Nak, Kamu Boleh Berkelana ke Seluruh Dunia. Tapi Ingat, Pulanglah kepada Mama untuk Terakhir Kalinya

Ibuku,

Aku telah menemukan jodohku
Janganlah kau cemburu
Hendaknya hatimu yang baik itu mengerti
Pada waktunya, aku mesti kaulepaskan pergi

WS Rendra

Anakku Sayang,

Mama teringat padamu setelah membaca bait-bait puisi Rendra. Apa kabar gerangan?

Di mana kamu sekarang? Di Belanda, China atau Malaysia? Atau sedang di Indonesia?

Semoga engkau senantiasa dianugerahi kesehatan, kebaikan dan kesejahteraan dari Sang Maha Cinta. Di manapun kamu berpijak sekarang, kebahagiaan semoga selalu ada dalam hatimu.

peluk

peluk via cdn.klimg.com

Sayang, Mama sangat rindu,

Mama sedang melihat foto kecilmu. Ya, begitu lucu, tembem dan menggemaskan. Meski itu sudah lebih dari 25 tahun yang lalu, rasanya baru kemarin lusa. Itu ketika keluarga kecil kita masih lengkap. Saat ayahmu masih bersama kita, saat adikmu belum dipanggil Yang Kuasa. Mama rindu saat itu, rindu tawa riangmu saat beranjak dewasa.

Anakku, Pulanglah…

Setelah kamu lulus kuliah, pekerjaan terbaik sudah kamu dapatkan. Bisnis pun kian membesar tak tertahan. Kini, dirimu makin tertelan kesibukan. Berpindah negara bahkan dalam rentang seharian. Dirimu hidup dalam petualangan. Kabarmu pun kian samar. Hati Mama makin kangen tak karuan.

Sudah hampir setahun, Mama belum melihat wajahmu lagi di dalam kamarmu ini. Kadang, untuk mengobati rindu, Mama mengambil baju dalam lemarimu dan mencucinya. Rutinitas masa lalu yang kini jadi penawar sendu. Kumohon Sayang, pulanglah barang sejenak. Sapalah istana kecilmu ini yang sudah lama tak tersentuh.

jangan menangis bu

jangan menangis bu via 2.bp.blogspot.com

Duhai, permata hatiku,

Kini, Mama sudah tak punya daya. Penyakit ini kian lama makin unjuk kuasa. Sebelum Mama pergi, peluklah Mama untuk terakhir kalinya. Akan jadi sebuah penyesalan di alam sana jika saat kepergianku tak ada genggamanmu di tangan Mama. Mandikan dan kafanilah tubuh lemah ini Sayang. Berikan salam perpisahan di tepi liang lahat tempat Mama kelak bersemayam. Doakan Mama ketika semua orang pergi dari tanah kuburan yang masih basah. Selamatkan Mama dari malaikat penjaga yang siap menyiksa. Itu saja, Mama hanya minta itu saja.

Mau kan, Sayang?

Sebenarnya masih ada satu impian Mama yang sampai saat ini belum kamu wujudkan. Sudahkah ada menantu untuk Mama? Duhai Anakku, Mama sungguh ingin menimang cucu. Pulanglah dan restu selalu ada untukmu. Alangkah indahnya kematianku jika kamu datang dan mewujudkan mimpi Mama itu. Sudahkah ada gadis yang memikat hatimu? Katakan pada Mama, selagi mampu Mama akan lamarkan untukmu.

Mama ingin jadi saksi kebahagiaanmu nanti.

sungkem

sungkem via cdn.tmpo.co

Tapi, sepertinya waktuku sudah tak banyak.

Kamu pernah bercerita kepadaku, Prancis itu romantis, Amerika simbol negara merdeka, dan Indonesia tetap jadi pelabuhan cinta. Kamu boleh berkelana, berkeliling dunia, membelah samudra hingga angkasa, tapi please untuk kali ini. Pulanglah kepada Mama. Untuk terakhir kalinya. Sebelum nafas terakhir terlambat mengucapkan sampai jumpa. Sebelum keranda menggotong Mama kembali kepada-Nya.

Pulanglah

innalillahi

innalillahi via i.ytimg.com

Tertanda

Mamamu yang terjerat rindu nan sendu

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Traveler Baper, Penghulu Kaum Jomblo