Di manakah letak Candi Borobudur? Buat kamu yang jawab Yogyakarta, mungkin kamu perlu piknik ke kota Magelang! Meski candi ini lebih mudah diakses dari kota Jogja, tetapi sejatinya candi terbesar di Indonesia ini berada di Kabupaten Magelang loh.
Nah, buat kamu yang kurang kenal dengan Kota maupun Kabupaten Magelang, baca artikel ini. Hipwee Travel akan ajak kamu untuk berkenalan dengan kota Bunga ini lewat destinasi wisata yang nggak terlalu mainstream, tapi akan selalu melekat di hatimu! Yuk!
ADVERTISEMENTS
Perjalanan yang nggak boleh kamu lewatkan di awal hari di kota Magelang: mengabadikan sunrise di Punthuk Setumbu.
Dari Candi Borobudur, bergeserlah kira-kira 5 km ke arah barat daya dengan mendaki bukit setinggi 400 mdpl. Di sinilah kamu bisa menangkap sunrise yang sangat recommended! Sebelum menjelajahi kota, cobalah nikmati magisnya aura fajar di Magelang dengan balutan kabut tipis nan bercahaya matahari. Segar!
ADVERTISEMENTS
Rumah ibadah dari Magelang yang telah mendunia. Eh, ini gereja ayam atau merpati sih?
Bangunan ini hanya berjarak 2,5 km dari Candi Borobudur, tepatnya berada di desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Magelang. Awalnya, bangunan ini didirikan sebagai rumah ibadah yang berbentuk merpati. Tapi nggak tahu kenapa, malah jadi seperti ayam raksasa. Menurut penuturan sang pemilik Daniel Alamsjah, rumah ibadah ini awalnya bukanlah sebuah gereja, melainkan sebuah rumah ibadah yang diperuntukan bagi siapa saja yang percaya pada Tuhan. Bangunan ini dibangun pada tahun 1990, namun pembangunan nggak dilanjutin, karena protes dari warga. Nah, sekarang bangunan/rumah ibadah ini jadi pusat perhatian para pelancong yang pengin mengabadikan momennya bersama bangunan unik di Magelang ini. Pernah ke sini, Gaes?
ADVERTISEMENTS
Gunung Andong, puncak menyerupai punggung unta yang bisa membawamu untuk menikmati beberapa gunung raksasa di sekitarnya.
Nah, buat kamu yang pengin menginjakkan kaki di dataran tinggi, cobalah daki Gunung Andong. Gunung ini termasuk salah satu gunung yang ramah bagi para pendaki pemula loh. Yang lebih mengagumkan, dari puncak gunung ini, kamu bisa menikmati indahnya beberapa gunung megah seperti Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di sebelah timur, dan di barat, kamu bisa menikmati gagahnya tiga gunung sekaligus, Sumbing, Sindoro, dan Slamet!
ADVERTISEMENTS
Inilah kisah legendaris dari kota Magelang: Air Terjun Sekar Langit dan kisah asmara Jakatarub dengan Nawangmulan!
Selesai mendaki Gunung Andong, cobalah mampir ke Air Terjun Sekar Langit yang berada di Kecamatan Grabag, Kabupaten Malang, tepatnya di kaki Gunung Andong. Dari pintu masuknya, kamu perlu berjalan hingga 400 meter jauhnya. Dan, di sinilah kamu nggak akan akan menyesal telah berjalan sejauh itu. Air terjun dengan ketinggian hampir 25 meter itu menyambutmu dengan gemericik air yang seolah berbisik. Konon, di sinilah kisah Nawangwulan dan Jaka Tarub berlangsung. Tempat pemandian para bidadari. 🙂
ADVERTISEMENTS
Satu lagi air terjun yang nggak kalah indah. Mampirlah ke Grenjengan Kembar, air terjun kembar yang bisa menenangkan batinmu.
Air terjun menawan dari Magelang ini terletak di dusun Citran, Desa Wunengwarangan, Pakis. Grenjengan Kembar ini masuk dalam kawasan hutan konservasi di Wilayah Resort Wekas, Seksi Pengelolaan Taman NAsional Wilayah II Krogowanan, Taman Nasional Gunung Merbabu. Destinasi bahari ini memiliki sepasang air terjun yang berdampingan dan satu air terjun yang berjarak 30 meter di sebelahnya.
ADVERTISEMENTS
Selain Gereja Ayam, ada lagi bangunan unik di Magelang. Rumah Kamera, sebuah galeri lukisan yang berbentuk seperti kamera DSLR raksasa.
Rumah berbentuk kamera DSLR yang berada nggak jauh dari Borobudur ini adalah milik seorang pelukis asal Semarang yang mendedikasikan hidupnya pada seni lukis. Tanggol Angien Jatikusumo, pelukis yang mendirikan sebuah rumah unik di Magelang yang sampai saat ini selalu ramai dipenuhi para pengunjung yang penasaran. Rumah ini lebih tepat disebut galeri pribadi Tanggol, sebab di dalamnya terjajar banyak lukisan buah tangan dinginnya yang menawan. Kamu hanya perlu mengeluarkan duit sebesar Rp5000 untuk menikmati kelihaian Tanggol Angien dalam berkreasi.
Kalau Candi Borobudur dan Candi Mendut sudah terlalu mainstream, cobalah mampir ke Candi Ngawen. Lima candi kecil ini peninggalan Wangsa Syailendra loh!
Karena letaknya di desa Ngawen, Muntilan, maka candi ini disebut Candi Ngawen. Candi yang terdiri 5 buah candi kecil ini merupakan peninggalan Wangsa Syailendra pada abad ke-8 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Dari kelima candi tersebut, dua di antaranya memiliki bentuk yang berbeda, yakni adanya ‘penjagaan’ empat patung singa di tiap sudutnya.
Kalau Candi Ngawen kurang menarik, cobalah kunjungi Candi Asu yang sungguh epik. Umm…dari namanya.
Magelang memang pantas disebut sebagai kota seribu candi. Begitu banyak candi bersebaran di kota ini. Inilah salah satu candi yang perlu kamu kunjungi, berdasarkan namanya yang unik. Sejatinya, candi ini jauh banget dengan kata ‘asu’ atau anjing dalam bahasa Indonesia, karena sesungguhnya nggak ada patung anjing dalam candi ini. Nah, dulu, ketika ditemukan candi ini, ada sebuah patung Lembu Nandhi yang sudah dalam keadaan rusak parah, dan lebih menyerupai anjing. Maka, masyarakat setempat memberikan nama Candi Asu/anjing pada candi yang dulu digunakan sebagai tempat suci untuk pemujaan bagi masyarakat sekitar.
Setelah lelah menjelajah Magelang, ada baiknya kamu ‘sedikit’ menguji adrenalinmu dengan rafting di Sungai Elo.
Buat kamu yang lelah dengan keliling dan fotografi di kota Magelang, dan pengin main basah-basahan, coba deh mampir ke Sungai Elo. Meski katanya jeram di Sungai Elo yang terletak di desa Blondo, Magelang, ini cukup ramah bagi para pemula, tapi jangan salah! Sungai Elo ini punya ‘kejutan’ aruh yang bisa bikin kamu terjebur dalam air. Ya, paling nggak kamu harus bersusah payah dalam waktu 2-2,5 jam dengan jarak 12 km! Tapi ingat, tetap hati-hati, ya!
Kalau Sungai Elo terlalu menantang, cobalah ke Kali Progo Atas yang memiliki arus sungai yang sedikit lebih bersahabat. Buktikan nyalimu dalam ber-rafting!
Kalau kamu bernyali dan suka sedikit tantangan, nggak ada salahnya untuk rafting di sungai yang terletak di desa Cacaban (start point) hingga desa Tempuran (finish point) ini. Kalau menurutmu Sungai Elo terlalu cemen, coba deh rafting di Kali Progo Atas! Memiliki kelas level maksimal grade III+, Kali Progo akan menjadi tempat favoritmu untuk memacu adrenalinmu. Yakin deh, kamu bisa dibuatnya kuyup dan bahagia selama dua jam dengan jarak hingga 9 km!
Nah, itulah beberapa destinasi wisata di Magelang yang nggak terlalu mainstream tapi tetap akan melekat di hatimu, dan ingin selalu kembali ke sini! Apa rekomendasi lain darimu yang bisa bikin kangen dari Magelang?