Beberapa hari terakhir, publik di Sukabumi dihebohkan oleh tumpukan batu misterius di Sungai Cibojong, Kampung Cibojong, RT 001 RW 001, Desa Jayabakti, Kecamatan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat. Tumpukan batu yang bentuknya mengerucut ini membuat warga penasaran siapa pembuatnya. Jumlah tumpukan batu di Sungai Cibojong ini cukup banyak yakni 90 titik. Peristiwa ini heboh pada tanggal 1 Februari yang lalu.
Macam-macam tafsiran akan tumpukan batu tersebut. Ada warga yang beranggapan ini adalah efek dari gerhana bulan Super Blue Blood Moon minggu lalu. Tak sedikit yang berasumsi bahwa kejadian ini adalah fenomena mistis alias kerjaan makhluk halus. Pihak aparat kepolisian pun mendatangi lokasi Sungai Cibojong tersebut karena warga berduyun-duyun datang ke sana. Nah, kira-kira siapa sih yang bikin tumpukan batu tersebut?
ADVERTISEMENTS
Tumpukan batu misterius di Sungai Cibojong, Kecamatan Cidahu, bikin warga setempat gempar. Mereka meyakini bahwa tumpukan batu ini bukan dibuat oleh manusia namun oleh peristiwa mistis. Ada-ada saja memang…
Fenomena unik batu yang ditumpuk secara misterius ini menggegerkan masyarakat kecamatan Cidahu, Sukabumi. Bagaimana tidak, tumpukan batu dengan keseimbangan yang paripurna ini dianggap fenomena mistis, alih-alih berpikir manusia biasa yang membuatnya. Bahkan ada yang berujar bahwa tumpukan batu ini efek dari gerhana bulan minggu lalu. Klenik memang sulit dilepaskan dari masyarakat Indonesia, terutama masyarakat pedesaan. Buktinya banyak yang menganggap tumpukan batu itu dibuat oleh kekuatan mistis.
ADVERTISEMENTS
Komunitas Rock Balancing Indonesia, sebuah komunitas seni keseimbangan mengaku yang membuat tumpukan batu tersebut. Ini seni Bro, bukan mistis!
Jika masih ada yang bingung, beliaulah seniman yang kerja lembur membikin rock stacking di sukabumi #sukabumi. Salam…
Posted by ROCK BALANCING INDONESIA on Thursday, February 1, 2018
Alih-alih berpikir ini sebuah karya seni dengan nilai estetika yang indah, pihak terkait justru menghancurkan batu-batu tersebut dengan dalih menghindari kemusyrikan. Ya kali muncul umat penyembah batu gara-gara tumpukan batu. Seharusnya pihak keamanan atau pemerintah cukup mencari tahu siapa pembuatnya dan segera menenangkan warga yang berduyun-duyun datang ke Sungai Cibojong tersebut hingga sawah yang dilewati menjadi rusak. Toh, pihak yang membuat tumpukan batu sudah mengakui kalau itu adalah karya komunitas mereka, yakni Rock Balancing Indonesia.
Jika masih ada yang bingung, beliaulah seniman yang kerja lembur membikin rock stacking di sukabumi #sukabumi.
Salam dari kami Komunitas Balancing Art untuk warga Sukabumi dan sekitarnya.
Akan banyak kejutan dari kami selanjutnya.
Dan mohon siapapun Anda yang membaca halaman ini. Kami minta bantuannya untuk menyampaikan keberadaan Komunitas kami.Komunitas kami bernama :
BALANCING ART INDONESIA
ROCK BALANCING INDONESIA
ADVERTISEMENTS
Komunitas ini punya tujuan yang baik, yakni ingin agar masyarakat mau menjaga alam agar tercipta keseimbangan. Mereka menyayangkan aparat yang justru menghancurkan karya seni tersebut
Komunitas Rock Balancing Indonesia mengaku merekalah yang menghasilkan karya seni tersebut. Tujuan mereka pun ingin menyampaikan pesan untuk menjaga alam sekitar. Mereka sangat menyayangkan kerja keras mereka untuk menghasilkan karya seni keseimbangan justru dianggap mendekatkan pada kemusyrikan. Apalagi akhirnya batu-batu di 90 titik itu ikut dihancurkan. Seni ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan mistis, apalagi untuk dipersembahkan.
Setelah tahu itu sebuah karya seni apakah mereka akan merasa bersalah menghancurkannya ?
Saya rasa tidak akan.
Gengsi, arogansi, ambisi mereka tidak akan mampu mereka kalahkan.Sementara Balancing Art Indonesia adalah seni tanpa batasan religi.
Seni yang mengajarkan kita sadar jika kita hanyalah bagian dari ciptaan Tuhan yang hidup di antara berbagai elemen alam.
Eleman alam yang saling berhubungan satu sama lain.
Jika salah satunya terganggu maka yang lainnya akan bermasalah.
Para Balancer yang ada di Indonesia selama ini mengajak semua orang dekat dan kembali menjaga alamnya.
Para Balancer pun mempunyai etika ketika berkarya seni di setiap wilayah. Selain tidak merusak alam, tidak membahayakan dan tidak merusak estetika yang sudah ada.– Facebook Rock Balancing Indonesia –
Harus diakui, warga Indonesia ini memang belum semuanya terdidik. Di dunia maya mudah menyebar berita HOAX, di dunia maya mudah menyebar dan percaya dengan fenomena mistis. Semoga komunitas ini tetap jalan terus dan makin populer namanya berkat kejadian ini.