Untuk itu, sebelum kamu mencari calon jodoh, menyiapkan sejumlah materi yang cukup akan menjadi kewajiban. Ini penting karena ketika kamu merasa sudah mantap, kamu nggak perlu menunggu lama-lama untuk mencari dana.
ADVERTISEMENTS
2. Penjajakan
Setelah kamu merasa cukup siap untuk mencari calon, restu sudah oke, dan materi sudah ada, saatnya kamu mulai menebar jala. Menebar jala tentunya nggak sembarang cari calon. Ada kriteria khusus yang harus kamu penuhi untuk mendapatkan calon taaruf yang prospek. Begini langkah-langkahnya.
ADVERTISEMENTS
Ajukan proposal kepada prospek calon. Bisa melalui perantara orang lain yang kamu jamin akhlaknya baik
Taaruf itu menghindari interaksi berlebihan antara kamu dengan calon kamu. Untuk itu diperlukan adanya orang ketiga untuk menjadi perantara. Lha, kalau calonnya adalah temen kamu sendiri? Ya, bisa minta bantuan satu orang kepercayaanmu untuk memperantarai. Ungkapkan maksud kamu untuk menjajaki dengan proses taaruf. Selain menggunakan perantara, taaruf juga dianjurkan untuk nggak bawa-bawa hati terlebih dulu.
Dalam taaruf biasanya disediakan proposal berikut foto. Iya, seperti mau melamar kerja. Di dalamnya berisi biodata singkat, dan visi misi rumah tangga yang ingin kamu bangun. Lalu proposal itu akan diterima oleh beberapa lawan calon prospek untuk dipilih dan diniati untuk lanjut atau enggak.
Kalau dari sana ada sinyal baik, lanjutkan dengan proses pengenalan lebih jauh. Apapun boleh ditanyakan. Iya, apapun!
Ingat, proses mencari calon yang prospek itu nggak selalu mudah. Bisa jadi kamu cocok dengan profilnya, tetapi dia nggak cocok dengan profilmu. Nah, kalau sudah terbuka untuk melanjutkan taaruf, silahkan lakukan pengenalan lebih jauh. Misalnya saja ajak ketemu (tapi ada perantara ya), lalu ngobrolin apapun yang bisa ditanyakan terkait dengan pasangan.
Terus, kalau masih nggak cocok? Ya beralih ke prospek yang lain. Segampang itu
Kalau keduanya sudah merasa cocok dan ada kecenderungan, ya silahkan dilanjutkan. Lakoni juga sholat Istikharah untuk semakin memantapkan hati. Setelah itu ya tinggal melakukan khitbah dan pernikahan. Ingat, persiapan materi dan ilmu sudah dilakukan jauh-jauh hari lho.
Lalu kalau nggak cocok? Nah, kalau kejadian seperti ini, baiknya kembali ke loop awal mencari calon yang prospek. Coba dulu dengan calon lain. Tak perlu membawa hati menjadi baper karena perlu diingat bahwa konsep taaruf adalah selama akad belum terjadi, jangan berikan hatimu ke siapapun juga. Meskipun ya kadang bisa khilaf sih.
3. Khitbah atau lamaran
Fase selanjutnya adalah khitbah atau lamaran. Dalam Islam, proses lamaran sebaiknya dilakukan secara sirr atau tertutup. Menyebarkan info lamaran di publik sebaiknya jadi hal yang perlu dihindari, meski tidak mutlak. Kenapa? Ya karena belum ada akad, dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang kurang diinginkan.
4. Nikah
Taraaa, akhirnya setelah sekian proses dalam mencari jodoh dengan jalan taaruf, kamu menemukan orang yang tepat mendampingimu di hidup ini. Proses pencarian memang nggak mudah, ada yang sekali taaruf langsung jadi, ada juga yang mencoba berkali-kali baru sampai ke jodohnya. Taaruf adalah salah satu jalan menuju ke sana.
Jadi siapa bilang proses taaruf itu seperti membeli kucing dalam karung? Memangnya jodohmu itu sama dengan kucing? Yang jelas, mau bagaimanapun caramu mendapatkan jodoh, baik taaruf atau bukan, kembali lagi ke dirimu. Selamat mencari dan memantaskan diri.