Menulis gelar di undangan pernikahan adalah hal lazim yang dilakukan di Indonesia. Gelar yang ditulis itu adalah gelar akademis maupun gelar ibadah seperti Haji atau Hajjah. Kadang malah nggak cuma mempelainya saja yang diberi gelar. Orang tua masing-masing mempelai juga turut serta dikasih gelar.
Sebetulnya sah nggak sih, menulis gelar di undangan pernikahan? Untuk menjawab pertanyaanmu, Hipwee Wedding akan sajikan pro dan kontra menulis gelar di undangan pernikahan. Supaya seimbang, disimak baik-baik ya.
ADVERTISEMENTS
Pro
ADVERTISEMENTS
Ingin membuka pintu rejeki, terutama jika dibaca oleh tamu yang kebetulan punya latar belakang pendidikan sama, ‘kan bisa peluang kerja sama
Menuliskan gelar di undangan bisa jadi membuka pintu rejeki. Misalnya begini, kamu menulis gelarmu sebagai Sarjana Ekonomi. Maka jika tamu membaca gelarmu dan ingin ajak kerja sama, mereka tidak sungkan menghubungi kamu. Nah, begitu pula dengan profesi-profesi yang lain. Semakin kamu dikenal orang, maka semakin mudah pula pintu rejeki terbuka.
ADVERTISEMENTS
Kamu tinggal jauh dari orang tua. Tujuan agar lebih bisa dikenal orang berikut profesinya juga merupakan hal yang masuk akal
Itu anaknya Pak Budi yang mau nikah. Kok nggak pernah kelihatan ya, ohh, ternyata sudah sukses lulus kuliah
Bagi kamu yang jarang pulang (sekalinya pulang adalah mau nikah), maka cukup penting untuk mengenalkan dirimu dengan penambahan gelar di undangan. Agar orang lain (terutama tetangga dan rekan orang tua) tahu bahwa kamu sudah berhasil mendapatkan gelar dan pendidikan yang diinginkan.
ADVERTISEMENTS
Agar dibilang serasi oleh orang-orang dan bukti bahwa kamu pintar memilih jodoh dengan gelar yang tepat. Hihihi…
Menuliskan gelarmu dan dia secara nggak langsung bertujuan agar orang lain menilai kalian serasi. Terlebih jika gelarnya dianggap cukup prestisius. Anggapannya, kamu adalah orang yang pintar memilih jodoh. Bahkan kamu bisa membuat orang yang punya gelar dan profesi tertentu jatuh cinta sama kamu. Iya, terlebih jika kamu sudah lama jomblo. Betapa bangganya.
ADVERTISEMENTS
Tulislah gelar kalian, kalau kamu dan dia punya strata gelar yang sama. Sama-sama S1 misalnya, atau sama-sama S2
Bukan bermaksud membandingkan, tapi alangkah baiknya jika kamu menulis gelar hanya jika kamu dan pasangan punya strata yang sama. Misalnya sama-sama S1 atau S2. Nggak lucu kalau kamu punya gelar dan ingin ditulis, sementara pasanganmu belum punya. ‘Kan jadinya kurang imbang.
ADVERTISEMENTS
Diminta orang tua. Gelar adalah bukti bahwa orang tuamu mampu menyekolahkan anaknya tinggi-tinggi. Sah-sah saja jika mereka ingin membanggakannya
Pamungkasnya, kalau orang tua sudah bersabda untuk menuliskan gelar, ya kamu bisa apa. Sebagian orang tua memang beranggapan gelar anak di undangan adalah kebanggaan tersendiri. Apalagi kalau mereka sudah bersusah payah menyekolahkan anaknya sampai tinggi.
Kontra
Untuk mengetahui kontranya, cek halaman berikutnya ya