Pandemi Corona belum dekat dengan kata usai. Meski begitu, berbagai negara sudah mulai ancang-ancang untuk membuka kegiatan ekonomi dengan protokol kesehatan ‘a new normal’ alias kenormalan baru. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah tidak sanggup berdiam diri di rumah terlalu lama. Imbasnya, penghasilan mereka hilang karena banyak pemutusan hubungan kerja, tidak ada aktivitas ekonomi, hingga tidak bisa melakukan bisnis.
Di negara-negara Barat yang menjunjung tinggi hak dan kebebasan individu, hal ini tentu jadi bumerang untuk pemerintah memberlakukan lockdown terus menerus. Mau tidak mau, lockdown akan dilonggarkan dan segera dibuka. Bahkan Amerika yang mempunyai korban positif Covid-19 mencapai 1,7 juta jiwa saja didemo oleh warganya untuk membuka pembatasan yang diberlakukan semenjak ada pandemi ini.
ADVERTISEMENTS
Untuk menerapkan social distancing setelah pembatasan dibuka, Domino Park di Brooklyn menciptakan desain ruang publik yang menarik dengan bentuk lingkaran di taman
Protokol utama kenormalan baru di antaranya adalah selalu mengenakan masker, cuci tangan, dan menjaga jarak dengan orang lain. Tentu butuh rekayasa desain ruang publik jika ingin menerapkan protokol tersebut. Dengan kondisi perkotaan yang ramai dan padat, maka kerumunan akan sulit dielakkan jika tidak ada aturan spesifik tentang hal tersebut. Di berbagai kota di Eropa, beberapa cafe dan restoran telah melakukannya dengan membatasi tempat duduk hanya 1-2 orang saja. Namun di New York City, desain ruang publik yang brilian untuk social distancing telah diluncurkan di Domino Park, Brooklyn. Seperti dikutip dari Archdaily, idenya cukup sederhana dengan menciptakan lingkaran kecil yang dicat di atas taman untuk memisahkan antar pengunjung.
ADVERTISEMENTS
Taman yang berada di tepi River Street, Domino Park menciptakan lingkaran-lingkaran untuk pengunjung menjaga jarak dengan orang lain. Dilihat dari atas sangat indah lho
Taman Domino ini dibangun pada tahun 2018 oleh sebuah firma arsitektur James Cornell Field Operations. Di tengah pandemi ini, ada lingkaran dengan kapur sebanyak 30 lingkaran untuk memberlakukan social distancing antar pengunjung. Berdiameter 2,5 meter dan berjarak 1,8 meter dengan lingkaran lain, pengunjung bisa masuk ke lingkaran ini untuk menjaga jarak dengan orang lain.
Segera setelah dibuka pada tanggal 15 Mei, taman ini segera populer dengan social distancing circle-nya. Lingkaran-lingkaran dinilai cukup kreatif dan efektif untuk mencegah penyebaran Covid-19. Banyak pengunjung yang kemudian datang ke sana. Di musim panas seperti sekarang, memang enak banget berjemur di taman. Sepertinya 1-2 orang di dalam lingkaran masih aman ya, tapi sayangnya di taman itu kebanyakan diisi 3 orang, bahkan ada yang 4 orang.
Apakah alun-alun di Indonesia juga perlu dibikin lingkaran seperti itu untuk menjaga jarak? Hehehe.