Jangan dikira cuma Jakarta yang memiliki wahana rekreasi Ancol, sebab Jambi juga memiliki ‘Ancol’ sendiri yang nggak kalah menarik untuk dikunjungi. Tanggo Rajo disebut-sebut sebagai Ancol-nya Jambi oleh orang-orang setempat. Entah bagaimana mereka memberi nama Ancol, tapi satu yang pasti Tanggo Rajo ini layak untuk kamu kunjungi, meski sekali seumur hidupmu.
Nah, sebenarnya apa sih Tanggo Rajo itu? Dari Hipwee Travel, inilah ulasan singkat mengenai Tanggo Rajo atau Ancol-nya Jambi. Yuk, cekidot!
ADVERTISEMENTS
Awal mula dibangunnya Tanggo Rajo, sebuah jembatan ikonik dari Jambi; tempat berlayar dan berlabuhnya sang Raja
Menurut sejarahnya, Tanggo Rajo itu merupakan tempat naik-turunnya penguasa, entah Raja, Sultan, atau bahkan Gubernur. Ibaratnya, Tanggo Rajo itu seperti tangga untuk seorang penguasa naik dan turun dari perjalanannya menuju ke singgasana. Maka dari itu, dulu Tanggo Rajo (berasal dari kata tangga dan raja) selalu berada di depan kerajaan (sekarang berada di depan Rumah Dinas Gubernur Provinsi Jambi).
Gampangnya, Tanggo Rajo ini bagian dari fasilitas kerajaan yang sudah ada sejak zaman dulu, yang digunakan oleh raja atau penguasa untuk naik-turun dari perjalanannya menuju singgasana. Kenapa ada di pinggir kali? Sebab dulu alat transportasi yang kerap digunakan adalah perahu, makanya Tanggo Rajo ada di pinggir kali.
Saat ini, Tanggo Rajo ini berada di depan Rumah Dinas Gubernur Provinsi Jambi, yang setiap sore selalu padat dikunjungi masyarakat. Selain itu, kawasan yang juga disebut sebagai Ancol-nya Jambi ini sering dijadikan lapak untuk mengadakan festival atau acara apapun di Kota Jambi.
ADVERTISEMENTS
Jembatan ini menuntunmu untuk menuju ke Menara Gentala Arasy. Inilah tujuan utama para pelancong di Tanggo Rajo, Jambi
Dari Tanggo Rajo, kamu perlu melintasi jembatan yang terbentang sepanjang 503 meter. Sebagai jembatan pedestrian, hanya pejalan kakilah yang diperbolehkan melintasi jembatan ini. Nah, di ujung jembatan, kamu akan menemui sebuah menara setinggi 80 meter dengan gaya arsitektur Islam. Inilah ikon baru Kota Jambi. Sebuah menara yang menyimpan sejarah dan budaya Jambi dari masa ke masa. Sementara itu, di atas Menara Gentala Arasy, terdapat sebuah jam besar yang selalu berdentang setiap sejam sekali dan ketika adzan. Btw, nggak ada tiket untuk menyusuri keindahan Jambi ini.
ADVERTISEMENTS
Daripada nongkrong di kafe-kafe, mending ajak kekasihmu ke Tanggo Rajo. Banyak makanan dan minuman khas Jambi yang bisa kamu buru di sini
Setelah lelah berkeliling di Menara Gentala Arasy, cobalah kembali susuri jembatan di atas kali Batanghari menuju Tanggo Rajo. Di sini kamu akan dimanjakan dengan berbagai kuliner asli Jambi yang tentu layak kamu coba. Tapi sayangnya, lebih banyak jagung bakar yang dijajakan. Ya, itu relatif sih, kamu lebih suka menikmati kuliner apa. Sebagai pertimbangan, daripada kamu mengajak kekasihmu ke kafe-kafe, alangkah baiknya kalau kamu ajak ke Tanggo Rajo aja. Banyak hal menarik yang bisa kamu dapatkan. (Baca: jauh lebih murah harganya)
ADVERTISEMENTS
Tanggo Rajo merupakan tempat paling asyik untuk menikmati matahari terbenam dan sering dijadikan lapak favorit anak-anak muda untuk pacaran 🙁
Mungkin ini akan menjadi alasan buat kamu yang jomblo untuk malas datang ke Tanggo Rajo. Sebab di sini gampang banget buat menemui sepasang kekasih yang menghabiskan sore mereka berdua. Tempatnya emang cukup romantis sih. Sembari menikmati jajanan yang tersebar di sepanjang jalan, duduk di pinggir bantaran kali Batanghari ini kamu bisa menikmati sunset yang begitu cantik. Selain itu, pemandangan atas jembatan berliuk menyerupai huruf /S/ itu sangat cantik! Dengan lampu berwarna-warni yang teratur, tenangnya air yang mengalir, dan gorengan atau kopi yang hangat, akan menambah kesegaran jiwamu.
ADVERTISEMENTS
Nggak cuma anak-anak muda, bahkan hampir setiap sore banyak keluarga yang bersantai di pinggir bantaran kali Batanghari ini
Buat kamu yang jomblo, tenang, nggak usah ragu untuk datang ke Tanggo Rajo ini. Sebab nggak cuma sepasang kekasih aja yang akan menjadi pemandanganmu. Banyak juga keluarga yang menikmati waktunya bersantai di sini. Bahkan, ada juga yang ke sini dengan membawa bekal layaknya piknik di taman. Dengan kamu berkunjung ke sini, siapa tahu jodohmu adalah salah satu dari anak keluarga tersebut. Nggak ada yang tahu.
ADVERTISEMENTS
Disebut sebagai Ancol-nya Jambi, sebagian masyarakat mengaku geram. Ini sama halnya dengan melupakan peninggalan sejarah dan kebudayaan Jambi
Entah bagaimana, orang-orang menyebut jembatan yang dibangun pada tahun 2012 ini sebagai Ancol-nya Jambi. Bahkan, bukan cuma masyarakat Jambi aja yang menyebutnya demikian. Hampir semua orang mengenalinya sebagai Ancol-nya Jambi. Mungkin karena letaknya seperti Ancol Jakarta, yang berada di tepian kali dan dipadati oleh para pedagang, makanya Tanggo Rajo disebut sebagai Ancol-nya Jambi.
Hal ini menyulut emosi sebagian masyarakat yang peduli dengan sejarah dan kebudayaan Jambi, termasuk budayawan setempat. Dikutip dari Jambi Ekspres News, Junaidi T Noor, budayawan Jambi mengatakan bahwa penyebutan nama Ancol itu salah, dan nama Tanggo Rajo lebih bagus daripada Ancol-nya Jambi.
Penyebutan nama lain dari Kawasan Tango Rajo dengan sebutan Ancol itu sesuatu yang salah oleh masyarakat jambi. Tanggo Rajo lebih bagus dan asli milik Jambi, karena sebutan Tanggo Rajo memiliki sejarah sendiri yang dimiliki oleh Jambi.
Dari penelusuran Hipwee Travel, rasanya Tanggo Rajo emang kurang pas kalau disebut Ancol. Kalau disebut BKT (Banjir Kanal Timur), bagaimana? :p Lebih mirip kayanya.
Nah, buat kamu yang lagi vakansi ke Sumatera, sempatkanlah mampir ke Jambi. Menikmati tenangnya malam Jambi di pinggiran Kali Batanghari, kenapa nggak? Sebagai catatan, kalau kamu nggak salah lapak, ada jagung bakar yang enak banget di sana!