Pernikahan selalu menjadi hari yang spesial dan ditunggu-tunggu terutama oleh si mempelai perempuan. Tapi apa jadinya ya ketika si mempelai perempuan harus menjalani hari pernikahannya sendirian tanpa si mempelai pria? Itulah yang terjadi kepada pasangan Gitaditya Witono dan kekasihnya Wisudarmoko.
Berbeda dengan pengantin pada umumnya, cewek yang biasa dipanggil Gita ini harus rela berdiri sendiri di pelaminan pada hari jadinya. Mempelai pria pun harus terbaring di rumah sakit akibat penyakit demam berdarah yang dideritanya sehari sebeum hari jadi. Hari ini Hipwee Wedding ingin mengajak kamu semua mengintip tragedi romantis pernikahan Gita dan Koko, dengan harapan kita bisa belajar banyak dari mereka! Langsung aja cek yuk!
ADVERTISEMENTS
Berawal dari aplikasi Tinder, Gita dan Koko pun memutuskan untuk mengikat janji suci mereka setelah dua tahun bersama!
Gita dan Koko pun sudah bersama sejak bertemu di tahun 2014. Pertemuan kedua pasangan tersebut dapat dikatakan cukup unik nan modern, yaitu melalui aplikasi kencan bernama Tinder. Semenjak itu, keduanya pun merasa cocok satu sama lain dan mereka kemudian memutuskan untuk menikah pada bulan Mei 2016 yang lalu.
ADVERTISEMENTS
Gejala demam berdarah pun sudah dirasakan satu hari sebelum acara siraman, namun hal tersebut tidak dijadikan halangan untuk melangkah ke pelaminan!
Persiapan pernikahan mereka, layaknya pasangan-pasangan lain, disertai dengan beberapa rintangan yang perlu dilalui. Antara lain, kedua belah pihak banyak beradu mulut perihal persiapan pernikahan. Namun, itu bukanlah masalah yang besar dibanding dengan tragedi yang akan menimpa kedua pasangan berikut di hari-hari menjelang hari H.
Satu hari sebelum acara siraman di gereja St. Ignatius Loyola, Koko, mempelai pria sudah merasakan gejala-gejala tidak enak pada tubuhnya. Dia pun segera memeriksakan kondisi badannya ke dokter yang mana diketahui bahwa dia menderita gejala-gejala demam berdarah. Karena besoknya akan menikah, dokter pun hanya memberi obat dan menyarankan untuk menindaklanjuti apabila keadaan semakin parah.
ADVERTISEMENTS
Acara siraman pun tetap terlaksana meskipun disertai dengan drama dan tragedi, mulai dari mati lampu hingga si suami yang terkena DB
Sebelum acara siraman dimulai, Gita, mempelai wanita pun dikabarkan dengan berita buruk. Mempelai pria ternyata sudah berada di IGD karena ternyata dia memang mengidap penyakit demam berdarah.
Lemas lah saya di tempat. Saya langsung panik cari fufang lah, sari kurma lah, ini lah, itu lah. Sampai dimarahin sama mama papa karena saya jadi ribet sendiri – ucap Gita ketika menyadari bahwa suaminya terkena DB.
Meskipun begitu, acara siraman pun tetap berjalan meskipun pengantin pria tidak berada pada kondisi terbaiknya. Bahkan, sebelum acara midodareni dimulai, lampu gereja sempat mati dan membuat orang panik! Untungnya, lampu segera menyala sesaat sebelum acara dimulai dan acara midodareni pun dapat berjalan dengan lancar.
ADVERTISEMENTS
Ngenes banget, guys, Mbak Gita berdiri di pelaminan tanpa si suami! Meskipun airmata tak terbendung, Mbak Gita tetap tegar dan kuat menghadapi cobaan tersebut!
Pada hari selanjutnya, tepat pada acara resepsi, Gita pun mendapat kabar buruk dari pihak keluarga. Disampaikan oleh ayahnya bahwa dokter tak mengizinkan si suami untuk meninggalkan rumah sakit karena keadaannya yang sedang kritis. Alhasil, Mbak Gita harus berjalan menuju pelaminan sendirian, duh sedih banget! Meskipun begitu, Mbak Gita tidak sepenuhnya sendirian! Menurut adat Jawa, keris dapat melambangkan si empunya, oleh karena itu Mbak Gita ditemani oleh si Keris ketika berada di pelaminan sebagai perlambangan dari suaminya.
Acara resepsinya rasanya itu cepet banget. Yang ada di pikiran saya adalah cuma pingin segera ketemu maskoko di rumah sakit. Tamunya itu ga habis-habis loh. Sampai jam 1 lewat masih ada yang antri salaman. Saya sama sekali ga sempat duduk. Tiap kali yang nyalamin temen sendiri rasanya pingin meluk erat-erat dan jadi pingin nangis hahaha. Beneran deh.
Dikutip dari blog pribadi Mbak Gita.
Setelah acara resepsi usai, Mbak Gita pun langsung dibawa ke rumah sakit untuk menjenguk sang suami. Keduanya pun akhirnya bisa menikmati momen sebagai sepasang suami-istri yang sah setelah banyaknya ujian yang ada!
Wah, meskipun dalam pelaksanaan acara pernikahan ini banyak sekali hambatannya, Mbak Gita dan Mas Koko tetap tegar dan pantang mundur! Inilah bukti bahwa tidak akan ada yang bisa menghalangi dipersatukannya cinta sejati! Ketegaran Mbak Gita dalam menghadapi ujian-ujian di atas juga dapat menjadi pelajaran bagi kita semua. Tidak sepatutnya kita menyerah begitu saja pada cobaan-cobaan yang dirasa berat melanda. Ketika kamu menginginkan sesuatu, jangan biarkan halangan dan rintangan menghambatmu! Setuju kan, guys?