Anaphalis javanica atau yang dikenal sebagai bunga edelweis adalah tumbuhan yang populer. Dijuluki bunga abadi karena bisa mekar hingga 10 tahun, edelweis sangat mudah dijumpai di beberapa gunung Indonesia. Bunga dari tumbuhan ini sangat disukai oleh serangga, dan biasanya akan mulai muncul antara bulan April hingga Agustus.
Edelweis yang menyemarakkan pemandangan gunung-gunung Indonesia ini tidak hanya menarik bagi serangga. Sejak lama manusia juga merasa perlu menghinggapi jemari usilnya untuk memetik bunga-bunga edelweis sebagai kenang-kenangan. Hal ini telah membuat populasi bunga edelweis berkurang hingga terancam punah.
Terbaru, sepasang wisatawan kedapatan memetik bunga edelweis dari salah satu tempat wisata non-pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Oknum tersebut diberi sanksi larangan mendaki TN Gunung Rinjani selama dua tahun.
ADVERTISEMENTS
Memetik bunga edelweis melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistem
Dilansir dari Antara, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Dedy Asriady mengatakan sepasang wisatawan yang merupakan warga Lombok tersebut memetik edelweis ketika menyambangi Bukit Malang, salah satu destinasi non-pendakian yang masuk dalam wilayah pengelolaan Resort Aikmel, Seksi Pengelolaan Wilayah II TNGR.
Tindakan sepasang wisatawan tersebut viral di media sosial sejak Senin (5/7). Dedy mengatakan tindakan tersebut telah melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistem. Sanksi yang ditentukan adalah pidana penjara. Meski begitu, ia mengatakan pihak BTNGR tidak memberikan sanksi pidana.
“Kami tidak memberi sanksi pidana, hanya diberikan sanksi larangan mendaki selama dua tahun atau di-blacklist,” kata Dedy kepada Antara, Rabu (7/7/2021).
Di sini pihak BTNGR lebih memilih mengedepankan sanksi yang bersifat mendidik berupa larangan mendaki atau masuk kawasan TNGR selama dua tahun, karena sepasang wisatawan tersebut mengaku tidak mengetahui adanya aturan yang melarang memetik edelweis, terutama di wilayah konservasi.
“Jadi kita harus jeli juga melihat jenis pelanggaran dan pelaku pelanggaran siapa. Kami berharap, mereka nantinya bisa menjadi agen informasi kepada teman-temannya untuk bagaimana menjadi pendaki cerdas dan bertanggung jawab,” lanjut Dedy.
ADVERTISEMENTS
Oknum wisatawan pemetik edelweis sudah meminta maaf melalui video dan surat pernyataan
Dari hasil pemeriksaan BTNGR pada Rabu (7/7), diketahui kalau oknum wisatawan yang merupakan sepasang kekasih tersebut memetik edelweis untuk kebutuhan foto pranikah. Mereka yang tengah merencanakan pernikahan dalam waktu dekat ini diketahui nggak membawa turun bunga yang dipetik.
Atas tindakan dan ketidaktahuannya, sepasang kekasih tersebut mengakui kesalahannya melalui sebuah video permintaan maaf yang diunggah di media sosial dan menandatangani surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatan yang sama.
“Kami memohon maaf kepada pengelola umum, Pokdarwis Rinjani Perkasa, keluarga besar Bukit Malang, dan pecinta alam pada umumnya. Kami pendaki pemula masih butuh bimbingan, wejangan, dan pengarahan dari para senior-senior,” ujar wisatawan pria dalam video permintaan maafnya seperti dikutip Kompas.com.
Nah, untuk kamu yang suka menyambangi destinasi alam, silakan nikmati keindahan dan keasrian yang ditawarkan tempat tersebut sembari menjaganya. Ingat, yang berhak menikmati edelweis dan segala keindahan di alam bukan cuma kamu. Maka dari itu, mari kita rawat bersama-sama!