Pagi ini Merapi kembali bergejolak. Suara gemuruh menggema dari Merapi pertanda letusan pun datang kembali setelah 8 tahun ‘tidur’ nyenyak. Letusan yang terjadi pada pukul 07.43 WIB ini adalah letusan freatik yang membumbung tinggi ke angkasa. Letusan disertai suara gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dan tinggi kolom 5.500 meter dari puncak kawah. Letusan melontarkan abu vulkanik, pasir dan material piroklatik.
Letusan ini dianggap bukanlah letusan yang berbahaya. Setidaknya begitu penjelasan Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho.
“Jenis letusan ini tidak berbahaya dan dapat terjadi kapan saja pada gunung api aktif,” ucap Sutopo dalam keterangannya pada Jumat, 11 Mei 2018.
ADVERTISEMENTS
Meskipun tidak berbahaya, namun letusan pagi ini cukup bikin masyarakat Jogja dan sekitarnya terkejut. Apalagi hujan abu pun turun hingga ke kota Jogja
Letusan di pagi hari tadi tentu membuat warga Jogja terkejut. Biasanya ada peringatan dari BPNB atau PVMBG ketika Merapi mau meletus, terutama ketika terjadi perubahan status Merapi. Namun pagi ini, ketika kondisi status normal, terjadi letusan freatik yang seolah mengembalikan ingatan ke memori tahun 2010 silam. Tak ada peringatan atau himbauan sama sekali. Letusan ini tidak bisa diprediksi terlebih dahulu. Setelah lama tertidur, Merapi kini meletus kembali. Foto-foto letusan segera beredar di dunia maya. Meski begitu, status Merapi masih di status normal.
ADVERTISEMENTS
Di Pasar Bubrah Gunung Merapi, ada sekitar 120-an pendaki yang masih berada di sana ketika letusan itu terjadi. Ngeri banget nggak sih?
Ada beberapa pendaki yang tengah berada di Pasar Bubrah saat letusan terjadi. Maklum, pekan ini adalah long weekend, jadi banyak pendaki yang naik ke Merapi. Ketika terjadi letusan freatik tersebut, ada pendaki yang sempat membuat video meskipun ia dalam bahaya. Cukup nekat sih pendaki ini. Para pendaki juga segera mempersiapkan diri untuk turun. Untungnya letusan ini bukan erupsi magma yang membawa turut serta wedhus gembel. Meskipun begitu, pendaki harus segera turun karena radius aman adalah 3 km dari puncak Merapi.
PVMBG meminta masyarakat tetap tenang, “Tidak perlu khawatir, kecuali di puncak Gunung Merapi. Sejak semula, ada larangan tidak boleh naik ke puncak. Pendaki hanya boleh naik sampai di Pasar Bubrah.”
ADVERTISEMENTS
Begini video yang sempat direkam pendaki saat Merapi meletus. Agak ngeri sih kalau mengalami sendiri
Kejadian pagi tadi di Merapi. Salut buat para pendaki yang tetap tenang dan nggak panik ketika terjadi letusan freatik di Merapi. Sempet rekam video lagi. Goks!
Posted by Septyan Bayu Anggara on Thursday, 10 May 2018
Di video yang beredar di grup WA tersebut, ada beberapa pendaki yang terlihat seperti biasa saja ketika letusan itu terjadi. Mereka masih memasak buat sarapan dan sembari mengobrol. Namun ketika abu telah membumbung tinggi ke langit, mereka segera lari untuk menyelamatkan diri. Sungguh pendakian yang mengerikan dan tentu tak akan pernah mereka lupakan. Jumlah pendaki yang tercatat di pos pendakian selama tanggal 9-11 Mei ada 120-an pendaki. Sekitar 50 pendaki dekat dengan puncak. Info terbaru dari penggiat alam Resopala, beberapa pendaki banyak yang pingsan karena menghirup asap belerang. Sebagian sudah sampai di bawah, namun masih ada juga yang berada di Pasar Bubrah. Semoga mereka selamat sampai bawah ya.
Gunung Merapi kali ini sedang batuk-batuk ringan. Masih jauh sekali dari besarnya letusan di tahun 2010 silam. Mudah-mudahan energi Merapi bisa berkurang sedikit demi sedikit dengan letusan kecil seperti ini agar tidak terjadi akumulasi letusan yang jauh lebih besar. Merapi rutin meletus 4 tahun sekali, dan sudah 8 tahun dia tertidur nyenyak. Ketakutan terbesar warga Jogja adalah, saking lamanya Merapi tertidur, akumulasi letusannya bisa sangat besar di kemudian hari. Ya, semoga itu tidak terjadi ya.