Tradisi cinta sudah ada sejak lama peradaban manusia. Satu yang populer dan telah dilakukan oleh banyak orang di dunia adalah mengunci gembok pada sebuah pagar yang biasanya dikhususkan. Katanya, dengan melakukan itu, cinta sepasang kekasih bisa langgeng. Ada juga yang berkeyakinan cinta sang pemasang gembok kepada kasihnya akan abadi.
Tercatat setidaknya ada sekitar 20 tempat yang mendunia untuk gembok cinta. Di antaranya N Seoul Tower di Korea Selatan dan Jembatan Pont des Artes di Prancis. Di Indonesia, tempat “menggembokkan” cinta ini juga mulai tersebar. Bahkan, tradisi tersebut telah mengalami modifikasi lokal seperti dapat ditemukan di Pantai Tapak Paderi, Bengkulu. Bukan gembok, di pantai ini masyarakat menggunakan sandal jepit sebagai sarana mencapai “tujuan” enteng jodoh. Melansir CNN Indonesia, berikut keunikannya.
ADVERTISEMENTS
Dinding penuh sandal di Pantai Tapak Paderi dibangun oleh nelayan dari kumpulan sampah sandal bekas
View this post on Instagram
Entah siapa orang yang benar-benar mengawali keberlangsungan tradisi ini, yang jelas kini Pantai Tapak Paderi lebih populer dengan sebutan Pantai Sandal Jodoh. Ini karena saking banyaknya sandal “peninggalan” para pengunjung yang meyakini hal tersebut dapat memudahkan pertemuannya dengan sang jodoh. Sandal-sandal tersebut digantung pada sebuah dinding khusus yang terbuat dari bambu.
Dinding penuh sandal yang kini jadi daya tarik Pantai Tapak Paderi sebenarnya bermula dari kejengkelan para nelayan terhadap sampah yang dihanyutkan ombak hingga pantai. Para nelayan yang jengkel pun kemudian mulai mengumpulkan dan memilah sampah-sampah tersebut. Khusus untuk sandal bekas, mereka menyusunnya bak instalasi seni pada dinding bambu.
Para wisatawan Pantai Tapak Paderi pun perlahan mulai terpikat dengan susunan sandal bekas yang sekilas memang tampak artistik lantaran berwarna-warni, dan kemudian seperti sudah disebutkan, entah siapa orang yang benar-benar memulai, meninggalkan sepasang sandal di pantai ini menjadi semacam tradisi.
Ada yang mengatakan kaitan antara sandal dan jodoh di pantai ini diawali oleh kedatangan seorang lelaki yang hendak mencari sebelah sandal milik sang istri. Disebutkan kalau sandal tersebut hanyut saat mereka bermain air di Pantai Jakat yang berada di sebelah Pantai Tapak Paderi. Tak disangka, lelaki tersebut pun berhasil menemukannya sandal sang istri menggantung pada dinding kreasi para nelayan.
Sejak itu, pengelola pantai pun iseng melabeli dinding penuh sandal bekas tersebut dengan papan bertuliskan “Pondok Sandal Jodoh”. Dengan itu, pengunjung pantai yang belum bertemu dengan jodohnya, setidaknya dapat menemukan sandal yang hilang saat bermain di pantai. Belakangan papan penggantung sandal-sandal pun dikreasikan menjadi berbagai bentuk yang menarik dijadikan latar berfoto.
ADVERTISEMENTS
Daya tarik lain Pantai Tapak Paderi yang bernilai sejarah
Sebenarnya Pantai Tapak Paderi punya daya tarik yang lebih dari tradisi meninggalkan sandal. Pada zaman kependudukan Inggris di Indonesia, kawasan pesisir pantai ini sempat dijadikan pusat kota. Inggris bahkan sempat membangun sebuah benteng pertahanan sekaligus pusat pemerintahan bernama Benteng Marlborough atas instruksi Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles yang sampai saat ini masih berdiri kokoh.
Selain itu, tak jauh dari kawasan pantai, kamu juga bisa menemukan China Town yang dapat memberi gambaran kehidupan masa lampau kawasan tersebut. Baik di China Town maupun kawasan pantai, kamu dapat melengkapi pengalaman wisata dengan ragam menu jajanan kaki lima yang akan makin lezat jika dinikmati di bawah semburat matahari terbenam.
Pantai Tapak Paderi atau Pantai Sandal Jodoh berada di Kelurahan Kebun Keling, Kecamatan Teluk Segara, Bengkulu. Dari Bandara Fatmawati, pantai ini berjarak sekitar 15 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 40 menit. Bagaimana, tertarik untuk menyambangi keunikan pantai satu ini saat kondisi sudah memungkinkan lagi?