Garuda Indonesia adalah maskapai kebanggaan bangsa Indonesia. Untuk itu, penting kiranya jika maskapai plat merah ini juga berprestasi banyak untuk Indonesia. Membawa nama bangsa di mata dunia tentu jadi tugas Garuda Indonesia mengingat peran maskapai yang bisa berkeliling dunia.
Namun beberapa pekan terakhir, nama Garuda Indonesia tercoreng oleh direksinya sendiri. Ari Askhara selaku Dirut terbukti menyelundupkan Harley Davidson dan sepeda Brompton di pesawat Garuda yang bertolak dari Touluse Prancis. Ternyata memang setahun dipegang oleh Ari Askhara, prestasi Garuda memang jeblok. Ini dia catatannya.
ADVERTISEMENTS
Prestasi Garuda Indonesia selama 5 tahun terakhir sebelum Direksi dipimpin oleh Ari Askhara
Beberapa tahun belakangan, mungkin kamu sering mendengar berita positif tentang prestasi Garuda Indonesia di dunia internasional. Seperti yang sering diberitakan, Garuda Indonesia meraih 5 kali predikat “The World’s Best Cabin Crew” dari lembaga Skytrax berturut-turut sejak tahun 2014 sampai 2018. Penghargaan ini didasarkan pada survey kepuasan pelanggan yang ditujukan pada 18 juta penumpang pesawat dan dilakukan kepada 245 maskapai internasional di seluruh dunia. Tentu penghargaan ini berarti bahwa keramahtamahan dan pelayanan awak kabin Garuda Indonesia jadi yang terbaik di dunia selama 5 tahun. Pencapaian luar biasa ini tidak mungkin terjadi tanpa manajemen awak kabin yang paripurna.
ADVERTISEMENTS
Tak cuma itu, Garuda Indonesia juga menyabet banyak penghargaan lain. Terutama 10 besar maskapai terbaik di dunia
Masih penghargaan oleh Skytrax, Garuda Indonesia yang merupakan maskapai bintang 5 ini juga masuk 10 besar maskapai terbaik dunia. Pencapaian itu terjadi dua tahun berturut-turut yakni di tahun 2018 (peringkat 9) dan tahun 2017 (peringkat 10). Sebelumnya juga masuk 8 besar pada tahun 2015, 7 besar di tahun 2014 lalu 8 besar di tahun 2013. Hanya 1 kali saja Garuda keluar di 10 besar yakni di peringkat 11 di tahun 2016. Namun secara umum, Garuda selalu masuk 10 besar dalam 5 kali dalam 6 tahun di periode 2013 hingga 2018.
ADVERTISEMENTS
Namun sayangnya, sejak kepemimpinan Ari Askhara sejak September 2018, prestasi Garuda Indonesia terjun bebas. Tiket makin mahal dan makin banyak kritikan akan pelayanannya
Masih ingat kasus Rius Vernandes yang dipolisikan karena bikin review kritikan terhadap kelas bisnis Garuda? Waktu itu awak kabin hanya memberikan kertas untuk menu makan di kelas bisnis Sydney-Bali yang harganya lebih dari 20 jutaan. Masih ingat juga nggak kritikan netizen tentang menu makan di Garuda Indonesia yang ‘cuma’ disediakan menu Hokben?
Prestasi Garuda Indonesia jatuh bebas saat itu. Di penghargaan Skytrax, Garuda mendapatkan peringkat 12 yang artinya terlempar dari 10 besar seperti tahun-tahun sebelumnya. Di penghargaan awak kabin terbaik, Garuda Indonesia yang menang 5 tahun berturut-turut kalah oleh Singapore Airlines. Gimana bisa jadi yang terbaik kalau pramugarinya mengalami hal-hal buruk semisal penerbangan panjang tanpa jeda, fasilitas harus disiapkan sendiri dan lain sebagainya. Artinya terjadi penurunan prestasi yang drastis sejak dipegang Ari Askhara. Ini belum menyebut skandal-skandal yang terjadi selama kepemimpinannya ya.
Setelah direksi Garuda dirombak, kita cuma bisa berharap maskapai kebanggaan Indonesia ini bisa terbang tinggi dan jadi terbaik lagi di dunia!