Peraturan larangan mudik memang serba membingungkan. Di satu sisi Presiden Jokowi menegaskan larangan mudik artinya masyarakat tidak boleh mudik ke kampung halamannya selama musim lebaran kali ini. Namun selalu saja tidak konsisten (seperti peraturan lainnya) hingga akhirnya memperbolehkan transportasi darat, laut dan udara kembali beroperasi. Bahkan mengecualikan sekelompok orang untuk bepergian di tengah pandemi.
Kebijakan tidak konsisten dan berubah-ubah ini tentu bikin masyarakat bingung. Di saat tenaga kesehatan sedang keteteran dengan jumlah positif Covid-19 yang terus bertambah, namun mudik tetap bisa dilakukan baik sembunyi maupun terang-terangan.
ADVERTISEMENTS
Di pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, terdapat ribuan pemudik dari Bali setiap harinya. Duh, kok masih saja pada mudik sih?
INDONESIA TERSERAH.
Nyesak lihatnya, setelah heboh penuh sesek di Pasar Anyer Bogor.Skrg muncul lagi di Pelabuhan Gilimanuk Ketapang
Akibat kebijakan Pemerintah yang berubah2.
Akhirnya gak didengar lagi oleh Masyarakat.@nirwan_anestesi@taufikrt2209pic.twitter.com/DJpxj1Lg5e— 💞Ameeramantika💞 (@Meerantika) May 18, 2020
Setiap harinya, terdapat ribuan pemudik dari Bali yang menyeberang ke Banyuwangi lewat Pelabuhan Gilimanuk menuju Ketapang. Mayoritas penumpang tersebut adalah perantau dari berbagai kota di Pulau Jawa yang mencari nafkah di Bali. Ribuan pemudik yang mendarat di Pelabuhan Ketapang didominasi penumpang yang berjalan kaki. Pada tanggal 17-18 Mei pagi, tercatat sebanyak 2.291 penumpang yang tiba di Pelabuhan Ketapang. Sementara jumlah kendaraan yang menyeberang mencapai 1.971 unit, baik sepeda motor maupun mobil. Jumlah yang sangat besar di tengah larangan mudik.
ADVERTISEMENTS
Namun disayangkan tidak ada pembatasan jarak atau physical distancing di sana. Ribuan orang berkerumun di pelabuhan
Tujuan pemudik ini adalah kota-kota di Jawa Timur, seperti Banyuwangi, Surabaya, Jember, Malang dan juga Situbondo. Beberapa di antaranya mengaku sudah tidak punya kerjaan sehingga memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya.
“Mereka harus melewati lorong disinfektan, di pemeriksaan suhu tubuh, dan surat keterangan sehat. jika ditemukan ada yang suhunya di atas 38 derajat maka akan diobservasi lebih lanjut,” ujar petugas kesehatan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Wilayah Kerja Banyuwangi, Sugianto, seperti dikutip Kumparan.
Namun sangat disayangkan, banyak sekali pemudik di 2 hari terakhir ini. Tanpa ada jaga jarak atau physical distancing, tentu kerumunan ini sangatlah rawan penyebaran Covid-19. Setelah pekan lalu bandara penuh, kali ini pelabuhan penuh, lalu apa bedanya dengan mudik lebaran tahun-tahun sebelumnya?
Semoga pemerintah bisa lebih tegas dalam menegakkan peraturan. Agar pandemi Covid-19 segera berakhir.