Momen penting nan sakral yang nggak hanya persoalan ijab kabul ini seolah sepaket dengan acara resepsinya. Orang bilang sih resepsi itu wujud dari rasa syukur dengan niatan berbagi kebahagian. Makanya kebanyakan resepsi digelar besar-besaran, kalau perlu berlangsung hingga seharian atau ada yang sampai dua hari semalaman. Katanya sih biar tamu yang diundang bisa banyak, karena semakin banyak yang datang semakin banyak pula doa yang tercurah.
Tapi apa iya berbagi kebahagian harus berjam-jam lamanya? Buat apa juga nikah berjam-jam kalau yang terhamburkan bukan cuma rupiah tapi juga kesehatan sang punya hajat? Menggelar acara nikah dengan beragam rencana memang hak semua orang, tapi sebelum memutuskan untuk mengadakan acara seharian penuh. Ada baiknya kamu pikirkan kembali acara nikah itu bukan sekadar gengsi belaka atau foya-foya. Supaya acara syukuran kalian pun tak jadinya riya.
ADVERTISEMENTS
1. Kalau ijab kabulnya saja nggak sampai setengah jam lebih, kenapa acara salamannya bisa seharian penuh sih?!
Mengucapkan janji suci di hadapan penghulu, iring-iringan doa serta restu, sampai bagian sungkem dengan orang tua yang menciptakan haru, semua prosesi sakral yang kalau dihitung-hitung tak lebih dari setengah jam. Bukankah esensi nikah ada di setengah jam itu prosesi ijab kabul, dan sebenarnya bahagia pun sudah mulai tercurah dari sana.
Jadi apakah masih harus acara salam-salaman dengan tamunya dari siang sampai malam? Kan ada nasehat yang bilang, kalau yang cepat lebih baik, kenapa harus dilama-lamakan. Acara nikah juga dilihat bukan dari seberapa lamanya, tapi seberapa mendalam untuk mempelai, keluarga beserta tamu undangannya.
ADVERTISEMENTS
2. Mau nikah di rumah atau gedung, seberapa lama berlangusungnya acara tetap saja jadi biaya-biaya yang kamu keluarkan
Sewa gedung satu jam saja udah jutaan. Apalagi kalau harus dari pagi sampai malam, kebayangkan berapa banyak modal yang harus dikeluarkan untuk pelaminannya saja. Sama juga dengan nikahan di rumah, yang mungkin dipikiran kalian hanya butuh modal untuk tenda dan dekorasi. Padahal tetap saja ada biaya lain seperti listrik yang harus seharian penuh dipakai untuk sound system, lampu dekorasi, dan kebutuhan lainnya.
Belum lagi biaya kateringan yang disediakan untuk tamu selama seharian, atau baju pengantin yang dipakai nggak mungkin dari pagi sampai malam hanya satu busana. Wah, bisa-bisa bengkak pengeluaran kalian untuk acara nikahan saja. Padahal setelah nikah nanti kalian sendiri butuh modal untuk memulai mengarungi bahterah rumah tangga. Nggak mungkin ‘kan udah nikah, tapi masih minta orang tua?
ADVERTISEMENTS
3. Nikah yang pentingkan ijab kabulnya, bukan salam-salaman sama ratusan tamu yang kadang kamu sendiri nggak terlalu kenal juga
Biasanya ijab kabul dihadiri oleh kerabat dan teman yang benar-benar dekat dengan kalian. Tapi saat resepsi inilah yang harusnya kamu pikirkan lagi, sebab seringnya kamu dan pasangan harus salaman sama orang-orang yang sebenarnya nggak terlalu bahkan sama sekali nggak kalian kenal. Nah, kalau begini apa masih wajib acara nikahan seharian penuh cuma untuk salaman sama ratusan tamu?
Bukan tak ingin berbagi kebahagian ke banyak orang. Tapi setidaknya kalau dengan orang terdekat saja cukup. Kenapa harus memaksakan diri untuk ratusan bahkan ribuan orang itu?
ADVERTISEMENTS
4. Kalau dua atau tiga jam berdiri saja udah terasa capek, kenapa harus memaksakan diri seharian penuh di pelaminan?
Semua orang juga sudah tahu, kalau acara sakral ini nggak hanya membutuhkan materi atau waktu tapi juga tenaga kalian. Mau sesenang apapun perasaanmu sebagai mempelai, tubuhmu tetap nggak akan bisa menghindari rasa lelah yang datang. Mengingat tenagamu terpakai bukan cuma saat berdiri di pelaminan, tapi jam sebelum ijab kabul dimulai persiapan mentalpun tetap menyedot segala yang ada di dirimu.
Jadi sebelum kamu benar kelelahan karena harus menyambut ratusan tamu seharian penuh. Lebih baik batasi waktu, dua atau tiga jam saja juga udah cukup untuk sebuah syukuran kebahagian kamu.
ADVERTISEMENTS
5. Toh berbekas atau tidaknya nikahanmu bukan dari lamanya acara, tapi dari seberapa hangat dan dekatnya kamu dengan kerabat yang ada
Setiap orang pasti inginnya momen sakral ini membekas diingatan. Kan doanya juga pernikahan ini jadi yang pertama dan terakhir seumur hidup. Tapi apa benar, ukuran berbekas atau tidaknya pernikahanmu cuma dilihat dari lamanya acara? Bukankah kehadiran keluarga, kerabat atau teman terdekat saja udah bikin hangat suasana yang akhirnya tak terlupakan olehmu.
Apalagi ditambah dengan sedikit percakapan yang bukan sekadar basa-basi, tapi benar-benar pengakuan tentang perasaan mereka satu persatu. Dijamin kamu bakal selalu ingat pula wajah-wajah senang sekaligus haru itu.
ADVERTISEMENTS
6. Persiapan untuk nikah saja udah menguras tenaga, apa kamu nggak sayang sama kesehatan kalian juga keluarga?
Ngurus surat-surat untuk ke KUA, cek kesehatan pra nikah, sampai urusan sewa menyewa dan pesan memesan segala keperluan hari H, jangan dipikir itu tak membutuhkan tenaga. Bahkan tenaga serta pikiranmu tercurah bukan hanya sehari dua hari, tapi bisa berbulan-bulan lamanya. Dibilang capek, ya udah pasti. Kadang kalian sendiri bisa mendadak sensitif karena terlalu panik sekaligus capek dengan persiapan itu.
Nah, kalau persiapannya saja nggak mudah dan butuh tenaga gitu. Apa iya kamu masih mau menguras tenaga lagi untuk berdiri atau berdiam dipelaminan seharian penuh atau sampai dua hari semalaman? Bagaimana kabar kondisi badan kalian atau keluarga besar juga? Karena yang penting itu bukan hanya rupiah, tapi juga kondisi tubuh semuanya.
7. Karena yang penting itu bukan lamanya ada dipelaminan, tapi langengnya bahtera rumah tangga kalian
Menikah itu bukan hanya dihari ijab kabul terucap saja. Tapi menikah itu lebih ke persoalan menjalani bahtera rumah tangga sampai kalian menua bersama. Apalagi urusan megah atau lamanya resepsi kalian, diibaratkan perhiasan yang bisa dipakai bisa juga tidak. Toh nggak ada yang lebih baik dari doa untuk menghiasi pernikahan kalian ini.
Rencana nikah memang selalu membuat orang bersemangat, tapi sebelum rupiah dan kodisi tubuh terkuras habis. Nggak ada salahnya juga kan memikirkan lagi baiknya acara ini berlangsung berapa lama. 🙂