Glamornya pesta pernikahan sudah berlalu, tamu-tamu sudah pulang dan saat-saat riuh masa persiapan pernikahanmu sudah terlewati. Sekarang kamu sudah resmi menyandang status sebagai suami istri dengan pasanganmu dan kalian berdua akan bersiap memulai babak baru di kehidupan. Terlepas dari berapa lama masa pacaran kalian, hidup berumah tangga akan menjadi sesuatu yang baru dan pastinya akan membutuhkan sedikit atau bahkan banyak penyesuaian.
Berikut ini Hipwee Wedding akan mengulas sebagian hal yang pasti harus kamu sesuaikan dengan pasangan pasca memasuki kehidupan sebagai pasutri. Penting nih biar masa-masa pernikahanmu mulus, meski tetap nggak mungkin semulus kulit telur sih, minimal pernikahanmu akan bebas dari cekcok yang nggak perlu. Simak dulu hal-hal berikut ini…
1. Jika sebelumnya kamar mandi tidak pernah jadi persoalan sebelum kalian menikah, setelah menikah hal ini bisa jadi problem yang cukup serius
Ternyata masalah kamar mandi juga bisa jadi bahan cekcok dalam rumah tangga, lho. Bayangin aja kalau sebelumnya kamu biasa pakai kamar mandi dengan peralatan sendiri sesuka hati, sekarang setelah berumah tangga kamu akan berbagi dengan orang lain SELAMANYA. Ya, selamanya nggak sebentar lho, jadi pastikan sejak awal kalian sudah membicarakan baik-baik soal ketentuan menggunakan kamar mandi dan peralatan di dalamnya.
Diskusikan pada suamimu tentang pembagian waktu pemakaian kamar mandi (ya, siapa sangka ternyata suami lebih lama nongkrong di kamar mandi daripada si istri?), tentang pemakaian sabun dan odol (iya, cara mencet odol aja bisa memicu pertengkaran kalau nggak cocok), tentang peletakan barang-barang yang sudah digunakan setelah mandi seperti handuk, pakaian bekas pakai dan sebagainya. Jangan sampai karena tidak ada komunikasi yang baik sebelumnya, kita jadi memendam dongkol. Bahaya ‘kan kalau kita malah jengkel sama pasangan tapi nggak terungkapkan, sekali meledak…wah malah gawat. Jadi, sejak awal terbukalah pada pasangan soal hal ini, ya!
2. Kebiasaan tidur yang baru terungkap pasca menikah mungkin akan sedikit bikin syok pada awalnya, tapi semua pasti bisa dibicarakan, kok
Siapa sangka pasangan ternyata hobi kentut sambil tidur atau ngoroknya keras banget, sampai dinding rasanya ikut bergetar tiap kali pasangan kita ngorok. Sebelumnya mungkin kita udah tau ya, soal kebiasaan ini. Tapi kalau benar-benar harus berbaring di samping seseorang yang punya kebiasaan ‘aneh’ saat tidur seumur hidup, kira-kira kamu siap nggak? Sedari awal sih sebaiknya dibicarakan ya, agar kita bisa siap mental dan nantinya nggak bakalan ilfil atau ngomelin pasangan tentang kebiasaan ini. Ingat, kalian sudah menikah dan pasangan kalian sudah mentok nggak bisa ditukar tambah lagi 🙂
3. Malam pertama adalah malam yang ditunggu-tunggu apalagi kalau kamu dan pasangan memang berkomitmen sejak awal untuk menjaga keperawanan sampai menikah. Tapi tunggu, kenapa ternyata malam pertama tak seindah di film-film, ya?
Jujur aja, apa sih yang ada di benakmu saat membayangkan malam pertama? Syahdunya? Mesranya? Asyik bercumbu dengan pasangan yang sekarang sudah resmi jadi istri atau suamimu? Nah, faktanya malam pertama nggak melulu seindah adegan di film romantis atau novel roman lho. Sebagai pasangan yang sama-sama tak punya pengalaman, kalian akan beradaptasi untuk berhubungan intim dengan pasangan dan pastinya hal tersebut akan sedikit canggung dan aneh. Malu, senang, bersemangat dan menggebu-gebu melebur jadi satu, dan hasilnya? Bisa langsung gol, bisa juga gagal.
Apalagi bagi istri yang baru pertama kali melakukannya, mungkin akan merasa sakit dan tak nyaman di awal-awal. Bisa jadi kalian berdua bingung harus melakukan apa dan saat mencoba memilih membatalkannya karena rasa tak nyaman atau sakit yang dirasakan. Tapi kalau kamu dan pasangan tidak menganggap kecanggungan di kamar saat malam pertama hal yang patut dipermasalahkan, maka bisa jadi momen itu akan jadi momen yang lucu dan bisa jadi lelucon untuk ditertawakan bersama-sama. Seiring waktu, seks akan jadi hal yang menyenangkan, jika gagal saat pertama kali melakukannya, yang kalian butuhkan hanya sedikit latihan 😀
4. Tanggung jawab masing-masing pasangan harus dipertegas sejak awal agar tak ada kesalahpahaman di kemudian hari. Meski suamimu mungkin seorang chef, bisa jadi di rumah dia ingin kamu yang memasakkan makan malam untuknya
Sebagai pasangan modern yang sudah tidak terlalu terikat aturan baku ala ortu zaman dulu, tugas dan tanggung jawab masing-masing pasangan sebaiknya didiskusikan sejak awal. Emang sih, semua hal nggak akan habis dibicarakan dalam sekali duduk, tapi setidaknya yang mendasar sudah sama-sama disepakati sejak awal semisal tentang pembagian tugas rumah tangga seperti tugas cuci pakaian, cuci piring, beres-beres kamar dan sebagainya.
Tapi ingat, kalian adalah partner ya, jadi pengerjaan tanggung jawab bukan hal yang baku, sesekali kita bisa kok mengerjakan bagian pasangan, atau pasangan mengerjakan bagian kita saat kita sibuk atau sakit. Intinya sih sama-sama sudah paham tentang hak dan kewajiban satu sama lain agar masa berumah tangga kalian nggak dihiasi perdebatan yang tak penting. Kalau emang cinta, ya sebenarnya nggak perlu terlalu perhitungan lah sama pasangan. Suami membuatkan teh atau kopi buat istri nggak perlu jadi beban kan, kalau emang cinta? Atau menggantikan peran suami mengantarkan motor atau mobil ke bengkel nggak perlu merasa enggan apalagi kalau suami memang sibuk.
5. Tentang keuangan, peertegas lagi pengaturannya pasca menikah karena bisa jadi pikiran pasangan kita berubah setelah melihat shopping behaviour atau pendapatan kita yang sebenarnya
Jika sebelumnya pasangan kita membolehkan melakukan suatu hal sebelum menikah, belum tentu hal tersebut tetap berlaku pasca menikah. Sekali lagi, bicarakan dan diskusikan baik-baik saat kita merasakan hal yang mengganjal pada suami. Misalnya, jika sebelum menikah suami membolehkan istri yang pegang keuangan bersama namun setelah menikah malah terlihat enggan menyerahkan kartu ATM dan buku tabungannya, atau istri yang awal mula berjanji untuk hemat dan menabung tapi ternyata malah online shopping melulu tanpa memikirkan anggaran belanja keluarga. Nah, itu artinya ada yang mengganjal di hati salah satu pasangan. Buat kesepakatan bersama secara jelas di awal masa berumah tangga agar ke depannya nggak perlu ada pertengkaran. Ingat, perhatikan situasi dan kondisi pasangan ya sebelum mengajak pasangan berdiskusi serius, biar sama-sama enak.
Akan ada banyak sekali hal yang harus pasangan sesuaikan pasca menikah. Mungkin cekcok kecil nggak akan terhindarkan, tapi hal yang kecil ya nggak perlu diperpanjang kalau mau pernikahanmu indah dan bahagia. Yang penting komunikasikan dengan baik segala sesuatunya dan belajar berkompromi. Iya, setelah menikah kamu akan tahu bahwa sikap mengalah dengan elegan akan jadi kunci untuk menyelamatkan rumah tanggamu. Dengan catatan, tidak ada KDRT atau perselingkuhan, ya!