Traveling itu kayak makanan — tiap orang punya gaya dan preferensinya masing-masing. Ada yang suka ngeloyor sendirian, ada yang rame-rame. Ada yang demen menjelajah destinasi dalam negeri, ada pula yang lebih suka ke luar negeri. Yang mana pun, mereka sama-sama berusaha untuk mencari makna dari sebuah perjalanan, dengan alasan yang sederhana sampai yang mendalam.
Berikut adalah tipe-tipe traveler yang biasanya kita temui di perjalanan. Kalau kamu kira-kira masuk yang mana, ya? Cari tahu, yuk!
Dari caranya melakukan perjalanan, traveler bisa digolongkan menjadi tipe-tipe berikut:
ADVERTISEMENTS
1. Backpacker, didominasi oleh anak muda yang belum kaya tapi masih banyak tenaga
Inilah gaya jalan-jalan yang biasa diadopsi oleh anak muda yang belum kaya—baik secara pengalaman maupun finansial— tapi punya banyak tenaga untuk menjelajah. Tipe ini gampang dikenali dari bawaannya, yaitu sebuah ransel keril yang dia bawa ke mana-mana. Semakin lusuh ranselnya, maka semakin banyak pula pengalaman dia menjelajah.
Tipe ini juga identik dengan kebebasan menjelajah dan keleluasaan waktu. Mereka gak begitu suka menjelajah dengan jadwal yang saklek ala turis dan lebih santai karena mereka sengaja merancang waktu liburan yang lumayan panjang..
ADVERTISEMENTS
2. Ada juga flashpacker, pemilik semangat traveling yang serupa dengan backpacker namun punya dana lebih untuk kenyamanan ekstra
Flashpacker adalah mereka yang traveling dengan “gaya”. Tipe ini punya semangat yang sama dengan backpacker soal menjelajah, meski umumnya punya waktu yang lebih terbatas. Tapi, mereka biasanya punya dana yang lebih untuk mendapatkan kenyamanan ekstra dibanding backpacker, seperti hotel, pesawat, dan transportasi dalam kota.
ADVERTISEMENTS
3. Ada lagi turis yang lebih suka jalan-jalan dengan cara setor uang dan terima beres
Nah, kalau tipe traveler yang satu ini juga senang jalan-jalan, tapi gak pengen repot mengatur perjalanannya sendiri. Untungnya, mereka biasanya diberkahi dengan kemapanan finansial, sehingga bisa membayar agen perjalanan dan tinggal setor badan aja untuk traveling. Mau gak mau, mereka memang mesti mengikuti seluruh jadwal dari paket perjalanan yang mereka pilih. Tapi, beginilah cara mereka menikmati sebuah perjalanan.
ADVERTISEMENTS
4. Bagi traveler perencana, setiap hal mesti dipersiapkan dengan matang sebelum perjalanan benar-benar dilakukan
Sebelum melakukan perjalanan, traveler yang satu ini selalu melakukan riset yang mendalam tentang destinasi yang dikunjungi serta menyusun itinerary yang mendetil. Bahkan, mulai dari keluar hotel, makan, dan jalan-jalan udah ada jadwal dan lokasi pastinya masing-masing.
Tipe traveler ini terbiasa dengan jadwal. Susunan acara itinerary yang mereka buat adalah demi pengalaman yang seoptimal mungkin. Beberapa dari mereka adalah travel organizer yang rajin ngajakin orang-orang melakukan open trip di forum-forum komunitas traveler.
ADVERTISEMENTS
5. Sebaliknya, ada juga traveler spontan — yang memilih melakukan perjalanan tanpa berpedoman pada rencana
Mereka ini kebalikannya traveler penggila rencana. Iya, traveler tipe spontan gini gak punya rencana perjalanan, dan gak berencana untuk bikin rencana. Mereka adalah traveler impulsif yang langsung berangkat begitu punya keinginan. Mereka ngikut aja ke mana angin membawa mereka, dan “Lihat aja entar…” adalah jargon mereka.
Mungkin seandainya kecopetan sekalipun, mereka bakal tetep selow. “Tenang, bisa ngutang…” kata mereka dalam hati, sembari ngambil gorengan di warung yang seumur hidup nggak akan pernah mereka kunjungi lagi.
ADVERTISEMENTS
6. Traveler budget alias kere, mirip-mirip backpacker tapi lebih mengenaskan seru
Inilah tipe traveler yang rela ngemper di peron stasiun dan menumpang truk bak terbuka. Meski dananya pas-pasan, itu gak menyurutkan niat mereka untuk traveling. Mereka selalu berusaha mensiasati dana mereka yang minim dengan berhemat; makan di warteg dan tidur di mushola pun dijabanin. Yang penting, keinginan menjelajah mereka tergenapi.
Mereka ini juga biasanya identik dengan ransel di punggung alias backpacker. Tapi, meski bujet yang minim, mereka justru punya jiwa traveling yang tinggi.
7. Sementara, traveler unlimited punya kemampuan untuk membayar semua keinginan mereka dengan kartu sakti alias kartu kredit
Mereka adalah golongan mapan yang dilengkapi kartu sakti alias kartu kredit. Traveler tipe ini biasanya royal rela merepotkan diri sendiri demi sanak keluarga mereka yang gak ikut jalan-jalan. Terbukti dengan jumlah oleh-oleh yang mereka bawa sepulangnya dari bepergian.
8. Traveler guidebook-minded adalah mereka yang lebih suka jalan-jalan ke suatu tempat yang diulas di buku-buku perjalanan
Tipe traveler yang satu ini terinspirasi melakukan perjalanan dari buku-buku perjalanan yang mereka baca. Seperti halnya traveler perencana, mereka merencanakan perjalanan dengan mendetil berdasarkan info yang mereka dapatkan dari buku panduan. Biasanya, tujuan mereka adalah tempat-tempat yang populer di kalangan turis. Bagi mereka, belum afdol jika belum punya buku panduan lengkap ala Lonely Planet.
9. Beda lagi dengan traveler blusukan. Mereka yang suka tersesat untuk menemukan tempat baru yang belum terjamah
Traveler blusukan kurang tertarik pada destinasi mainstream yang udah dipenuhi turis. Bagi mereka, tempat yang jarang terjamah orang adalah tempat terbaik, meski itu berarti mereka haru bersusah payah blusukan keluar masuk hutan dan menyusuri jalan setapak. Menurut traveler ini, menjelajah keluar dari jalan yang biasa dilewati orang adalah petualangan yang sebenarnya.
10. Traveler rombongan: bagi mereka, traveling adalah hal yang mesti dinikmati bersama
Tipe traveler ini bepergian dalam jumlah besar— mereka bisa teman kantor dan keluarga. Tapi ada juga sih rombongan yang sebelumnya gak kenal satu sama lainnya, alias hanya disatukan oleh agen perjalanan atau open trip yang sama. Traveler ini biasa diabsen saat naik dan turun dari bus, untuk mencegah salah satu dari mereka tertinggal di tempat wisata. Kalau foto, mereka akan selalu siap dengan banner ukuran jumbo.
11. Sebaliknya, solo traveler lebih suka menikmati perjalanan dalam kesendirian
Tipe pelancong yang ini nggak takut ke mana-mana sendirian. Menurut mereka, seru tidaknya traveling nggak didefinisikan oleh ada tidaknya teman perjalanan (seperti yang pernah Hipwee tulis di sini). Justru, merek lebih leluasa keluar “jalur”.
Para solo traveler punya insting untuk mencari rute di luar kebiasaan traveler lain. Mereka bisa ditemukan sedang duduk seorang diri di stasiun kereta kota kecil, sampai celingak-celinguk sendirian mencari jalan di tengah-tengah pasar. Gak apa-apa, yang penting happy!
12. Bagi traveler road trip, menjelajah dengan kendaraan pribadi adalah kepuasan tersendiri.
Bagi traveler tipe road trip ini, menggilas aspal jalanan dengan kendaraan pribadi adalah kepuasan tersendiri. Mereka melaju berkilo-kilometer untuk mencapai tempat tujuan, tapi sesekali juga berhenti untuk menikmati tempat wisata yang kebetulan dilewati, atau sekadar melepas penat akibat berkendara berjam-jam.
Gak cuma dari caranya, tipe traveler juga bisa dibedakan dari tujuan mereka.
13. Ada traveler umroh, yang melaksanakan ibadah sekalian jalan-jalan
Jika naik haji diisi dengan niat ibadah, maka sebagian traveler umroh terbang jauh-jauh ke Timur Tengah untuk beribadah DAN berwisata. Sambil menyelam minum air lah, ya. Sebagian dari mereka membagi kadar ibadah dengan wisata secara bijak. Namun, ada juga sih yang sedikit beribadah, sedikit wisata, tapi banyak belanja. Hehehe.
14. Mereka yang punya jiwa sosial dan mengasihi biasanya jadi traveler sukarelawan
Mereka ini biasa mengarungi tempat-tempat yang terisolasi untuk menjalani misi, program, dan kegiatan sosial lainnya. Dikirim oleh NGO dan/atau perusahaan untuk keluar masuk hutan, tipe traveler seperti ini ada dalam misi demi membantu warga setempat dan lingkungan sekitar.
15. Sementara, sebagian mahasiswa mencari kesempatan jadi traveler lewat KKN
Tunggu dulu, ini bukan perjalanan dinas yang seperti kalian bayangkan. Ini perjalanan yang dilakukan oleh mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata. Di sela-sela kesibukan program pengabdian pada masyarakat, mereka menyempatkan diri buat jalan-jalan di daerah yang mereka singgahi. Yah, kapan lagi? Apalagi, sekarang sudah banyak KKN-KKN universitas yang dilaksanakan di daerah-daerah yang memiliki potensi wisata luar biasa, seperti Raja Ampat, Ambon, Belitung, atau Bunaken.
16. Ada pula mahasiswa yang jadi traveler pertukaran pelajar
Alasan utama mereka dikirim jauh-jauh ke luar negeri memang buat menimba ilmu. Tapi, apa salahnya mumpung di sana sekalian jalan-jalan? Hitung-hitung latihan bahasa lokal! (Kalau kamu mau seperti mereka, Hipwee pernah ulas tips mendapatkan beasiswa luar negeri disini).
17. Traveler pebisnis: orang-orang yang lebih sering bepergian demi pekerjaan. Jalan-jalan senang, ada waktunya sendiri.
Tipe traveler yang satu ini bepergian dari satu kota ke kota lain demi perjalanan dinas. Entah itu mengikuti tender, inspeksi ke kantor cabang, maupun berurusan dengan klien. Enaknya, perjalanan mereka pasti dibiayai perusahaan, mulai dari transpor dan akomodasi. Mereka juga diberi uang saku yang kadang-kadang sisa.
Sayangnya, mereka jarang menikmati kesenangan menjelajah kota yang mereka singgahi. Akibat padatnya jadwal, waktu luang mereka harus dimanfaatkan untuk tidur dan mengurangi dampak jet lag. Tapi, jika beruntung, kadang mereka bisa extend di kota tujuan dan liburan gratis.
18. Traveler musiman yang biasanya muncul menjelang Idul Fitri: traveler pemudik
Sebentar lagi Lebaran tiba, dan musim mudik pun akan menjelang. Apakah kamu juga bakal termasuk tipe traveler yang satu ini?
Traveler mudik bisa terdiri dari siapapun: tua muda, pria wanita, bermobil atau bermotor. Bahkan, dulu ada pula yang sempat nangkring di atap kereta. Para traveler mudik ini dikenal tangguh: mereka bersedia melintas dari pulau ke pulau, serta menunggu berjam-jam di kapal ferry demi bertemu sanak saudara di kampung halaman.
19. Yang terakhir ini biasa jalan-jalan menggunakan uang negara: traveler nyambi anggota DPR
Niat mereka mulia: ingin melenggang ke luar negeri demi studi banding. Tujuannya, memperlancar proses rancangan undang-undang yang sedang digodok di DPR. Namun setelah kembali ke Indonesia, tampaknya kepintaran para anggota dewan tersebut segitu-gitu aja. Apa yang salah, ya?
Jadi kira-kira, kamu termasuk tipe traveler yang mana? Nggak harus cuma satu kok. Dua atau lima pun bisa aja!