Terlepas dari dramatisasi situasi penjara dalam berbagai film bertemakan kejahatan, penjara di dunia nyata tetap menyeramkan jika dibayangkan menjadi tempat menjalani hari-hari. Ini karena penjara merupakan tempat di mana para pelaku kejahatan tertentu mendekam menjalani hukuman, dengan berbagai aturan yang membatasi hak dan kebebasan.
Akan tetapi, nggak semua penjara seperti itu kok. Lebih tepatnya, ada beberapa penjara yang nggak lagi menyeramkan karena alasan di atas. Penjara Alcatraz di California, Amerika Serikat misalnya. Sejak ditutup pada tahun 1963, tempat tersebut berubah jadi destinasi wisata favorit. Terbaru, Italia juga akan merevitalisai penjara Santo Stefano menjadi destinasi wisata.
ADVERTISEMENTS
Penjara Santo Stefano sempat dikuasai narapidana dan pernah jadi hotel prodeo bagi musuh negara
Penjara Santo Stefano ditutup pada tahun 1965, dua tahun setelah Alcatraz yang tersohor itu. Terletak di pulau bernama Santo Stefano di laut Tyrrhenian, penjara ini dibangun pada akhir abad ke-18 berdasarkan model paling ideal pada masa itu yaitu panopticon yang dirancang oleh filsuf Inggris sekaligus ahli teori sosial, Jeremy Bentham.
Model panopticon ini mengusung desain bangunan melingkar. Semua sel penjara Santo Stefano ditempatkan pada bagian gedung mirip tapal kuda, dan bagian lainnya difungsikan sebagai area inspeksi. Model ini memungkinkan narapidana terawasi dengan mudah bahkan oleh satu orang penjaga.
Meski secara teoritis bangunan Santo Stefano sangat ideal, para narapidana tetap menemukan celah untuk memberontak. Seperti dilansir dari Atlas Obscura, pemberontakan terbesar terjadi pada tahun 1860. Sebanyak 800 narapidana berhasil menguasai penjara hingga memproklamasikan berdirinya Republik Santo Stefano. Republik ini hanya berdiri beberapa bulan saja.
Santo Stefano sempat pula menjadi hotel prodeo bagi para lawan politik pemerintahan fasis Italia di rentang tahun 1930-an hingga 1940-an. Mantan presiden Italia Sandro Pertini yang menjabat dari tahun 1978 hingga 1985, dan salah satu Pendiri Uni Eropa Altiero Spinelli adalah dua dari sekian tokoh terkenal yang pernah mendekam di Santo Stefano.
ADVERTISEMENTS
Revitalisasi penjara Santo Stefano adalah upaya pemerintah Italia untuk melestarikan sejarah masa lalu sambil memerhatikan masa depan
View this post on Instagram
Setelah sekian lama terlantar bersama keping sejarah dan kisah masa lampau, pemerintah Italia akhirnya mulai serius ingin menjadikan Santo Stefano sebagai destinasi wisata. Dilansir dari CNN, sebelumnya pulau tempat penjara ikonik ini berdiri hanya diakses oleh scuba divers dan mereka yang bekerja di kapal penangkap ikan. Wisatawan juga bisa mampir dengan mengikuti tur berpemandu. Hanya saja akses ke pulau tersebut tidak begitu mendukung.
“(Saat ini) tidak ada penerangan, tidak ada air yang mengalir dan aksesnya sulit,” kata pejabat Italia yang mengawasi proyek revitalisasi Santo Stefano, Silvia Costa kepada CNN.
Dalam hal ini pemerintah Italia telah menyiapkan dana sebesar 86 juta dolar Amerika Serikat atau setara Rp1,2 triliun untuk merevitalisasi Santo Stefano yang bahkan tidak punya dermaga. Pemulihan akan mencakup pembuatan museum terbuka tentang kisah penjara dan tokoh penting yang pernah mendekam di sana.
Selain itu, salah satu ruang yang dulunya menjadi tempat para narapidana membuat roti akan dipugar menjadi kafe dengan taman teras yang indah. Costa mengatakan dari sudut ini wisatawan nantinya dapat menyaksikan matahari terbenam dengan sempurna.
Costa juga menekankan kalau revitalisasi Santo Stefano ditujukan untuk melestarikan bagian sejarah di masa lalu sekaligus memerhatikan masa depan. Nantinya, tempat ini diharapkan bisa menjadi pusat bagi akademisi dunia yang punya ketertarikan dengan isu-isu utama seperti hak asasi manusia (HAM), kebebasan berbicara, kewarganegaraan Eropa dan dialog Mediterania.
Proyek revitalisasi penjara Santo Stefano ini diharapkan rampung pada tahun 2025. Setelah rampung, penjara yang sempat terkenal menyeramkan ini bisa jadi ramah dipandang mata. Bagaimana, berminat untuk mampir?