Selayaknya di Indonesia, bulan Ramadan dirayakan dengan penuh suka cita oleh semua umat Islam di seluruh belahan dunia. Selain menjadi bulan yang penuh berkah, bulan Ramadan juga biasanya menjadi sebuah bulan yang penuh perayaan. Bukan hanya dirayakan dengan meriah, nggak jarang bulan Ramadan juga dijadikan sebagai sebuah momen untuk bertemu dan berkumpul dengan sanak family atau tetangga sekitar.
Makanya jangan heran kalau di setiap negara, memiliki sebuah tradisi khusus guna memeringati dan menyambut bulan suci umat Islam ini. Jika di Indonesia akan semarak dengan ngabuburit, buka bersama, hingga mudik pada saat bulan Ramadan, maka negara-negara lain juga memiliki tradisi uniknya sendiri lho dalam menyambut bulan Ramadan. Yuk kita lihat bagaimana negara-negara lain merayakan bulan Ramadan!
ADVERTISEMENTS
Warga Mesir punya kebiasaan untuk memasang dekorasi lampion warna-warni untuk menyambut bulan Ramadan
Setiap Ramadan, warga mesir merayakan dengan menyalakan lampion warna-warni. Lampion yang bernama fanous ini akan digantung di pekarangan, rumah, jalan, hingga gang-gang. Meskipun perayaan ini lebih berbau kebudayaan, tetapi hal ini telah terlanjur melekat sebagai sebuah hal yang lekat dengan bulan Ramadan.
Menurut sejarah, tradisi ini berawal dari warga Mesir yang akan menyambut seorang imam besar yang akan datang ke Kairo. Karena takut jalanannya gelap, maka pemerintahaan pada zaman tersebut menyuruh setiap warganya untuk menerangi jalannya, yang kebetulan saat itu terjadi di bulan Ramadan. Nggak cuma itu aja, sekarang ini anak-anak juga sering bermain lampion sambil bernyanyi dan bermain. untuk merayakan bulan Ramadan di Mesir
ADVERTISEMENTS
Qatar dan beberapa negara teluk di Timur Tengah punya tradisi unik di bulan Ramadan yang mirip dengan Halloween lho!
Pada minggu ke 2 bulan Ramadan, warga Qatar memiliki sebuah perayaan unik yang melibatkan anak-anak. Perayaan yang dikenal dengan nama Festival Garangao biasanya diikuti oleh anak-anak yang baerusia 12 tahun ke bawah, alias belum akil baliq. Karena pada dasarnya festival ini diadakan untuk memberikan penghargaan dan peraayaan untuk anak-anak yang sudah berpuasa atau baru belajar puasa!
Pada hari perayaan biasanya anak-anak akan mengenakan kostum tradisional Qatar. Selepas buka puasa, anak-anak akan berjalan menyusuri jalanan sambil bernyanyi dari satu rumah ke rumah lainnya. Nah saat mengunjungin rumah-rumah ini biasanya mereka akan meminta permen pada tuan rumah. Jika kita perhatikan acara ini mirip ya sama Halloween, hanya saja, Festival Garangao nggak mengharuskan anak-anak untuk berdandan seram atau memakai kostum super hero, hehehe.
ADVERTISEMENTS
Warga Irak biasanya ramai-ramai bermain mheibes selepas buka puasa, bisa sampai ratusan orang yang main!
Irak memiliki sebuah permainan tradisional yang biasa dimainkan pada saat bulan Ramadan. Permainan yang bernama meibes ini adalah permainan menebak cincin yang disembunyikan dalam tangan. Nantinya akan ada 2 tim yang bertanding, tim yang menebak dan tim yang menyembunyikan, pemain yang terlibat dalam mainan ini bervariasi, mulai dari 40 hingga 250 pemain, banyak ya!
Permainan ini bahkan pernah diselenggarakan secara nasional, hal ini tentunya menjadi sebuah ajang silaturahmi warga Irak. Tetapi semenjak perang meletus di Irak, permainan ini sempat dilarang untuk dimainkan oleh. Namum sekarang, dengan berangsur-angsur meredanya konflik di sana, maka permainan ini juga mulai dimainkan kembali oleh warga Irak.
ADVERTISEMENTS
Makan bubur lambuk buat buka puasa, bubur khas Malaysia yang hanya muncul di bulan Ramadan
Di Negeri Jiran, ternyata ada sebuah kuliner khas yang biasanya disantap sebagai hidangan untuk berbuka puasa, nama hidangan tersebut adalah bubur lambuk! Sama seperti di Indoensia, pada saat bulan ramadan, biasanya masjid di Malaysia akan mengadakan acara buka puasa bersama, nah bubur lambuk ini biasanya menjadi salah satu menu yang ditunggu dan dicari lho!
Bubur yang sekilas mirip dengan bubur ayam ini, ternyata memiliki sedikit perbedaan lho! Selain beras, biasanya dalam bubur lambuk juga terdapat daging sapi, udang, serta sayur yang dimasak dengan berbagai rempah. Sekilas bubur ini memiliki penamapakan yang mirip dengan bubur khas Tiongkok, dapada dengan bubur ayam yang kita kenal biasanya. Makanan ini enak banget dijadikan hidangan untuk berbuka puasa, apalagi jika dimakan selagi hangat!
ADVERTISEMENTS
Chand Raat, malam takbiran versi umat muslim di Bangladesh, India dan Pakistan
Menyambut hari raya Idul Fitri, ternyata beberapa bagian India, Pakistan dan Bangladesh punya sebuah perayaan yang hampir mirip konsepnya dengan perayaan takbiran di Indonesia. Perayaan bernama Chand Raat ini diadakan pada malam terakhir bulan Ramadan sebelum Idul Fitri. Dalam perayaan Chat Raat ini umat muslim di sana akan turun ke jalan dan merayakan Idul Fitri yang akan datang.
Para kaum perempuan dalah kelompok yang paling meriah menyambut Chand Raat. Biasanya mereka akan menghias tangan mereka denga pacar, memakai baju terang, hingga berdandan dan menggunakan banyak perhiasan terbaik mereka. Konsep ini sebenarnya sama seperti perayaan takbiran di Indonesia, tetapi umat muslin di India, Pakista dan Bangladesh tidak melakukan konvoi dan pukul beduk di jalan, hehehe
ADVERTISEMENTS
Turki, Maroko dan beberapa negara di Timur Tengah punya tradisi membangunkan orang sahur seperti di Indonesia
Di Negara Turki, Maroko dan beberapa derah Timur Tengah ternyata juga tradisi untuk membangunkan orang sahur. Jika di Indonesia yang membangunkan sahur adalah anak-anak yang berteriak sembari menabuh beduk, gendang, serta apapun yang terlihat bisa menimbulkan suara bising, maka tidak untuk di Turki dan Maroko.
Dikenal dengan nama hafat di Maroko, orang-orang ini biasanya berkeliling suatu daerah sembari melantunkan lagu, sajak dan tembang pujian-pujian untuk menjadi penanda sahur bagi orang-orang, mereka biasanya hanya menggunakan beberapa alat musik pukul dan terompet. Seperti di Indonesia, mereka ini membangunkan serta mengingatkan orang sahur dengan ikhlas tanpa ada pamrih!
Nah itulah beberapa kebiasaan dan tradisi di beberapa negara dalam menyambut bulan suci Ramadan. Perlu diingat bahwa setelah adanya pandemi, budaya-budaya di atas nggak bisa serta merta dilakukan dengan meriah. Ada konsekuensi kesehatan yang perlu diperhatikan. Makanya yuk sama-sama berdoa dan patuhi protokol kesehatan biar pandemi ini segera hilang. Biar kita segera bisa menikmati seru dan indahnya budaya di bulan suci Ramadan.