Bicara soal Indonesia hampir tak mungkin kita meninggalkan topik budaya dan adat yang ada di negara kita. Mulai dari Sabang sampai Merauke, masing-masing punya budaya dan adat yang unik dan tiada duanya. Baik yang berhubungan dengan sifat kedaerahan hingga yang berhubungan dengan hal-hal berbau mistis.
Salah satu contoh budaya Indonesia yang berbau mistis adalah ritual Tiwah atau ritual pemindahan tulang-tulang leluhur yang dilaksanakan oleh suku Dayak. Katanya, ritual tersebut bisa mengantar arwah leluhur agar masuk surga loh…
Kamu pengen masuk surga nggak? Nggak tertarik ikutan? Hehe…
ADVERTISEMENTS
Menurut kepercayaan suku Dayak, ritual Tiwah adalah salah satu cara menuntun arwah agar bisa berjalan lurus ke surga
Tak semua aliran suku Dayak melaksanakan ritual ini. Bagi aliran kepercayaan Kaharingan yang berada di Kalimantan Tengah, ritual Tiwah adalah ritual yang wajib dilakukan untuk mengantarkan arwah orang-orang yang sudah meninggal menuju ke alam surga. Menurut kepercayaan mereka, arwah-arwah leluhur tak akan bisa masuk surga apabila pihak yang ditinggalkan belum melaksanakan ritual Tiwah.
Menurut versi mereka, surga dikenal dengan nama Lewu Tatau — tempat yang penuh dengan kedamaian bersama Tuhan yang Maha Kuasa. Tentu saja semua anggota keluarga ingin leluhurnya bisa masuk ke sana dong. Karenanya Ritual Tiwah ini diadakan.
ADVERTISEMENTS
Tak mudah melakukan ritual Tiwah. Biasanya, fase persiapannya saja butuh waktu yang lama
Karena ritual Tiwah adalah ritual yang sakral, mengadakannya butuh persiapan yang matang. Ada banyak tugas yang harus dijalankan. Mulai dari rembuk musyawarah para tetua dan penetapan kapan ritual Tiwah akan diadakan hingga memilih Balian, Basir sampai Mahanteran yang tugasnya sebagai mediator antara alam kita dan alam makhluk tak kasat mata.
Butuh waktu yang lama dalam mempersiapkan semuanya karena memang banyak yang dibutuhkan dalam ritual Tiwah. Para keluarga yang ingin leluhurnya ‘ditiwah’ harus memberi beberapa kesanggupan. Nah, kesanggupannya antara lain mencakup soal konsumsi hingga menyediakan hewan-hewan sebagai persembahan. Tenang, persembahan tersebut sesuai kemampuan keluarga yang ditinggalkan kok. Hehe…
ADVERTISEMENTS
Persiapan yang lama diikuti pula oleh rentetan ritual yang lama. Ritual Tiwah memang harus sempurna
Butuh beberapa hari untuk melaksanakan ritual Tiwah ini. Mulai dari hari pertama mendirikan balai hingga pemindahan tulang-tulang leluhur ke tempat khusus agar bisa sampai surga, kira-kira butuh waktu hampir satu minggu. Semua detailnya juga harus dilaksanakan dengan sempurna tanpa boleh ada yang terlewatkan.
Nah biasanya rangkaian ritual Tiwah ini diikuti oleh ritual yang lain sebagai pelengkapnya. Salah satu contohnya adalah acara penombakan hewan-hewan kurban seperti kerbau, babi dan sapi. Kalau kamu datang dan melihat ritual ini secara langsung dijamin bakal meriah!
ADVERTISEMENTS
Selain mengantarkan arwah leluhur, ada beberapa tujuan lain dalam ritual Tiwah. Contohnya melepas status duda atau janda
Bagi aliran kepercayaan Kaharingan, ritual Tiwah sejatinya punya beberapa tujuan. Selain sebagai bentuk penghormatan terakhir dan menuntun arwah leluhur agar bisa sempurna masuk surga, ada tujuan untuk menolak bala juga dalam rangkaian ritual Tiwah tersebut.
Selain itu, tujuan lain dari ritual Tiwah ini adalah sebagai sarana melepaskan status janda atau duda bagi mereka yang telah ditinggalkan pasangannya. Masyarakat penganut kepercayaan Kaharingan percaya bahwa harus menghormati arwah leluhur terlebih dahulu melalui ritual Tiwah sebelum janda atau duda bisa menjalin hidup baru bersama pasangan baru. Setelah ritual Tiwah dilaksanakan, baru mereka boleh menikah lagi dengan orang baru.
Karena memang ritualnya yang unik dan selalu meriah, ritual Tiwah sering jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Kamu yang datang ke tanah Dayak aliran kepercayaan Kaharingan dijamin bakal takjub saat melihat rangkaian ritualnya dengan mata kepalamu sendiri.