Menikah atau nggak itu sepenuhnya adalah pilihan. Enaknya hidup di zaman sekarang, generasi kita dapat sedikit lebih fleksibel memilih, menikah atau nggak, kapan akan menikah sampai menikah dengan siapa. Walau tentu ya nggak akan sebebas yang kamu bayangkan seperti di luar negeri ya, karena di negara kita masih ada batasan dan norma-norma yang tetap harus dijunjung tinggi perihal ini.
Pun soal memilih untuk bekerja atau nggak setelah menikah acapkali jadi pro dan kontra. Meski harusnya ini pun jadi pilihan bebas sang istri, fakta di lapangan membuktikan banyak juga perempuan yang pada akhirnya memilih berhenti bekerja setelah menikah. Ada yang secara sukarela demi mendedikasikan seluruh waktunya untuk keluarga, ada pula yang karena diminta oleh sang suami untuk fokus menjadi istri. Menjawab rasa ingin tahu, Hipwee iseng menanyakan ‘perlukah berhenti kerja setelah menikah’ kepada rekan-rekan perempuan yang saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan swasta. Seperti apa jawabannya? Simak yuk!
ADVERTISEMENTS
1. “Aku salut sih kalau ada yang berhenti kerja demi anak dan suami, artinya dia nggak egois dan mau ngorbanin karier dan kehidupan dia sendiri…”
“Aku salut sih kalau ada yang berhenti kerja demi anak dan suami, artinya dia nggak egois dan mau ngorbanin karier dan kehidupan dia sendiri demi orang lain. Tapi kuharap dia tahu konsekuensinya dan siap akan itu. Karena selain masalah finansial, kehidupan sosialnya mungkin bakal tereduksi. Sesimpel nggak punya temen akrab lagi dan ga punya me time lagi.”
— Ayeng, 25 tahun belum menikah tapi sok tahu
ADVERTISEMENTS
2. Katanya sih itu hak asasi, soal memilih berhenti kerja setelah menikah. Dengan alasan yang beragam, tentu masing-masing orang sudah punya pertimbangan~
“Menurutku berhenti kerja setelah nikah itu hak asasi setiap wanita. Mungkin ada alasan-alasan yang bisa dibenarkan, semisal ikut domisili suami, sedangkan pekerjaan sebelumnya beda kota, atau ingin fokus mengurus suami. Tapi menurutku, kalau masih di kota yang sama, nggak perlu lah sampai resign kerja. Toh abis nikah baru berdua, belum ada anak, tingkat kerepotannya juga belum tinggi. Lagipula kebutuhan rumah tangga kan banyak, misal kita ingin beli perkakas baru tapi musti minta suami dulu kan lebih baik kalau dari dompet sendiri. Mungkin yang memutuskan langsung resign setelah nikah belum tau hampanya hidup di rumah saat ditinggal suami kerja sendiri. Beda kasus jika sedang hamil atau punya anak, resign aku pikir merupakan langkah yang masuk akal jika ingin fokus mengurus anak & suami.”
— Lady, 28 tahun
ADVERTISEMENTS
3. Selama jadi keputusan bersama dan bukan hal yang otomatis dilakukan sih, sah-sah saja menurut Novi, salah seorang responden Hipwee ini
“Ya nggak apa-apa, asal itu udah jadi keputusan bersama antara suami-istri. Bukan semacam ‘hal yang seharusnya’ atau kayak otomatis gitu. Kalau berdasarkan kesepakatan gitu, harusnya pada respect sama kerjaan dan tanggung jawab masing-masing. Soalnya jadi stay at home parents juga pasti berat. Tapi lebih pengennya sih ke depannya, ini tuh harusnya bukan perdebatan soal cewek aja. Maksudnya cowok juga kalau berdasarkan pertimbangan mau resign terus jadi stay at home dad juga nggak apa-apa~”
— Novi, 35 tahun
ADVERTISEMENTS
4. Beda lagi menurut Arintya. Bekerja bikin perempuan jadi sosok yang lebih mandiri. In a good way, tentu ya
“Menurutku nggak perlu deh perempuan berhenti kerja, toh sekarang bekerja bisa dari mana aja. Soalnya berdasarkan observasiku yang tumbuh di lingkungan dengan banyak perempuan yang berhenti kerja, mereka jadi (maaf) bergantung sepenuhnya ke suami. Sementara sejak kecil aku diajarin ibuku untuk nggak bergantung sama siapa pun, termasuk suamiku kelak. Kalau bisa bekerja dan mengurus keluarga (seperti yg dilakukan ibuku selama hampir 30 tahun) kenapa nggak? Meski aku tahu banget perjuangannya bak menembus langit ketujuh.”
“Biaya me time makin mahal beb, masa iya mau nodong suami terus?”
— Arintya, soon to be 25 , sobat Youtube
ADVERTISEMENTS
5. Menurut Meily, itu semua tergantung kondisi pasangan juga. Tapi doi nggak setuju nih kalau alasannya sebatas mengabdi pada keluarga saja~
“Perlu atau nggak itu tergantung kondisi pasangan juga. Kalau memang diharuskan bekerja karena bantu finansial, ya kenapa nggak? Tapi kalau berhenti kerja karena alasan mengabdi pada keluarga, itu nggak adil menurutku. Artinya mengurus rumah tangga dibebankan pada cewek. Kecuali mungkin dengan pekerjaan suami aja udah cukup menunjang keuangan rumah tangga, it’s ok kalo pada akhirnya sang istri di rumah aja ngurus suami dan anak.”
— Meily, 28 tahun
ADVERTISEMENTS
6. Pun itu jadi pilihan dalam hidup orang baiknya kita nggak usah banyak komentar. Bukankah itu konsekuensinya nanti ditanggung masing-masing orang?
“Pertanyaan ini jawabannya sebenarnya relatif buanget ya, tergantung kesepakatan antara istri dan suami. Selama nggak ada yang merasa terbebani dengan keputusan berhenti atau lanjut kerja, rasanya kita sebagai orang luar yang nggak ada sangkut pautnya sama itu keluarga ya nggak ada hak buat menilai apapun. Karena mau berhenti atau lanjut kerja pasti ada plus minusnya masing-masing.”
— Ariana Grandul, 25 tahun
7. “Jangan sampai muncul anggapan bahwa istri yang bekerja jauh lebih baik dibanding mereka yang hanya mengurus rumah tangga dan anak-anak.”
“Nggak masalah jika perempuan berhenti bekerja setelah menikah, selama itu keputusan berdua. Jika sang suami menyanggupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri tentu nggak ada yang perlu diperdebatkan. Istri bisa fokus mengurus keluarga dan anak-anak. Jangan sampai muncul anggapan bahwa istri yang bekerja jauh lebih baik dibanding mereka yang hanya mengurus rumah tangga dan anak-anak. Mereka sama-sama perempuan tangguh. ”
— F, 26 tahun
8. Realistis juga adalah salah satu kunci, menetapkan pilihan. Kalau secara finansial oke, nggak masalah sih menurut Ayu
“Sah-sah aja sih. Semuanya tergantung visi-misi rumah tangga. Tapi ada beberapa syarat yang kudu dipatuhi sih, kayak suaminya udah nyukupin nafkah atau ada alternatif kerjaan dari rumah. Realistis aja, daripada anaknya ntar keteteran.”
— Ayu, 25 tahun
Nah, suara hati mereka sudah kamu baca. Sekali lagi, sebelum memutuskan hal semacam ini ada baiknya kamu dan pasangan berdiskusi untuk menetapkan strategi matang. Kalau soal ini saja masih galau, hati kecil masih bimbang dan suami masih plin-plan, lebih baik #JanganGegabahNikah dulu. Ingat, bekerja atau nggak itu hakmu sebagai perempuan. Pria sejati harusnya menghargai, apapun pilihan baik yang kamu pilih soal hidupmu selama kamu siap bertanggung jawab dan bahagia apapun jalan hidup yang kamu pilih pada akhirnya. Kalau menurut kamu, perlu nggak sih seorang perempuan berhenti dari kerjaan demi fokus pada suami atau keluarga?