Refleksi Diri. Potret Kemiskinan di Dunia, dari yang Makan Lumpur Sampai Air Comberan. Begitu Sedih dan Penuh Iba!

Ketakmerataan perekonomian di dunia ini makin terlihat jelas. Kesejahteraan yang timpang pun melaju bebas. Yang kayak makin kaya, yang miskin makin banyak. Bahkan, jumlah kekayaan 85 orang terkaya di dunia setimpal dengan dengan kekayaan milik 3,5 juta masyarakat miskin di dunia. Ya, memang itulah yang sebenarnya terjadi. Mau nggak mau, sebagai makhluk sosial, kamu harus peka dengan keadaan miris ini.

Buat kamu yang masih suka nyisain makanan dan buang-buang uang percuma, coba deh pikir ulang. Kali ini Hipwee Travel pengin kasih unjuk beberapa potret penderitaan masyarakat kelas bawah yang nggak selayaknya terus menerus ada di posisi ini. Sebagai traveler, kamu harus peduli dengan keadaan ini!

ADVERTISEMENTS

Di wilayah Haiti, masyarakat membuat inovasi baru dalam pangan mereka. Sepotong kue dari minyak sayur, garam, dan lumpur!

Karena semakin melambungnya harga pangan dan segala macam kebutuhan, masyarakat di Haiti putus asa dalam menghadapi hidup. Tapi, hasrat bertahan hidup yang tinggi membuat mereka nggak pengin mengakhiri hidup mereka dengan keputusasaan. Akhirnya, mereka membuat inovasi untuk pangan sehari-hari, kue lumpur! Duh. Sedih banget nggak sih? Sementara kamu di sini makan makanan junk food, makan mewah di hotel bintang, dibuang-buang! Mereka aja susah payah buat makan! Miris. 🙁

ADVERTISEMENTS

Karena posisi perekonomian mereka yang berada di bawah garis kemiskinan, mau nggak mau mereka makan batu bata. Sedih banget!

Makan batu, yawla. :(

Makan batu, ya, Tuhan. 🙁 via thesun.co.uk

Ini bukan hanya masalah perekonomian yang di bawah garis kemakmuran. Pria asal India ini sepertinya juga mengidap kelainan, yakni kecanduan memakan batu bata! Ya, abis mau gimana, nggak ada yang bisa dimakan selain bata. 🙁

ADVERTISEMENTS

Ada juga saudara kita di Afrika yang enggan memakan batu bata atau kue dari lumpur. Memungut makanan dari tempat sampah. 🙁

A child scavenges for food in a garbage pit near Malanje, Angola. United Methodist bishops in Africa have issued a Sept. 11 letter outlining new actions to combat poverty on the continent. The bishops that make up the church's African College of Bishops expressed

Seorang anak yang mengeruk sampah untuk mendapatkan makanan, di Angola. via brutallyuncensored.com

Kamu masih mau buang-buang makananmu?

ADVERTISEMENTS

Buat kamu yang punya kolam renang di rumah, bangga banget? Anak kecil di Yamuna, India, main air di kali ini…. 🙁

Yasalam! :(

Yasalam! 🙁 via www.feminiya.com

Bangga banget bisa mandi di kolam renang di rumahmu? Lihatlah betapa mereka mandi di kali penuh sampah. Sungai Gangga, India, menjadi sungai paling besar dalam ‘menerima’ sampah. Dalam waktu semenit, ada sekitar 1,1 juta liter sampah yang masuk ke dalam sungai ini. Dan, akibatnya masyarakat setempat harus kehilangan sumber air bersih mereka! Buat kamu para traveler, belajarlah dari alam dan lingkungan. Jangan pernah kotori alam ini, ya! RIP kali suci, Gangga. 🙁

ADVERTISEMENTS

Itulah kenapa kamu harus naik gunung. Supaya kamu tahu seberapa berharganya air bersih! Jangan pernah kamu kotori, ya!

Mereka minum pakai air kotor. :(

Mereka minum pakai air kotor. 🙁 via www.modernreaders.com

Kamu udah pernah kehabisan air ketika mendaki gunung? Ketika kamu sudah jauh melewati lembah, dan seketika itu pula kamu kehabisan air. Dehidrasi tentu jadi teman baikmu saat itu. Ya, cuma saat itu. Lalu, pernah nggak kamu membayangkan bagaimana keadaanmu kalau dehidrasi itu bukan hanya sementara? Kayak potret ini, mereka kehilangan air bersih untuk kebutuhan mereka sehari-hari. Tentu dehidrasi menjadi sahabat terbaik mereka. Tapi, mereka nggak putus asa. Meski nggak layak, mereka meminum dan mengambil air dari air kotor itu. 🙁

ADVERTISEMENTS

Percaya atau tidak, 800.000 wanita meninggal per tahun karena kekurangan air bersih untuk kebutuhannya sehari-hari!

Wanita butuh banyak air bersih! :(

Wanita butuh banyak air bersih! 🙁 via www.newstimes.com

Bukan cuma AIDS, ternyata kematian terbesar terjadi karena air kotor yang terkonsumsi para wanita di seluruh dunia. Bukan cuma untuk minum dan masak, tapi untuk mandi, cuci muka, dan sebagainya. Begitu banyak virus dan kuman yang terkandung dalam air kotor itu. Terlebih kulit wanita dan anak-anak lebih sensitif dibanding laki-laki. Diare, disentri, tifoid, kolera, hingga hepatitis -A, mengakrabi para wanita yang mengonsumsi air kotor yang telah terkontaminasi dengan berbagai bakteri. 🙁

Buat makan dan minum saja susah. Lah kamu, udah dimasakin sama Ibu di rumah, masih minta yang aneh-aneh!

Jangankan minta menu pilihan makanan, buat makan sebutir nasi pun susah! Masih begitu banyak masyarakat di belahan bumi ini yang mengalami malnutrisi. Nggak usah jauh-jauh, di Nusantara bagian timur pun masih banyak saudara kita yang butuh perhatian lebih. Hargailah makananmu!

Ingat! Seberapa pun kekayaan yang kamu dan orangtuamu miliki, sejatinya kita akan berada di rumah yang sama. Antara surga dan neraka.

Nggak ada beda!

Nggak ada beda! via pulsk.com

Sesungguhnya, nggak ada yang pembeda antarmanusia. Masalah kekayaan dan kemakmuran hanyalah duniawi. Coba deh pikirin lagi, ke mana kita akan berpulang? Rumah gedongan? Gubuk reyot? Cuma ada dua rumah bagi semua umat manusia; surga dan neraka.

Nah, itulah beberapa potret kehidupan masyarakat kelas bawah yang masih sangat butuh perhatian dari orang-orang yang mampu melanjutkan hidup karena materi berlebih. Jangan sia-siakan apa yang kamu punya, karena belum tentu orang lain punya sedikit pun dari yang kamu punya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Senois.