Satu hal yang hampir dialami oleh semua pasangan dalam mempersiapkan acara pernikahan adalah adanya pendapat yang berseberangan dengan orang tua. Perbedaan pendapat ini dilandasi konsep pernikahan yang kamu inginkan berbeda dengan apa yang orang tua harapkan. Apalagi dengan tren saat ini, dimana tema dan konsep pernikahan yang diusung sudah banyak berubah dari apa yang masih menjadi tradisi di benak orang tua.
Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan? Pernikahan sudah seharusnya menjadi hajat yang membahagiakan semua pihak, masa iya malah jadi ada yang tidak pas di hati hanya karena sama-sama kekeuh mempertahankan pendapat masing-masing? Tenang, menjadi egois tentu bukanlah solusi. Jadi, buatmu yang sedang dalam posisi ini, coba pertimbangkan saran dari Hipwee Wedding berikut, ya!
ADVERTISEMENTS
Kamu memang calon pengantinnya, tapi orang tua juga punya andil besar karena mereka lah yang sebenarnya punya ‘gawe’ untuk menikahkan anaknya
Bagaimanapun juga, acara pernikahan ini tidak hanya spesial untukmu dan pasangan, tetapi juga orang tua. Dalam hal ini, orang tua lah yang menikahkan anaknya. Secara tidak langsung juga menjadi momen ‘melepaskan’ si anak menuju kehidupan berumah tangga bersama pasangan. Pahami juga bahwa mereka merasa tidak dianggap ketika kemudian tidak dilibatkan dalam mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk soal ide dan juga konsep pernikahan yang akan diadakan.
ADVERTISEMENTS
Duduklah bersama untuk saling bertukar pikiran tentang apa yang sebenarnya kamu dan pasanganmu inginkan, dan apa yang sebenarnya orang tua harapkan
Duduklah bersama-sama untuk membicarakan mengenai konsep pernikahan seperti apa yang kalian berdua dan orang tua harapkan nanti. Perbedaan pendapat sejatinya adalah hal yang sangat wajar. Jangan terlalu keras kepala dengan pendapatmu sendiri, tapi dengarkan juga apa yang orang tua harapkan. Jika kamu menginginkan konsep pernikahan bertema rustic dan berlokasi outdoor, sedangkan orang tua menghawatirkan kemungkinan hujan yang bisa saja turun sewatu-waktu, ambil saja jalan tengahnya. Dekorasikan gedung tempat resepsi pernikahan bertema rustic sesuai dengan mimpimu. Tentunya akan tetap menarik, bukan? Bonusnya, kalau nantinya benar-benar hujan, acara akan tetap berlangsung tanpa terganggu kondisi di luar.
ADVERTISEMENTS
Mengurus semuanya sendiri akan membuatmu kerepotan. Bukankah berbagi tugas dengan orang tua justru akan mempermudah keadaan?
Selain mendiskusikan tentang konsep pernikahan, berbagi tugas dengan orang tua tentu akan memudahkan. Misalnya saja, jika pilihan vendor menimbulkan banyak perbedaan, bagaimana jika urusan rias dan dekorasi kamu ambil alih, sedangkan untuk menu katering dan juga seragam keluarga kamu percayakan pada orang tua, terutama ibu. Kompromi dalam hal ini sangat penting. Kamu tentu akan kerepotan jika mengurus semuanya sendiri, padahal orang tua akan merasa dihargai jika dipercaya ikut andil untuk mengurus acara pernikahanmu.
ADVERTISEMENTS
Membagi acaramu menjadi 2 sesi yaitu untuk kerabat orang tua dan juga teman-temanmu juga bisa dijadikan solusi
Apakah kamu pernah menerima undangan pernikahan dimana ada pembagian waktu di dalamnya dan kamu diharapkan hadir pada waktu yang ada tanda checklist-nya? Jika iya, kemungkinan maksud dari undangan tersebut adalah agar tamu yang datang tidak membludak pada satu waktu. Adanya pembagian sesi waktu ini biasanya dimaksudkan dimana sesi awal diperuntukkan untuk kerabat dan rekan pihak orang tua, sedangkan sesi akhir ditujukkan untuk teman-teman pengantin. Ini cukup jadi solusi jika masalah tamu undangan juga jadi perdebatan dengan orang tua.
Intinya, gelaran pernikahan adalah tak hanya acaramu semata, tetapi juga menjadi acara orang tua. Jadi, hargai dan libatkan mereka dalam menyiapkan segalanya. Berbeda pendapat itu biasa. Orang tua juga tentunya ingin yang terbaik untuk momen yang spesial ini. Dalam lubuk hati terdalam mereka juga berujar bahwa ini adalah terakhir kalinya mereka bisa mempersembahkan waktu juga perayaan untuk anaknya sebelum jadi milik orang. Jadi, bicarakan sama-sama, ya!