Banjir hebat melanda kawasan megapolitan Jabodetabek di awal tahun 2020 ini. Banjir kali ini merupakan banjir yang cukup besar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Curah hujan yang tinggi dan sampah yang menumpuk di sungai jadi beberapa faktor pemicunya selain alih guna lahan yang terjadi terus menerus. Tak cuma Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, bahkan Bandung pun terdampak banjir.
Banjir lazimnya terjadi di kawasan perkotaan yang tak jauh dari pesisir karena ketinggian tanah yang cukup rendah. Namun apa jadinya kalau di gunung pun juga terjadi banjir? Kalau ini sih tanda-tanda zaman kalau sudah terjadi kerusakan lingkungan dan perubahan iklim.
ADVERTISEMENTS
Gunung Rinjani mengalami kebanjiran pada tanggal 1 Januari lalu. Banjir deras melanda pos 3 sebelum mendaki Bukit Penyesalan
Curah hujan yang tinggi menyebabkan terjadi banjir di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kejadian banjir ini terjadi pada tanggal 1 Januari 2020 lalu, bertepatan dengan banjir yang melanda Jabodetabek. Banjir deras terjadi di Pos 3 jalur pendakian Sembalun. Air bercampur lumpur datang dengan intensitas besar dan sekaligus membawa sampah-sampah pendaki. Untuk saat ini banjir sudah berhenti seiring dengan menurunnya curah hujan di Gunung Rinjani.
Namun jika di Rinjani saja mengalami kebanjiran, hal ini sekaligus jadi pertanda kalau terjadi cuaca ekstrem dan juga perubahan iklim yang berdampak luas. Rinjani dengan hutan-hutan dan pohon yang masih luas pun bisa terkena banjir, lebih-lebih daerah perkotaan di tepi laut.
ADVERTISEMENTS
Meski banjir sudah mereda, namun Gunung Rinjani tetap akan ditutup untuk pendakian sampai 31 Maret 2020. Hal ini dilakukan untuk pemulihan ekosistem
Pendakian Gunung Rinjani ditutup terhitung tanggal 01 Januari 2020 sampai dengan tanggal 31 Maret 2020. Keputusan itu bukan disebabkan karena banjir semata karena sudah dikeluarkan pada tanggal 27 Desember akibat curah hujan yang kian meningkat. Itulah sebabnya meski banjir sudah mereda namun pendakian tetap ditutup sampai Maret. Hal ini lebih dalam rangka pemulihan ekosistem Rinjani dan juga potensi hadirnya cuaca ekstrem yang disampaikan BMKG. Dikhawatirkan jika terus dibuka akan membahayakan para pendaki.
Apabila ada perubahan situasi dan kondisi pada jalur pendakian, maka pembukaan jalur akan diinformasikan setelah dilakukan survey jalur pendakian bersama mitra terkait. Buat kamu yang mau ke Rinjani sebaiknya tunda dulu sampai bulan April 2020 nanti ya.