Siapa yang belum pernah naik kereta api? Mungkin kamu yang membaca artikel ini hampir semuanya pernah naik kereta api ya. Di Jawa, kereta api sudah jadi moda transportasi yang murah sekaligus efisien. Dalam beberapa tahun belakangan, PT KAI juga sudah melakukan revolusi besar-besaran sehingga kereta api kian nyaman dinikmati. Harganya pun relatif murah dan ada tingkatan kelasnya mulai dari ekonomi, bisnis dan eksekutif.
Kalau ingat beberapa tahun lalu, sebelum tahun 2012, kereta api ekonomi jarak jauh nggak enak banget lah pokoknya. Tempat duduk rebutan bahkan ada yang tidur di kolong kursi atau di depan WC. Selain itu banyak sekali pedagang asongan di dalam kereta. Wah pokoknya waktu itu kereta ekonomi jadi pasar deh. Ada yang jual makanan sampai tambal panci. Ngeri nggak tuh?
ADVERTISEMENTS
Eh baru-baru ini, ada seorang pria yang naik kereta ekonomi Serayu dan ia protes terhadap fasilitas kereta tersebut. Ia merasa tidak nyaman naik kereta seperti itu
Dear Dirut PT KAI, pernah naik KA Ekonomi Serayu Jakarta – Purwekerto 10 Jam ? Coba rasakan, bergelut dengan penumpang lain ! Saya pikir 2018 sudah gak ada kereta dengan ketidaknyamanan seperti ini.
Pake AC ? Iya, duduk sesuai tiket iya ? Itu adalah gebrakan Jonan beberapa waktu lalu yang sangat baik dalam revolusi KA, sekarang 2018 ayo lah tingkatkan untuk rakyat.
Kasihan rakyat “ekonomi lemah” mentang2 murah, 10 jam harus duduk dengan kursi tegak, dempetan antar penumpang, dan kaki ketemu kaki saling silang.
Ini adalah pengalaman saya pertama naik KA jarak jauh kaya gini. Sumpah gak rekomended.
Demi rakyat, hilangkan lah KA yang kaya gini, ganti dengan model kereta lain. Kasihan rakyat, manusiakan rakyat ini.
Awal saya kira naik KA Serayu dari Pasar Senen (tujuan akhir Purwokerto) itu sama gerbongnya dengan KA non eksekutif kalau Saya ke Bandung. Ternyata jauh beda (pantesan murah). Tapi walaupun murah, pelayanan bagi rakyat itu harus naik kelas.
Jujur, saya akan mikir 5 kali untuk naik lagi, kebetulan aja kemarin pengen coba naik KA yang bisa berhenti di Tasik, dan cuma ada KA Serayu ini.
Kalau jarak dekat, kaya KRL satu jam desak2an, pengalaman saya orang bisa nahan kesal, walau gak nyaman krn 1 jam aja, nah kalau 8 hingga 10 jam harus duduk gak nyaman, badan ini ringsek sudah.
Dan ternyata kenapa perjalanan lama, KAnya sering bgt berhenti lama, dan sering “mengalah” nunggu gantian rel dengan kereta lain. Gak efisien.
Ditengah ada peningkatan pelayanan yang sudah baik, plis KA Serayu ini dinaikan kelasnya. Demi rakyat !
Cc buat calon2 kepala daerah, calon legislatif, kali2 cari pengalaman merasakan pengalaman seperti Saya, hahaha. Berharga bgt, jadi banyak tahu kondisi ril rakyat. (catatan : saya bukan caleg atau cakada ya hahaha, saya Rakyat).
Kang Adjat Mulyana, menyampaikan rasa ketidaknyamanannya ketika naik kereta ekonomi Serayu Jakarta-Purwokerto. Ia merasa di tahun 2018 tidak selayaknya kereta ekonomi kursinya tegak dan kaki saling silang dengan penumpang lain. Kepada KAI, dia menuliskan status bernada protes sekaligus masukan agar KAI memperbaiki kualitas pelayanannya. Selain faktor kursi, ia juga mengeluhkan kereta ekonomi sering sekali berhenti di tiap stasiun. Menurutnya nggak efisien jika harus mengalah dengan kereta lain.
Penutupnya, ia berharap KAI mau meningkatkan pelayanan KA Serayu. Demi rakyat.
ADVERTISEMENTS
Bukannya meraih simpati, dia justru menuai bully dari netizen. Banyak yang menganggap ia manja dan suka mengeluh
Postingan tersebut viral di dunia maya dan sudah dibagikan lebih dari 1600 kali dan hampir seribu komentar. Mungkin Kang Adjat Mulyana mengira postingan ini bisa mengumpulkan dukungan kolektif atas keluhannya tersebut. Alih-alih mendapat simpati dan dukungan publik, ia justru mendapat bully-an dari pengguna Facebook. Kebanyakan mereka mengomentari si pembuat status yang dianggap manja, mudah mengeluh, dikit-dikit protes, dan nggak pandai bersyukur. Alasan netizen logis sih, dulu kereta ekonomi yang bentuknya amburadul saja masih disyukuri karena murah. Lha sekarang dengan kualitas pelayanan yang jauh lebih baik (dengan AC, tiket sesuai tempat duduk, WC bersih, on time, nyaman) dengan harga yang masih sangat murah, kok masih saja protes. Mungkin protesnya benar, tapi kurang tepat.
ADVERTISEMENTS
Kereta ekonomi kini pun kian baik, ada pula kelas ekonomi premium yang juga sangat nyaman dengan harga murah
Toh kalau benar ia turun di Tasik, perjalanan KA Serayu Jakarta-Tasik hanya membutuhkan waktu 6 jam 57 menit, bukan 10 jam (tujuan akhir Purwokerto). Masa nggak kuat sih?
Satu hal yang amat disayangkan dari protes tersebut adalah, tiket kereta KA Serayu ini murahnya kebangetan, cuma 67 ribu saja. Sudah sangat terjangkau untuk kantong rakyat. Masa sih, harga segitu mau fasilitas bintang lima? Sebenarnya, jika Kang Adjat Mulyana yang berada di kalangan berpunya (dilihat dari profil Facebooknya), lebih baik menggunakan moda transportasi lain seperti pesawat atau kereta eksekutif. Bisa dipahami sih kenapa ia berpikir bahwa kereta ekonomi tidak nyaman, soalnya ini adalah pertama kalinya ia naik kereta jarak jauh. Ya meskipun jarak Jakarta ke Tasik ya nggak bisa dibilang jarak jauh juga. Hehehe.
Kekesalan netizen lebih karena ketidaktahuannya akan perbaikan kereta ekonomi saat ini dan ia memprotes itu atas nama rakyat, padahal dirinya sendiri. Sebenarnya masukannya nggak salah, cuma tidak pada tempatnya. Toh sekarang kereta api sudah punya berbagai kelas dengan harga yang berbeda. Banyak promo tiket murah lagi.
Ya semoga si mas banyakin piknik naik kereta ekonomi, atau diangkat jadi duta kereta ekonomi mungkin?
NB : Kereta zaman dulu, duduk di sembarang tempat, depan WC oke oke aja.