Destinasi wisata alam di Indonesia terus bertambah setiap waktu. Ada yang baru diketahui karena letaknya tersembunyi, ada pula karena alih fungsi seperti misalnya Danau Kaolin, area bekas tambang yang kini populer sebagai destinasi wisata di Belitung.
Selain karena dua kemungkinan di atas, munculnya destinasi alam baru juga bisa karena inisiatif warga setempat. Seperti terjadi pada Taman Wisata Batu Kapal di Yogyakarta, tempat ini menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi setelah warga membersihkan area yang sebelumnya kotor dan tak terawat.
ADVERTISEMENTS
Alternatif destinasi murah, meriah dan indah untuk warga Yogyakarta dan sekitarnya
View this post on Instagram
Berlokasi tepat di Klenggotan RT 01, Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Taman Wisata Batu Kapal merupakan destinasi yang menawarkan pemandangan aliran air Sungai Opak, formasi bebatuan di tengah sungai, tebing yang kokoh dan kesejukan cuaca khas pedesaan yang rindang rumpun bambu.
Tak hanya itu, di Taman Wisata Batu Kapal pengunjung juga dapat mengikuti susur sungai sepanjang 500 meter dengan tarif berkisar Rp20.000, memancing, atau jika lapar bisa menyambangi satu dari 22 warung milik masyarakat setempat yang menyuguhkan berbagai macam masakan.
Melansir Kompas.com, Koordinator Taman Wisata Batu Kapal, Samsi Dwi Asaparudin mengatakan kawasan yang ia kelola bersama masyarakat setempat mulai ramai dikunjungi sejak bulan April 2020, tak lama setelah pembersihan area taman selesai. Sebelumnya, area taman wisata hanya dikenal sebagai sekadar aliran Sungai Opak.
“Belum resmi dibuka, tetapi pengunjung sudah datang sejak dibersihkan (bulan April 2020),” kata Samsi mengutip Kompas.com, Senin (31/5/2021).
Meski sudah menarik banyak pengunjung walau belum resmi dibuka, hingga saat ini Taman Wisata Batu Kapal masih menetapkan tarif secara sukarela kepada pengunjung. Uang dari tiket masuk tersebut digunakan untuk pembangunan. Dengan kata lain, pembangunan destinasi ini tidak swadaya. Bahkan untuk modal membuat papan petunjuk, Samsi mengatakan mereka menjual bambu.
“Semua biaya pembangunan mengandalkan dana retribusi dari pengunjung. Tiketnya hanya seikhlasnya saja, dan itu sudah dari dulu. […] Awalnya kami menjual bambu yang dipotongi itu untuk modal membuat papan petunjuk,” imbuhnya.
ADVERTISEMENTS
Penamaan destinasi ini berdasarkan dua batu berbentuk haluan kapal yang ikonik
View this post on Instagram
Penamaan Taman Wisata Batu Kapal, kata Samsi, merujuk pada dua batu berukuran besar yang sekilas menyerupai bagian haluan kapal. Menurut pengakuan Samsi, dua batu tersebut cukup ikonik karena guratan-guratan unik membuat pengunjung tertarik untuk menjadikannya latar berfoto.
“Namanya Batu Kapal karena ada dua batu mirip kapal dan banyak guratannya sehingga menambah bagus untuk latar belakang foto,” terang Samsi masih dari Kompas.com.
Viralnya Taman Wisata Batu Kapal bermula dari rombongan pesepeda yang singgah beristirahat. Sembari melepas lelah, mereka mengabadikan pemandangan yang ada di depan mata, dan mengunggahnya ke media sosial. Tak berselang lama setelah kunjungan rombongan pesepeda tersebut, Taman Wisata Batu Kapal pun diserbu pengunjung yang penasaran.
Pada bulan Juni 2020 Samsi mengaku pernah menyambut puluhan ribu pengunjung per harinya. Untuk saat ini ia mengatakan jumlah pengunjung lebih stabil, berkisar di angka ratusan ketika weekday, dan 1.000 orang pada saat weekend. Uniknya, kebanyakan pengunjung datang dari Solo dan Semarang.
Bukan hanya masyarakat umum yang terpikat dengan keindahan Taman Wisata Batu Kapal. Diketahui tempat ini juga pernah digunakan sebagai lokasi pengambilan gambar beberapa judul film layar lebar.
Untuk bisa mencapai Taman Wisata Batu Kapal, patokannya adalah Pasar Wage. Dari sana, maju beberapa meter hingga bertemu gapura Klenggotan. Setelah itu, masuk ke arah utara dan susuri jalan. Pihak pengelola juga sudah memasang papan petunjuk agar memudahkan pengunjung.
Nah, kamu yang di Yogyakarta dan sekitarnya berminat mampir ke Taman Wisata Batu Kapal nggak? Atau buat yang udah pernah datang, yuk share pengalamannya.