Berlibur sudah menjadi sebuah kebutuhan, terlebih bagi orang perkotaan yang sehari-harinya sibuk dengan berbagai aktivitas. Liburan menjadi cara yang dilakukan untuk sejenak melupakan rutinitas dan melepas penat. Maka dari itu liburan dipercaya dapat membuat seseorang lebih bahagia. Ada banyak cara yang bisa dilakukan orang untuk menghabiskan waktu berliburnya, misalnya saja mengunjungi wisata alam, wisata sejarah, hingga wisata kuliner. Setiap orang juga tentu memiliki preferensi tempat wisata sendiri-sendiri tergantung selera atau budget-nya.
Untuk orang Indonesia sendiri, tak hanya destinasi dalam negeri saja yang berhasil mencuri perhatian mereka. Banyaknya rute penerbangan internasional murah yang ditawarkan berbagai maskapai juga kerap berhasil mempengaruhi mereka untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di luar negeri. Umumnya sih negara-negara yang sering menjadi destinasi berlibur orang Indonesia seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, Korea, dan negara-negara Eropa, Australia, atau Amerika. Ketika ditanya apakah mereka pernah terpikirkan untuk berkunjung ke negara Bhutan, tentu mayoritas jawabannya tidak pernah.
Jika kamu berpikir untuk berkunjung ke Bhutan hanya memerlukan biaya sedikit, mengingat negara tersebut jarang dikunjungi wisatawan, kamu salah besar. Terlepas dari biaya tiket pesawat ke sana, hidup di Bhutan justru mengharuskanmu mengeluarkan kocek cukup dalam lho. Apalagi kalau kamu ingin tinggal lebih lama di sana. Kira-kira kenapa ya? Simak deh ulasan Hipwee berikut ini.
ADVERTISEMENTS
Bhutan, kerajaan yang terletak di Pegunungan Himalaya ini memiliki pemandangan luar biasa dengan adat istiadat yang masih kental
Negara Bhutan yang terletak di Asia Selatan ini memang tidak sepopuler negara-negara tetangganya seperti India, Nepal, Pakistan, atau Maladewa. Letaknya yang berada di pegunungan Himalaya membuat pemandangan alam di negara ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Akses atau medan yang cukup sulit untuk dapat mencapai Bhutan seolah terbayar lunas dengan keindahan pegunungan bersalju nan indah yang dapat dinikmati di sana. Selain itu, penduduk negeri Bhutan juga masih menjaga adat dan tradisinya sehingga jangan heran masih banyak ditemui penduduknya menggunakan pakaian tradisional. Bahkan hingga saat ini warga harus menggunakan pakaian nasional saat mengunjungi kantor pemerintahan setempat lho! Sebegitu cintanya mereka dengan budaya sendiri..
ADVERTISEMENTS
Bhutan menjadi salah satu negara tujuan destinasi termahal di dunia
Jika kamu ingin berlibur ke Bhutan, setiap orang harus mengeluarkan kocek sebesar US$ 200 atau sekitar 2,6 juta rupiah perharinya. Biaya itu sudah menjadi ketentuan yang ditetapkan pemerintah negara Bhutan dan akan digunakan untuk akomodasi, transit, pemandu wisata, dan lain-lain. Kalau hanya sehari dua hari saja mungkin belum terlihat mahal ya, tapi bayangkan saja jika kamu seminggu di sana. Dengan pemandangan seindah itu sih rasanya sehari dua hari saja tidak akan cukup ya? Yang perlu diingat, biaya tersebut belum termasuk tiket pulang-pergi lho Guys. Jadi sudah bisa ditebaklah kira-kira berapa uang yang harus disiapkan untuk berlibur ke sana. Namun, meskipun terbilang mahal, beberapa orang rela-rela saja mengeluarkan kocek cukup dalam demi bisa menikmati indahnya panorama negeri dengan ibukota Thimpu ini, termasuk artis-artis Hollywood seperti Leonardo di Caprio dan Keira Knightley. Mereka diketahui pernah berlibur di Bhutan dan menginap di Resor Uma Paro, salah satu hotel mewah dengan biaya sewa mencapai 8,6 juta rupiah per malam! Tak hanya wisata alamnya saja yang terkenal, beberapa kuil atau bangunan kuno seperti Punakha Dzong, Rinpung Dzong, dan Buddha Dordenma juga kerap menjadi tujuan wisatawan mereka. Kamu berminat?
ADVERTISEMENTS
Karena dikelilingi pegunungan, tidak sembarang pilot yang boleh melakukan penerbangan ke Bhutan
Selain biaya yang cukup mahal, akses menuju negara Bhutan yang sulit juga menjadi alasan banyak orang enggan berlibur kesana. Bagaimana tidak, negara yang dikenal dengan sebutan The Land of The Thunder Dragon ini hanya memiliki satu bandara bernama Paro Airport yang terletak di ketinggian 2235 meter di atas permukaan laut. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pilot penerbangan tujuan Bhutan. Tak heran jika hanya ada 9 pilot di seluruh dunia yang boleh menerbangkan atau mendaratkan pesawat di Bhutan. Mereka harus mengemudikan pesawat melewati bukit dengan manuver baik jika tidak ingin menabrak gunung di sekelilingnya.
ADVERTISEMENTS
Ternyata alasan pemerintah menetapkan tarif cukup mahal bagi wisatawan di Bhutan tak lain adalah untuk menjaga kebudayaan dan lingkungan di sana lho!
Cukup masuk akal memang. Tak bisa dipungkiri bahwa selain meningkatkan pendapatan suatu negara, tingginya angka kunjungan wisatawan ke negara tersebut, ternyata juga bisa membawa dampak negatif. Salah satunya dapat merusak kealamian lingkungan di sana. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa pemerintah Bhutan menetapkan kebijakan yang seolah dapat membuat wisatawan berpikir dua kali sebelum memutuskan berlibur kesana, padahal tujuan lain dari aturan tersebut adalah untuk menarik pendapatan tinggi dari sektor pariwisata. Di sisi lain hal itu justru membuat jumlah kunjungan wisatawan di Bhutan bisa dikatakan kecil. Hmm, rumit ya..
Kalau kamu termasuk orang yang menyukai destinasi-destinasi anti mainstream dan memiliki banyak tabungan, sepertinya Bhutan dapat dimasukkan ke dalam daftar negara-negara yang harus kalian kunjungi sih.