Beragamnya alat makan di dunia | Illustration by Hipwee via www.hipwee.com
Pernah nggak sih kamu penasaran, mengapa orang Jepang, Cina, dan Korea Selatan punya kebiasaan makan pakai sumpit? Kalau diperhatikan, orang India juga lebih suka pakai tangan ketimbang sendok atau garpu saat makan. Sementara itu, orang Barat seperti Eropa dan Amerika Serikat lebih familier dengan sendok, garpu, dan pisau.
Kebiasaan dan perbedaan alat makan tersebut tak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban manusia. Penemuan-penemuan alat yang zaman dulu mungkin tampak sepele, nyatanya sangat berpengaruh besar untuk manusia di masa depan. Jadi, makan bukan sekadar tentang kuliner dan cita rasa, melainkan juga soal peralatan yang dipakai untuk menyuapkan makanan ke mulut kita. Ada pengaruh sosial, ekonomi, lingkungan, dan budaya.
Tahukah kamu, kalau kebiasaan orang di negara tertentu memakai alat makan bukan terbentuk begitu saja. Seolah kebiasaan-kebiasan itu lahir sejak awal lahirnya manusia. Di balik kebiasaan makan tersimpan cerita dan sejarah panjang. Alat makan menjadi salah satu medium manusia untuk terhubung dengan sesamanya. Kenapa bisa begitu, ya? Inilah jawabannya!
ADVERTISEMENTS
Macam-macam peralatan makanan di dunia. Kamu lebih sering pakai yang mana?
Bagi orang Indonesia, sendok dan garpu adalah alat makan yang paling umum. Meskipun sebagian orang sudah mulai familier dengan sumpit, tapi penggunaannya masih sangat terbatas, hanya dipakai untuk makan mi ayam atau mi pangsit. Sedangkan orang Asia Timur, Malaysia, Vietnam, atau Kamboja lebih sering memakai sumpit. Bahkan sumpit orang Cina memiliki ciri unik yang membedakannya dengan sumpit Korea Selatan atau Jepang. Ketiganya mempunyai sumpit dengan kekhasan masing-masing.
Nah, pisau juga kerap jadi ‘teman’ garpu dan sendok di meja makan. Pisau dipakai untuk memotong daging dalam menu hidangan tertentu. Umumnya, pisau dipakai oleh orang Eropa atau Amerika Serikat. Namun, mereka tak jarang memakai tangan secara langsung saat makan masakan cepat saji seperti hotdog atau humberger.
ADVERTISEMENTS
Beragam cara orang di dunia menggunakan alat makan. Kira-kira di mana letak perbedaannya?
Alat makan sumpit familier di kalangan orang Asia Timur | Photo by brunoming on Pixabay
Orang Thailand dan Filipina punya kebiasaan makan yang tak jauh beda. Mereka menggunakan sendok di tangan kanan dan garpu di tangan kiri. Garpu berfungsi untuk memindahkan makanan ke sendok. Sedangkan sumpit hanya dipakai sesekali, misalnya saat makan masakan mi. Tapi orang Filipina sedikit unik.
Dalam pesta tradisional Kamayan, orang Filipina tidak memakai alat makan sama sekali. Sebagai pengganti piring, makanan diletakkan di atas daun pisang. Lalu mereka langsung menyuapkan makanan dengan tangan.
Sementara itu kuliner India dan Etiopia identik dengan roti. Seperti diketahui, orang Etiopia menyantap roti pipih besar dan sedikit kenyal. Bayangkan bila makan roti pipih dengan sendok, bukankah lebih gampang kalau pakai tangan? Cara ini lebih mudah ketimbang pakai alat makan seperti sumpit atau sendok. Alasan yang sama mendasari kebiasaan makan orang India yang cenderung pakai tangan.
Meski ditemukan pertama kali di Cina, sumpit jadi alat makan di sejumlah negara tetangga. Bermula dari Dinasti Shang, sumpit yang terbuat dari perunggu awalnya didesain sebagai alat masak. Sumpit sangat ideal untuk mengambil mi dalam panci yang mendidih. Ledakan populasi manusia yang berujung menipisnya sumber daya makanan dan masakan, mau tak mau mendorong Dinasti Han untuk menerapkan makan dengan sumpit. Tujuannya agar porsi makan tetap dalam jumlah yang kecil. Lambat laun, penggunaan sumpit merembet ke negara-negara seperti Jepang, Korea, dan Asia Tenggara.
Kamu biasanya pakai alat makan apa? | Illustration by Hipwee
ADVERTISEMENTS
Munculnya alat makan baru yang bisa dimakan
Belakangan munculkan inovasi baru soal berbagai peralatan makan. Alat makan yang kamu kenal sekarang seperti sendok, garpu, dan sumpit mah sudah terlampau biasa. Kali ini, alat makan yang bisa dimakan mulai mencuri perhatian. Alat makan yang selama ini kamu pakai ternyata memperparah krisis lingkungan, terutama krisis sampah plastik. Demi mengurangi jejak karbon, alat makan yang bisa dimakan mulai dikembangkan.
Seperti yang dilakukan oleh perusahaan yang berbasis di India, Bakeys. Perusahaan ini membuat sendok dan garpu dari campuran tepung sorgum, beras, dan gandum. Tak cuma itu, sendok ini memiliki tiga rasa yakni gurih, manis, dan hambar. Mengutip Edible Indy, perusahaan Bocado asal Negeri Paman Sam juga membuat sendok yang dapat dimakan untuk hidangan pembuka yang bisa disantap dalam sekali gigitan.
ADVERTISEMENTS
Bukan cuma alat, peralatan makan menunjukkan bagaimana manusia menjalin hubungan sosial. Ada aturan dan tradisi yang harus ditaati dalam perjamuan makan
Alat makan dipengaruhi banyak faktor, termasuk faktor sosial | Credit: Wikimedia
Ketika membahas alat makan, sebenarnya kita bukan cuma bicara soal kebiasaan atau tata krama. Lebih dari itu, cara makan juga menunjukkan cara manusia menjalin hubungan sosial. Kebiasaan orang menggunakan alat makan juga dipengaruhi oleh adaptasi agar bisa terhubung dengan sesamanya. Makanya, penggunaan alat makan pun tak boleh sembarangan. Biasanya terikat dengan aturan dan tradisi, terutama saat perjamuan resmi.
Dalam budaya Cina contohnya, sumpit tidak boleh diletakkan di atas mangkok. Selalu letakkan sumpit di atas meja. Jangan sampai sumpit berdiri tegak atau berada di dalam makanan. Menancapkan sumpit di makanan sama halnya dengan menyalakan dupa untuk orang meninggal. Selain itu, pantang untuk menyilangkan sumpit karena huruf X adalah simbol kematian.
Orang India memiliki pemaknaan sendiri soal makan dan alat makan. Untuk membangun kedekatan, orang India lebih suka makan dengan piring besar bersama dengan seluruh anggota keluarga. Mereka duduk mengelilingi piring dan menyantapnya dengan perasaan suka cita. Tanpa alat makan seperti sendok atau garpu, mereka makan menggunakan tangan. Mereka menyakini kalau makanan adalah pengalaman yang melibatkan seluruh indera dan membangkitkan nafsu makan.
Di Indonesia, kebiasaan menggunakan alat makan dipengaruhi oleh beragam budaya. Melalui budaya dan kuliner Cina, kita mulai akrab dengan alat makan sumpit. Di samping penggunaan sendok dan garpu, sebagian dari kita masih makan memakai tangan secara langsung, terutama saat menyantap kuliner seperti penyetan atau lalapan. Nah, di balik perbedaan alat makan di dunia, tersimpan cerita di baliknya. Kebiasaan orang memakai alat makan dipengaruhi oleh banyak faktor. Bahkan kegiatan makan menjadi pengalaman yang sarat makna, bukan hanya untuk memuaskan rasa lapar.