Kini makin banyak wisatawan yang berkunjung ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Daerah ini memang mempunyai berbagai pesona. Daya tarik utamanya adalah Pulau Komodo yang dipenuhi sekitar 1.300 komodo langka. Selain itu ada pula Danau Tiga Warna di Kelimutu, taman laut yang indah di Alor, perkampungan adat di Waerebo, dan masih banyak lagi. Nggak heran kalau NTT masuk dalam jajaran destinasi wisata terbaik di dunia.
Seiring berkembangnya wisata di NTT, aturan di sana pun diperketat. Bahkan baru-baru ini Viktor Bungtilu Laiskodat selaku Gubernur NTT mengeluarkan aturan yang kontroversial. Berikut ini selengkapnya.
ADVERTISEMENTS
Sejak NTT dinobatkan jadi destinasi terbaik di dunia, gubernurnya hendak mengubah NTT jadi tempat wisata premium. Secara tidak langsung, ya hanya turis kaya yang boleh datang!
Tahun ini NTT dinobatkan jadi destinasi terbaik di dunia oleh Lonely Planet, penerbit buku panduan wisata yang terkenal. Momen ini dimanfaatkan untuk meningkatkan pariwisata di sana. Viktor selaku Gubernur NTT pun mengeluarkan aturan baru. Dia hendak mengubah NTT menjadi tempat wisata yang premium. Fasilitas dan layananannya akan ditingkatkan, jadi hanya turis kaya saja yang diperbolehkan datang. Padahal selama ini wisatawan NTT terdiri dari orang-orang dengan berbagai latar belakang ekonomi.
ADVERTISEMENTS
Dengan terang-terangan, Sang Gubernur melarang turis miskin datang ke NTT. Dia menyuruh mereka untuk berwisata ke Jakarta, Bali, atau Manado saja
“Karena itu, wisatawan yang datang itu harus kaya. Kalau yang miskin tidak boleh datang. Saya sampaikan ke presiden, kalau wisatawan yang miskin, kami di NTT paling banyak begitu (miskin). Jadi kalau wisatawan miskin yang datang, kami sudah tidak mau lihat lagi,” tegas Viktor seperti dikutip dari Kompas.
Aturan baru yang dikeluarkan Viktor dinilai kontroversial. Apalagi, dia menjelaskan kalau tujuan NTT diubah jadi tempat wisata premium adalah demi melestarikan alam. Apa itu berarti para turis dengan ekonomi menengah ke bawah dinilai merusak lingkungan? Aturan ini pun menuai kontroversi di masyarakat. Para sobat miskin merasa kecewa dan tersinggung oleh pernyataan Viktor. Apalagi, masih ada kebijakan lain yang dikeluarkan terkait wisata di NTT.
ADVERTISEMENTS
Khusus untuk Pulau Komodo, hanya turis dengan kartu anggota saja yang boleh mengunjunginya. Turis lain? Bakal diarahkan ke Pulau Ranca…
Selama ini Pulau Komodo dibuka untuk semua turis. Namun pada September lalu, Viktor sempat mengumumkan untuk menutup pulau tersebut. Syukurlah niatnya berhasil dibatalkan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.
Namun sebagai gantinya, Viktor membatasi turis untuk berkunjung ke Pulau Komodo. Bakal ada peraturan keanggotaan yang bersifat premium. Dilansir dari Kompas, ada wacana kalau turis asing harus membayar $1000 atau Rp14 juta per orang untuk mengunjungi Pulau Komodo! Sedangkan untuk turis domestik, kemungkinan biayanya bakal lebih murah. Gimana kalau para turis nggak sanggup membayar? Menurut Viktor, mereka nggak diizinkan masuk ke Pulau Komodo, tetapi bakal diarahkan ke Pulau Rinca yang hanya berisi komodo-komodo kecil. Namun peraturan itu masih akan dikaji pada Januari 2020. Sementara ini, tiket masuknya masih mengikuti tarif lama yaitu Rp250.000 untuk turis asing dan Rp75.000 untuk turis domestik.
ADVERTISEMENTS
Walau membatasi pengunjung, diperkirakan jumlah wisatawan di NTT bakal terus meningkat. Bahkan targetnya mencapai 3 juta orang pada tahun 2023!
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah turis domestik dan mancanegara di NTT pada tahun 2016 adalah 496.081 orang. Sedangkan pada tahun 2017 mencapai 616.583 orang. Setiap tahunnya, jumlah turis di NTT memang meningkat. Bahkan menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTT Wayan Darmawa, jumlah wisatawan NTT tahun 2023 ditargetkan mencapai 3 juta orang! Target ini dinilai ambisius. Sebab menurut Direktur Utama BOP Labuan Bajo Shana Fatina, target tahun 2019 yaitu 1,5 juta wisatawan belum akan tercapai.
Mari kita ikuti perkembangan pariwisata di NTT. Apakah dengan dibuatnya aturan yang melarang turis miskin datang, jumlah turisnya bakal bertambah? Yuk lihat bersama~