Kamu kenal Wae Rebo? Atau pernah dengar namanya? Wae Rebo ini ada di Indonesia kita tercinta lho, tepatnya di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, di Pulau Flores. Hobi travelling-mu akan ditantang untuk mengunjungi sebuah kampung yang eksotik dengan kehidupan yang benar-benar beda dari keseharianmu selama ini. Jauh dari gadget, berisik medsos, dan keramaian duniawi lainnya.
Yakin deh, Wae Rebo sanggup melemparkan kamu pada imajinasi negeri dongeng. Bayangkan, ada kampung kecil yang berwujud unik tak ada duanya di dunia dan dikelilingi rimbunnya hutan yang abadi. Sangat menantang kan?
Berikut ini pengalaman-pengalaman tak terlupakan yang akan kamu dapatkan saat menjelajah ke Wae Rebo. Simak baik-baik ya, gaes!
ADVERTISEMENTS
Kamu cuma bisa masuk kampung dengan jalan kaki. Serunya empat jam menembus hutan bersama pemandu atau porter baik hati
Pertama, kamu harus menuju Ruteng, ibukotanya Manggarai. Dari Ruteng kamu bisa naik angkutan umum atau sewa ojek, tujulah ke Desa Denge, Kec. Satarmese Barat yang membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Di desa inilah kamu harus cari pemandu atau porter agar bisa masuk ke Wae Rebo. Mulailah start jalan kaki dari sini dan kamu akan mulai menempuh jalan yang menguji adrenalin: jalanan setapak tanah yang berbatas tebing dan jurang. Namun, empat jam perjalanan tak akan terasa lama dan menakutkan karena kamu akan dihibur udara segar, hijaunya hutan Lindung Tedo Lepok dan cerita menarik dari pemandumu tentang Wae Rebo. Selama perjalanan kamu akan melewati tiga pos dan bisa beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaga.
ADVERTISEMENTS
Begitu terlihat dari kejauhan, kamu akan takjub bilang “WOW!” kampung ini beneran bagaikan negeri dongeng.
Di pos 3 kamu akan mulai mengintip Wae Rebo lho. Biasanya saat datang menjelang siang, kamu akan mendapati secara samar-samar dari kejauhan jajaran rumah kerucut yang tersaput oleh awan tipis dikerumuni oleh hijaunya pegunungan. Bagaimana? Yakin deh, kamu pasti takjub. Di sini, akan timbul suasana kalau kamu sedang memasuki dunia lain yang belum pernah kamu alami. Panorama ibarat negeri dongeng ini adalah undangan untuk segera melangkah untuk menuju Wae Rebo. Kamu tinggal setengah jam lagi sampai di Wae Rebo.
ADVERTISEMENTS
Pertama-tama kamu harus ikut upacara Wae Lu’u. Kamu diangkat sebagai anak Wae Rebo lho.
Selamat datang di Wae Rebo! Pemandu atau portermu akan membunyikan kentongan tanda ada tamu datang. Kamu memang telah sampai di Wae Rebo. Namun, kamu harus terlebih dulu menuju ke rumah kerucut yang paling besar untuk mengikuti upacara Wae Lu’u. Tidak boleh tamu yang berkunjung ke Wae Rebo untuk beraktivitas sebelum melakukan acara adat ini, termasuk foto-foto ya. Ada tetua adat yang memimpin upacara khas ini untuk memintakan izin kepada leluhur terkait kedatanganmu. Kamu akan menyimak mantra dan doa yang dirapalkan dalam bahasa setempat.Medianya juga unik lho, pakai ayam yang hidup. Di akhir upacara, kamu diangkat menjadi anak Wae Rebo. Ini artinya, kamu sudah dianggap sebagai warga Wae Rebo. So, jangan canggung lagi untuk beraktivitas di Wae Rebo.
ADVERTISEMENTS
Kamu harus cari tahu kenapa kampung ini istimewa banget, lebih dulu dikenal dunia baru di Indonesia.
Biasanya kamu datang ke Wae Rebo akan bebarengan dengan turis-turis mancanegara. Kamu pasti awalnya terheran kenapa kampung di pelosok ini bisa didatangi oleh orang-orang asing. Eits, malah Wae Rebo lebih dulu masyhur di tingkat internasional daripada nasional. Awalnya turis asing lebih mendominasi kunjungan di Wae Rebo. Baru setelah rombongan arsitek Nusantara berkunjung dan merenovasi pada tahun 2008, Wae Rebo mulai dikenal di Indonesia. Ada prestasi luar biasa yang ditorehkan Wae Rebo, yakni meraih Award of Excellence pada UNESCO Asia-Pacific Awards for Cultural Heritage Conservation pada tahun 2012. Wae Rebo menjadi contoh konservasi desa yang kukuh menjaga tradisinya selama ratusan tahun.
Keren dan bikin bangga, ya!
ADVERTISEMENTS
Dari dulu hingga kini, cuma ada tujuh rumah kerucut yang sangat ikonik mengelilingi hamparan berumput.
Saat ini umur Kampung Wae Rebo sudah 20 generasi lho. Berabad-abad lalu leluhur Wae Rebo, si Empu Maro yang berasal dari Minangkabau, mendirikian kampung ini setelah mengembara berpindah-pindah tempat. Rumah kerucut didirikan sebanyak tujuh buah yang jumlahnya bertahan sampai kini. Rumah kerucut ini disebut sebagai Mbaru Niang. Dari ketujuh Mbaru Niang ada satu yang paling utama dan besar, namanya Mbaru Tembong yang digunakan untuk keperluan adat. Rumah kerucut ini menjadi arsitektur yang sangat ikonik di Indonesia dan telah mendapatkan pengakuan internasional. Kamu harus tahu, bahwa arsitektur Mbaru Niang mampu bertahan berabad-abad meski gempa kuat berkali-kali pernah menggoncang Bumi Flores.
ADVERTISEMENTS
Saat berkeliling kampung, kamu selalu mendapat sapaan dari warga Wae Rebo yang super ramah.
Masyarakat Wae Rebo itu sangat ramah. Setiap kali berjumpa mereka, kamu pasti akan disuguhi senyum dan sapaan. Selanjutnya, kamu akan diajak untuk bersalaman lalu sejenak berbincang. Benar-benar suasana seperti keluarga sendiri. Kamu juga bisa mengikuti aktivitas mereka sehari-hari lho. Ikutilah saat masuk ke Mbaru Niang mereka. Ikutilah saat ke hutan untuk mencari kopi ataupun bahan pangan lainnya. Kamu tak akan dibiarkan mati gaya di Wae Rebo karena semua masyarakatnya akan mengajakmu berbagi canda tawa. Jangan khawatir soal bahasa, mereka juga pandai berbahasa Indonesia lho, malah ada yang mahir berbahasa Inggris. Oh ya, kamu wajib sekali bercengkerama dengan kelucuan bocah-bocah Wae Rebo. Mereka suka sekali untuk berfoto bareng ljo.
Wae Rebo punya kopi super-organik dan super-nikmat. Sehari kamu bisa minum kopi sampai 6 kali tapi lambungmu akan baik-baik saja.
Satu hal yang tak boleh kamu lewatkan di Wae Rebo adalah mencoba kopinya. Ditanam di ketinggian di atas 1000 m di atas permukaan laut, kopi Wae Rebo terbilang menjadi yang terbaik. Terlebih kopi ini ditanam secara organik yang betul-betul memanfaatkan kearifan alam dan budaya. Ada jenis kopi arabica, robusta dan columbia yang ditanam oleh masyarakat Wae Rebo. Cobalah kopi arabicanya yang super nikmat. Pada suguhan acara warga, kopi adalah media penting untuk makin merekatkan hubungan. Jangan tolak kopi warga, meski kamu tak suka kopi. Percayalah, kopi Wae Rebo tak bikin lambungmu protes. Saya pernah minum 6 gelas kopi dalam sehari tapi tubuh tetap biasa saja. Ketika berkeliling kampung, kamu juga akan sering melihat para warga sedang memetik atau menumbuk kopinya.
Eksotis banget nggak sih!
Kain tenunnya yang cantik membuatmu perlu membungkusnya sebagai cinderamata.
Jika berkeliling ke sekitar Mbaru Niang, kamu akan menjumpai mama-mama yang sedang menenun di kolong Mbaru Niang. Sapalah mereka. Meski sedang cermat menenun, mereka akan tetap ramah dan bisa jadi mengajakmu untuk menjajal kegiatan menenun. Sebagian hasil tenunan ini digunakan untuk kebutuhan sandang pribadi, sebagian lain dijual kepada wisatawan. Tak ada salahnya, kamu membungkus kain tenun khas Wae Rebo ini sebagai cinderamata yang berkesan. Motif yang biasanya diminati wisatawan adalah kain tenun hitam yang dihias dengan motif-motif garis dan gambar warna biru, oranye dan hijau. Bungkus dan hadiahkan untuk yang terkasih ya…
Tentunya, kamu perlu menabung untuk bisa menikmati pesona negeri dongeng Wae Rebo.
Perjalanan ke Wae Rebo bukanlah perjalanan yang murah. Kamu perlu menyiapkan dana yang lumayan. Untuk ke Flores saja, kamu perlu dana untuk tiket pesawat PP paling tidak 3 juta jurusan Jakarta – Labuan Bajo, angkutan ke Wae Rebo dari Labuan Bajo (200 ribu), dari Ruteng (100 ribu) sekali jalan, Biaya masuk ke Wae Rebo sebesar 300 ribu (menginap) atau 125 ribu (tidak menginap) yang digunakan untuk makan, minum dan konservasi Wae Rebo. Kamu perlu pemandu (300 – 500 ribu) atau kamu cukup minta porter saja (150 ribu). Kenapa di Wae Rebo mahal? Kamu harus paham bahwa wisata Wae Rebo memang diperuntukkan sebagai konservasi tradisi luhur Wae Rebo dan pemberdayaan masyarakat setempat. Namun, seberapa banyak biaya yang kamu keluarkan tak akan ada apa-apanya dibanding pengalaman berkesan yang akan kamu dapatkan. Yakin deh!
Sayang sekali kamu kalau ke sini sendiri saja. Ajaklah orang terkasihmu!
Bepergian ke Wae Rebo memang bisa dilakukan sendiri. Tapi kamu akan melewatkan satu pengalaman tak terlupakan di hidupmu andai kamu tak mengajak yang terkasih menikmati pesona Wae Rebo. Coba bayangkan, ketika di malam sunyi malam hari tanpa listrik, kamu dan yang terkasihmu duduk di atas rerumputan memandang langit bersih yang bermandikan jutaan bintang di angkasa bersih. Imajinasikan juga, ketika di pagi hari yang cerah, kamu dan terkasihmu bersama menikmati proses sang surya perlahan menyinari kabut-kabut tipis yang merayapi Mbaru Niang. Semua itu adalah pengalaman yang sangat syahdu kalau menikmatinya berdua, bukan?
Aihhhh. Malah baper deh.
Turis asing saja memimpikan untuk bisa bertualang ke negeri dongeng Wae Rebo, masak kamu ketinggalan untuk menikmati pesona mahakarya kebanggaan Indonesia ini. Negeri dongeng tak sekedar ada yang di film-film Hollywood, di Indonesia negeri dongeng benar-benar nyata di Wae Rebo.
The place that you must visit before you die, Travelers!