Kalau kamu orang Depok, pasti pernah dengar dan nggak asing lagi dengan nama Jembatan Panus. Jembatan sepanjang 100 meter yang dibangun pada jaman Belanda, jauh sebelum Indonesia merdeka. Siapakah gerangan pembuatnya? Tak lain tak bukan ya orang Indonesia sendiri, yang dimandori orang asli Belanda bernama Stephanus Jonathan. Jadi, sampai disini sudah tahu ya kenapa Jembatan ini bernama Jembatan (ste)Panus? Hehehe.
Eh, tapi kamu sudah tahu belum soal kisah-kisah mistis di baliknya? Simak yuk!
Jembatan Panus ini menghubungan antara kota Depok dan kota Bogor, dan dibangun Belanda tahun 1917 silam. Jauh lebih tua jembatan ini dibanding kamu
Jembatan yang berdiri tepat di Jalan Tole Iskandar Depok ini didirikan pada tahun 1917-1918. Konon bahan-bahannya berasal dari campuran putih telur. Dan diarsiteki oleh Stefanus Leander, seorang pria kewarganegaraan Belanda yang kala itu Belanda masih sangat berkuasa di Indonesia. Jembatan yang memiliki lebar lima meter dan panjang 100 meter ini, pernah mempunyai peran tempat perlintasan, hingga peran jembatan ini pun tergantikan. Pemerintah Depok pada 1990 membangun jembatan baru yang terletak sekitar 30 meter sebelah utara Jembatan Panus.
Nah, sejak didirikan jembatan baru itu tadi, si Panus pun mulai ditinggalkan. Bahkan, karena sudah tidak sering dilalui masyarakat umum, hanya warga perkampungan Poncol saja yang masih menggunakan jembatan ini. Hingga akhirnya makin kemari, makin tersebarlah cerita-cerita bernuansa mistik. Ini bahas sejarah dulu, sabar yaa.. Hihiii
Katanya sih, sering ada penampakan hantu sang kreatornya. Si Stefanus sama istrinya sering melintas sambil bawa anjing putih kesayangan mereka
Konon kata mereka, dari cerita mulut ke mulut gitu sih, sering terjadi penampakan hantu sang kreator, si Panus itu. Stefanus dan istrinya dikabarkan masih sering terlihat melintasi jembatan ini. Keberadaan hantu Opa Panus (sebutan Stefanus oleh warga Depok) itu, dari penjelasan warga setempat sih sering nampak pada malam hari. Dia masih lalu lalang di jembatan sambil membawa anjing putih kesayangannya.
“Kita sering melihat sosok Panus di jembatan kalau tengah malam, suami saya saksinya kalau itu Opa Panus. Dia pakai pakaian khas Belanda, sama nenteng anjingnya,” kata Ully, warga setempat, yang dilansir dari okezone.com
Kamu yang punya KTP Depok, udah pernah ngelihat belum?
Misteri yang kedua, tentang sosok perempuan yang juga kerap menampakkan diri di jembatan Panus ini. Ati-ati, kalau lewat sana dan ada perempuan pribumi baju merah, itu bukan manusia~
Menurut kabar, sosok hantu wanita yang sering mengenakan baju merah itu ialah istri dari Stefanus. Stefanus menikahi seorang wanita warga asli Depok yang kemudian bunuh diri di jembatan buatan suaminya sendiri. Apa nggak ngeri? Nah kemudian, rumornya, si Stefanus pulang ke Belanda ketika waktu itu kompeni Belanda diusir oleh tentara Jepang untuk meninggalkan Indonesia. Karena alasan itulah, istrinya yang biasa disebut Nyai memutuskan untuk bunuh diri dengan terjun bebas di jembatan.
Terus pas masuk dalam salah satu acara misteri di televisi yang dipresenteri Harsya Subandrio, sama ada pak Leo juga, mereka mengiyakan keberadaan hantu disana
Nggak cuma sekali dua kali, beberapa kali jembatan Panus didokumentasikan oleh acara Percaya Nggak Percaya (PNP) dengan presenter Harsya Subandrio di sebuah stasiun televisi. Bahkan, salah satu paranormal ngetop, pak Leo mengakui adanya keberadaan hantu Stefanus yang muncul bersama anjing di jembatan Panus ini. Ketika menjadi presenter acara itu pun, presenternya mengaku kerap mengalami kejadian aneh saat syuting.
“Ketika syuting di Jembatan Panus, Depok, saya lihat sosok pria tanpa kepala sedang melambaikan tangannya. Belum lagi suara-suara bergumam yang seringkali mampir di telinga. Begitu juga dengan bau busuk yang tak jarang mampir ke hidung saya,” ucap Harsya, dilansir dari tribunnews.com
Pak Leo juga menyatakan sering melihat arwah gentayangan di jembatan Panus. Dalam penglihatannya, arwah itu berpenampilan sama seperti terakhir kali dia hidup.
Terlepas dari penampakan si Stepanus dan istrinya, jembatan ini memang pernah dijadikan tempat pembuangan mayat dan pesugihan juga
Jembatan ini pernah menjadi tempat pembuangan mayat korban pembunuhan. Menurut warga setempat, dari jembatan ini, ada dua lelaki tak dikenal melempar karung ke Sungai Ciliwung. Lalu, penduduk setempat curiga karung itu berisi mayat. Kecurigaan itu semakin tebal setelah polisi memastikan cairan merah yang tercecer di jembatan adalah darah manusia. Darah itu menetes dari dalam karung yang dibuang dua lelaki tadi.
Tak hanya itu, Jembatan Panus kadang juga dipakai sebagai tempat pesugihan atau sajen untuk tumbal. Sesekali ada beberapa orang yang membawa sajen seperti kelapa dan baju untuk dibuang ke sungai Jembatan Panus. Warga menganggap mereka-mereka yang datang ke jembatan ini untuk memberikan pesugihan kepada makhluk halus.
Misteri tukang ojek dan penumpang gaibnya pun kerap mampir di telinga warga sekitar. Termasuk penampakan empat pendekar baju hitam yang muncul di sekitar sungainya
Menurut cucu Stephanus sendiri, yang menjadi saksi sejarah mengungkapkan, pada era 1980-an, beredar cerita di kalangan masyarakat mengenai pendekar ghaib berbaju hitam. Saat banjir atau air Ciliwung naik, ada beberapa warga yang kerap melihat penampakan empat pendekar berbaju hitam muncul di sekitar sungai. Namun, saat dilihat ulang, pendekar itu sudah hilang.
Ada lagi cerita soal penumpang gaib saat naik motor melaju lewat jembatan Panus. Karena itulah, masyarakat percaya, jika melewati jembatan Panus harus membunyikan klakson dulu untuk permisi pada roh halus. Seringkali pengendara motor yang seorang diri saat malam dan mendapati motornya menjadi berat, seperti ada yang membonceng, bahkan ternyata ikut sampai rumah. Penumpangnya ialah wanita, dan sampai rumah tiba-tiba sudah menghilang. Belum lagi cerita sopir angkot yang sering dicegat oleh penumpang wanita saat kondisi angkot sedang sepi. Saat angkot jalan, tak ada satupun penumpang di dalamnya.
Cukup segini aja, sudah cukup mengerikan kan kisah tentang Stefanus, istri, anjing, dan kejadian-kejadian aneh di jembatan ini? Intinya satu, sebelum lewat, permisi dan berdoa dulu. Kalau bisa sih jangan lewat tengah malam, jangan sendirian juga. Ati-ati ya, kamuuu…