Orang ketiga dalam rumah tangga atau istilah yang sedang populer saat ini ‘pelakor’ memang sedang jadi trending topic yang cukup panas beberapa bulan belakangan ini. Harus diakui, kalau sebelumnya perselingkuhan lebih dianggap aib yang sebaiknya disimpan rapat-rapat, kini banyak korban perselingkuhan (bahkan pelaku sendiri) yang terang-terangan dengan sengaja memviralkan aksi tak terpuji tersebut. Tak peduli perempuan atau laki-laki, kini biduk rumah tangga bisa jadi viral gara-gara masalah ‘cinta’ segitiga.
Di balik fenomena hebohnya WIL/PIL alias wanita atau pria idaman lain dalam rumah tangga, ada baiknya nih kamu yang berencana menikah dalam waktu dekat atau para pasangan muda yang baru menjajaki rumah tangga untuk lebih waspada dengan beberapa hal yang memicu terjadinya perselingkuhan. Bukan semata karena matre atau mata duitan terkadang alasan para pelakor (atau pebinor?) mengincar pasangan orang bisa jadi sesederhana butuh rasa nyaman. Ups, bahaya banget ‘kan kalau kita dan pasangan sampai lengah dan kecolongan? Cek dulu nih 7 hal yang terkadang bisa jadi alasan orang ketiga menjadi ‘duri dalam daging’ rumah tangga seseorang~
ADVERTISEMENTS
1. Kadang cinta ada karena biasa. Karena hobi curhat dengan pasangan kita, si pelakor lama-lama bisa jadi kesengsem karena merasa sreg dan nyaman
Hati-hati kalau pasangan punya sahabat dekat lawan jenis yang suka curi-curi kesempatan curhat tentang masalah dan beban hidupnya. Kadang karena terbiasa curhat di tempat kerja atau tempat kuliah, si orang ketiga bisa merasa pasangan kamu orang yang pengertian, dewasa dan ehem…potensial untuk jadi pasangannya dia. Waduh!
ADVERTISEMENTS
2. Terkadang sosok orangtua yang hangat dan mengayomi dapat diraih dari sosok lain yang menyamankan. Bahayanya ya kalau sosok itu punya orang!
Di dunia ini, nggak semua orang mendapatkan sosok ayah (atau ibu) yang mengayomi. Nah, terkadang pelakor atau pebinor justru mendapatkan sosok dewasa, tegas dan mengayomi itu dari pasangan kamu, entah di tempat kerja atau menuntut ilmu. Makanya hati-hati kalau ada lawan jenis yang hobinya dekat-dekat suami atau istri. Bukannya parno, lebih baik waspada deh daripada kecolongan!
ADVERTISEMENTS
3. Kriteria pria idaman si calon orang ketiga ada di suami atau istri kamu. Entah itu sifatnya atau penampilannya yang plek ketiplek sesuai dengan sosok impiannya
Ini memang sudah jadi risiko kalau punya suami atau istri yang punya banyak kriteria idaman. Meski mungkin duitnya pas-pasan, bisa jadi suara indah, penampilan kece atau sifat yang menarik membuat si orang ketiga kesemsem dan pura-pura lupa, idolanya sudah punya pasangan sah.
ADVERTISEMENTS
4. Cinta kilat untuk menghalau rasa kesepian karena desakan untuk cepat menikah. Padahal belum tentu yang statusnya single mudah didapatkan
Nggak melulu soal uang, terkadang kedekatan si orang ketiga dengan pasangan kita terbentuk karena seringnya ketemu sehingga memberi ilusi mengisi kekosongan yang sedang jadi kegalauan si orang ketiga. Sudah kesepian, suka merasa terdesak kanan kiri cepat menikah…jadilah pasangan orang jadi sasaran.
ADVERTISEMENTS
5. Sensasi deg-degan yang dihasilkan saat jadi calon ‘simpanan’. Rasanya seru gimana gitu kalo pacaran diam-diam, nggak peduli pasangannya sudah berstatus milik orang
Percaya nggak percaya, ada kok orang-orang yang suka sensasi adrenalinnya terpacu saat naksir seseorang diam-diam, dan tambah seru lagi kalau sasarannya menyambut perasaannya tersebut. Jadi kayak anak ABG yang backstreet dari orangtua lagi deh.
ADVERTISEMENTS
6. Teman seperjalanan yang asyik atau tempat nebeng yang potensial. Saking seringnya nebeng, eh malah tumbuh benih-benih cinta!
Inilah salah satu alasan kenapa pasanganmu mendingan naik motor butut saja atau antar jemput kamu ke tempat kerja daripada doi jadi sasaran tebengan lawan jenis. Pasalnya, ya namanya juga cinta. Kadang bisa muncul saat tiap hari bolak balik jadi ‘sopir’ baik hati yang rela ditebengin.
7. Terakhir, plis deh stop bersikap naif. Alasan terbesar seorang pelakor atau pebinor bisa ‘mengincar’ pasangan kamu bisa jadi karena pasangan kamu juga sama ganjennya!
Jangan melulu salahkan pelakor atau pebinor yang kegatelan disebut merebut suami atau istri orang. Memangnya pasangan kamu benda mati, bisa direbut begitu saja seenaknya? Daripada mencari pembenaran dengan mencurigai semua orang yang berada di dekat pasangan, lebih baik bekali dia dengan keimanan yang kuat dan rasa nyaman dari rumah yang nggak tergantikan. Nggak akan ada kok pelakor atau pebinor yang beraksi, kalau gayung tak bersambut.
Intinya, celah sekecil apapun lebih baik segera ditutup sebelum menjadi masalah yang lebih besar. Bolehlah bersikap sedikit protektif pada pasangan, dengan catatan itu nggak berlebihan. Setelah menikah, kamu dan pasangan mau nggak mau ya harus mengakui kalau hubungan pertemanan kalian nggak bisa sebebas dulu sebelum terikat janji pernikahan. Lebih baik jaga jarak dan bersikap lebih netral terhadap lawan jenis daripada memicu api asmara yang ujung-ujungnya justru merusak rumah tangga. Setuju?