Surat untuk Sultan HB X dan Kapolda DIY
Kepada Yth. Sultan Hamengkubuwono X dan Kapolda D.I.Y
Dengan ini kami menyampaikan keluh kesah kami, jujur kami sebagai warga Yogyakarta semakin hari semakin waswas, takut akan aksi anak2 nakal apapun itu namanya yang dengan nekat melukai bahkan sampai membuat nyawa orang lain melayang.
Mau sampai kapan Yogyakarta yang dikenal nyaman, aman, tentram akan menjadi rusak namanya? Mau sampai kapan Yogyakarta yang dikenal sebagai Kota Pelajar akan rusak oleh para pelajar yang sedang mencari jati diri dengan cara yang tidak benar?
Tolong dengarkan kami, tolong bantu lindungi kami sebagai warga yang tidak tahu duduk permasalahan mereka. Mau sampai kapan kami dibuat resah oleh tindakan yang sudah masuk dalam tahap kriminal?
Tolong dibuat jam malam yg ketat untuk para anak-anak pelajar atau orang-orang yg suka nongkrong tidak jelas. Adakan patroli tanpa melihat batasan waktu. Tindak dengan tegas, tanpa melihat mereka masih anak2 atau di bawah umur, jika memang tindakan mereka sudah di luar batas.
Terima kasih.
ADVERTISEMENTS
Surat untuk Sri Sultan ini ditulis oleh Theresia Valentina di Facebook. Responnya begitu luar biasa, Jogja ternyata sedang darurat klitih…
Status ini diunggah pertama kali di grup ICJ (Info Cegatan Jogja) pada tanggal 12 Maret lalu, postingan ini sudah ramai sekali mendapat komentar dan like dari netizen. Total sudah dibagikan sebanyak ratusan kali dengan ribuan komentar tentang surat tersebut.
Surat ini ditulis oleh Theresia Valentina dikarenakan keresahannya atas kejadian pembunuhan siswa akibat perilaku klitih di Jogja. Tak cuma Theresia saja, banyak anggota grup yang menuangkan keresahannya di kolom komentar. Jogja memang sedang darurat klitih.
ADVERTISEMENTS
Surat ini berawal dari keresahan masyarakat Jogja karena pembacokan (klitih) yang terjadi baru-baru ini. Salah satu pelajar meninggal dunia…
Sebagai informasi, telah terjadi pembacokan di Jogja yang menewaskan seorang pelajar bernama Ilham Bayu Fajar (17). Kekerasan yang sering disebut klitih ini begitu sadis. Ilham mengalami luka yang parah akibat dadanya dibacok dengan clurit dan tembus hingga paru oleh sekelompok orang tak dikenal di Jalan Kenari, Jogja. Hingga pada akhirnya siswa SMP Piri Yogyakarta ini meninggal dunia karena luka yang terlampau parah. Banyak yang mengecam aksi ini. Salah satunya Theresia Valentina yang menyuarakan lewat surat untuk Sultan Jogja.
ADVERTISEMENTS
Kejadian seperti ini selalu saja terulang dan meresahkan masyarakat Jogja. Jogja yang terkenal ramah tamah dan berhati nyaman tampaknya sudah mulai memudar…
Perilaku kejahatan klitih ini dilakukan oleh gerombolan remaja tanggung yang berkonvoi mengepung si korbannya. Mereka beraksi menggunakan senjata tajam, baik pedang maupun clurit dan ketika malam hari. Mereka pun tak segan-segan melukai korbannya. Terakhir, Ilham menjadi korban meningal dunia karena dibacok bagian dadanya.
Kejadian pembunuhan semacam ini bukan kali pertama. Sudah berulang kali gerombolan pemuda yang berlagak preman ini melukai korbannya. Di bulan September tahun 2016 lalu, Adnan Hafid meninggal setelah ditusuk dadanya di Ring Road Barat. Sebulan sebelumnya, Iqbal Dinaka juga meninggal akibat dipukul dengan potongan beton. Hanya karena terjadi saling tatap ketika berpapasan dengan pelaku di jalan. Semua kejadian itu baru setengah tahun lalu. Belum kejadian lainnya yang juga merenggut nyawa manusia.
Kabar terakhir, polisi sudah menangkap pelaku pembunuhan Ilham. Langkah selanjutnya adalah menindak perilaku kejam ini, tak peduli mereka masih di bawah umur atau tidak. Perilaku kenakalan remaja yang berulang kali menghilangkan nyawa adalah sebuah citra buruk bagi kota wisata seperti Jogja.
Dear Pak Sultan, lindungi Jogja kami Pak. Semoga Bapak membaca surat ini. Dari wargamu yang resah atas hilangnya rasa aman di kota ini.