Sebagai cowok, biasanya mereka selalu punya kriteria idaman soal jodoh yang diharapkan. Bagaimana tipe wanita yang ingin dinikahi, itulah yang selalu kebayang di benak mereka. Memang, sebuah pernikahan yang begitu diidamkan jelas berkaitan erat dengan jodoh yang sudah disiapkan oleh Sang Pencipta. Ya, itu sudah seperti sebuah ketentuan alam, di mana sejatinya Sang Pencipta telah menyiapkan jodoh bagi masing-masing manusia. Selebihnya tinggal bagaimana tiap-tiap pribadi berusaha untuk mendapatkannya.
Perkara jodoh, kadang bisa jadi kamu ditemukan dengan seorang wanita yang lebih tua atau bahkan sudah janda. Berangkat dari hal tersebut, kali ini Hipwee Wedding coba merangkum pendapat beberapa cowok tentang konsep jodoh yang semisal ditakdirkan untuk mereka.
“Gimana sih pendapat atau tanggapan kalian, jika kelak kalian mendapat jodoh atau istri yang usianya lebih tua atau bahkan sudah menyandang status sebagai seorang janda?”
Yuk, simak jawaban mereka!
ADVERTISEMENTS
1. “Kalau memang cinta dan sayang, apa salahnya?”
“Jodoh itu soal diri kita sendiri dan hubungannya dengan keyakinan, dengan Tuhan. Kalau membahas soal lebih tua atau janda itu kaitannya dengan selera, dengan kenyamanan, dengan kecocokan. Kita ambil contoh A, kalau A senang dengan janda karena memang cinta yang tulus, sayang, dan memang seleranya begitu, apa salahnya? Logis aja gitu menurut aku mah.” (Mahesa El Gasani)
Bagi cowok asal Bandung ini, usia atau status bukan jadi masalah yang berarti. Menurutnya soal jodoh berkaitan erat dengan keyakinan dan Tuhan. Jika melihat usia atau status, semua kembali pada kenyamanan. Poinnya adalah selama bisa merasa nyaman dan berbagi kasih sayang, buat apa mempermasalahkan status dan usia.
ADVERTISEMENTS
2. Bagi Suhfi Albab, rentang usia menjadi salah satu hal yang perlu dipertimbangkan
Menurut cowok yang kerap dipanggil Suhfi ini, punya pasangan yang lebih tua bukan jadi masalah. Tapi, bukan berarti dia bisa menerima rentang usia yang jauh berbeda. Biar bagaimana pun ada rentang maksimal yang dipatoknya untuk memilih pendamping hidup.
“Tergantung berapa jauh rentang usianya, kalau nggak sampai 5 tahun, kalau aku sih oke-oke aja.” (Suhfi Albab)
ADVERTISEMENTS
3. Lain lagi dengan Arbi yang sesekali berpikir jika ingin memiliki pendamping yang memang punya usia lebih tua
“Kalau aku sih nggak apa-apa, kadang malah kepikiran pengen sama yang lebih tua biar nggak repot ngajarin atau ngemong. Janda sebenarnya nggak masalah asal belum punya anak. Tapi, ya, susahnya kalau sama yang lebih tua nanti susah dikasih tahu karena merasa lebih ngerti.” – Arbi Azka Wildan
Lain dengan Arbi yang sesekali berpikir jika ingin memiliki pendamping hidup yang memang berusia lebih tua. Sebab menurutnya dengan memiliki pasangan yang lebih tua, dia tidak akan perlu repot untuk banyak mengajarkan atau membimbingnya. Namun, bagi Arbi akan ada kelemahan dalam hubungan tersebut, yakni di mana pasangannya akan cenderung merasa lebih mengerti banyak hal dari dirinya saat diberitahu sesuatu. Ya, tapi memang pasti semua akan ada baik dan buruknya.
ADVERTISEMENTS
4. Selama keharmonisan keluarga bisa dicapai bersama-sama, bagi Wahyudin tak ada yang salah dari status dan usia
“Aku sih biasa aja, yang penting keharmonisan keluarga bisa dicapai bersama-sama.”
Menurut Wahyudin, tak akan ada yang salah dari sebuah status dan usia dalam sebuah pernikahan. Baginya, selama keharmonisan dalam keluarga bisa dicapai bersama-sama, tak ada hal yang perlu dipermasalahkan. Biar bagaimana pun, keharmonisan akan menjadi kunci atau harga mati yang perlu dipertahankan, bukan lagi sekadar mengedankan usia dan status yang ada.
Yuk, next buat lihat apa kata mereka yang lainnya.