Meski Festival Hanami Dilarang, Tapi Warga Tokyo Tetap Ramai Menikmati Mekarnya Sakura

Bunga Sakura Mekar di Tokyo

Setiap tahunnya, kurang lebih ada 8 juta wisatawan datang ke Jepang di musim sakura atau disebut cherry blossoms. Musim sakura setiap tahunnya berbeda. Ia datang pada awal musim semi yang jatuh di akhir bulan Maret hingga awal April. Untuk setiap prefekturnya berbeda, ada yang jatuh lebih awal ada pula yang datang di akhir April. Untuk Tokyo sendiri, musim sakura sudah mencapai puncaknya pekan ini.

Bedanya dengan tahun-tahun sebelumnya, tidak ada perayaan atau festival sakura di taman-taman yang berada di kota Tokyo. Meski jumlah pengunjungnya berkurang drastis, hal itu nggak berarti tidak ada yang datang ke taman. Ternyata masih ada ribuan warga Tokyo yang datang ke berbagai taman di kota tersebut. Hanami atau berkumpul di bawah pohon sakura masih jadi menu wajib tiap tahunnya.

ADVERTISEMENTS

Warga Tokyo menikmati mekarnya bunga sakura di taman-taman yang ada di kota tersebut. Meski sedang terjadi pandemi, warga Tokyo nggak mau melewatkan hanami setahun sekali

Meski Festival Hanami Dilarang, Tapi Warga Tokyo Tetap Ramai Menikmati Mekarnya Sakura

cherry blossoms tokyo via www.npr.org

Merebaknya pandemi Covid-19 nggak menyurutkan keberanian warga Tokyo menyambut musim sakura yang datang pekan ini. Mereka datang berbondong-bondong ke berbagai taman dan memilih spot terbaik di bawah pohon yang penuh mekaran bunga sakura. Momen mekarnya bunga yang identik dengan warna putih dan merah muda itu selalu dinantikan warga Jepang. Hal ini karena mekarnya sakura hanya terjadi 2 minggu dalam setahun.

ADVERTISEMENTS

Menikmati sakura dengan ‘ritual’ hanami nggak boleh dilewatkan. Meski lebih sepi dari biasanya, namun tetap saja ramai yang datang berhanami ria di sana

Meski Festival Hanami Dilarang, Tapi Warga Tokyo Tetap Ramai Menikmati Mekarnya Sakura

beberapa warga mengenakan masker via www.npr.org

Beberapa warga datang ke sana pun nggak menggunakan masker. Tidak terlalu banyak perbedaan Tokyo hari ini dengan hari-hari biasa. Orang masih sibuk bekerja, masih ramai di kereta, dan juga masih bersemangat berhanami di taman-taman kota. Hanami yang artinya berkumpul bersama keluarga atau sahabat di bawah pohon sakura yang mekar jadi menu wajib tiap tahun di musim semi. Tahun ini pemerintah kota Tokyo telah membatalkan festival dan perayaan hanami di Tokyo. Namun hal itu tidak bikin warga Tokyo takut menikmati keindahan sakura.

ADVERTISEMENTS

Diprediksi akan ada peningkatan kasus di Jepang 2 minggu ke depan. Hal ini karena ribuan orang berkumpul di taman-taman

Meski Festival Hanami Dilarang, Tapi Warga Tokyo Tetap Ramai Menikmati Mekarnya Sakura

masih ramai nih sakura via www.stripes.com

Membludaknya warga di berbagai taman di kota Tokyo ini tentu meresahkan. Kejadian ini dianggap pemerintah meresahkan karena beresiko tinggi menyebarkan Covid-19. Pemerintah Jepang takut negaranya bisa menyusul Italia, di mana korban positif Covid-19 terus berjatuhan dan tingkat kematiannya tinggi. Meski begitu, budaya orang Jepang yang selalu membatasi interaksi dengan orang lain, termasuk berjabat tangan sekalipun, tentu bisa sedikit mengurangi potensi meledaknya kasus di negeri sakura. Pemerintah pun mempertimbangkan untuk melakukan lockdown jika dirasa ke depan jumlah korban terus meningkat.

Meski Festival Hanami Dilarang, Tapi Warga Tokyo Tetap Ramai Menikmati Mekarnya Sakura

bisa terjadi seperti italia via www.scmp.com

Hanami sakura adalah acara penting setiap tahunnya di Jepang. Meski sudah dilarang berkerumun namun warga tetap mengunjungi mekarnya sakura sekali setahun. Semoga peristiwa ini tidak bikin korban lebih banyak lagi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Traveler Baper, Penghulu Kaum Jomblo

Editor

Traveler Baper, Penghulu Kaum Jomblo