Jakarta, sebuah megapolitan raksasa berisi lebih dari 12 juta jiwa. Segala hiruk pikuk dan aneka masalahnya tetap menarik semua orang untuk hadir ke sana. Ya, Jakarta sekarang memang bisa disebut tempat tinggal yang kurang nyaman karena kepadatannya yang luar biasa. Tapi, kalau kamu tahu potret Jakarta pada tahun 65-70an pasti akan berdecak kagum. Bener-bener bisa bikin rindu buat kembali ke masa itu.
Berdasarkan salah satu postingan Motulz Anto di Facebook, ia bercerita tentang seorang warga Rusia bernama Sigfried. Si Sigfried ini sadar bahwa orang tuanya jadi fotografer di Jakarta untuk memantau perkembangan Jakarta waktu itu. Nah, foto-foto ayahnya ini ia upload ke internet. Yuk liat Jakarta tempo doeloe yang bikin rindu. Dijamin pengen balik ke zaman itu.
ADVERTISEMENTS
Jalan Thamrin tempo doeloe, terlihat Gedung Sarinah sampai Monas berdiri gagah. Sekarang sudah hiruk pikuk gedung-gedung tinggi
ADVERTISEMENTS
Tugu Pancoran yang kini macetnya minta ampun, dulunya begitu sepi dan sepertinya menyenangkan
ADVERTISEMENTS
Taman Ismail Marzuki, tempat nongkrong anak muda jaman dulu. Mungkin ortumu dulu pacaran di sini?
ADVERTISEMENTS
Jaman dulu ada Bandara Kemayoran loh…
ADVERTISEMENTS
Di depan Bank Indonesia, air mancurnya bikin adem liatnya ya
ADVERTISEMENTS
Semanggi yang sekarang begitu riuh, dulunya cuman seperti ini, hehe. Adem ya liatnya
Bundaran Hotel Indonesia yang legendaris selalu menyisakan kenangan. Tempat nongkrong pas CFD nih
Ancol yang sekarang airnya keruh, ini nih pas pantainya masih biru. Coba sekarang masih begini ya…
Terminal Blok M cukup rapi dan nggak semrawut seperti sekarang. Kalau sekarang sudah berjejer angkot, bis, bajaj, dan ojek online
Foto kawasan permukiman dari Hotel Indonesia ke arah Senayan. Tuh Stadion gelora Bung Karno kelihatan dari jauh. Saat itu baru saja dibangun dengan menggusur banyak permukiman di Senayan
Buat kamu yang asli Jakarta, rindu nggak Jakarta balik kaya dulu lagi? Saat jalanan masih lancar, nggak banyak bangunan tinggi dan hidup terasa nyaman. Ah namanya juga beda zaman, mau gimanapun tetap cinta Jakarta.