Mie ayam adalah makanan yang begitu digemari masyarakat Indonesia. Paduan mie dan irisan daging berpadu dengan kuah menciptakan sensasi kenikmatan yang luar biasa. Hal ini ditambah dengan harga mie ayam yang begitu terjangkau bahkan oleh kalangan bawah sekalipun. Sampai sekarang, mie ayam seharga 6 ribu rupiah pun masih ada. Murah banget ‘kan?
Kalau bicara tentang legenda mie ayam di Jogja, pasti kamu semua akan serentak menjawab, Mie Ayam Tumini! Yap, mie ayam Tumini di kawasan Giwangan, Jogja, ini begitu digandrungi para pecinta mie ayam. Nggak sah sih kalau ngaku pecinta mie ayam tapi belum mencicipi Mie Ayam Tumini!
ADVERTISEMENTS
Mie Ayam Tumini, mie ayam sederhana di selatan Jogja. Meskipun tampak ndeso, jangan salah, setiap hari 700 mangkok mie ayam ludes!!!
Iya, 700 mangkok setiap hari lho. Pantas saja antrian selalu mengular sejak buka pukul 10.00 sampai habis sekitar sore hari. Dengan harga Rp 10.000,- (asumsi harga paling murah), omzet 7 juta per hari sudah di tangan. Itu belum termasuk minuman maupun jenis tambahan mie ayam seperti ceker dan sebagainya. Sepuluh juta rupiah lah omzet per hari kurang lebihnya. Sebulan 300 juta dong ya, soalnya Mie Ayam Tumini nggak pernah libur. Sebuah angka fantastis untuk sebuah warung mie ayam super sederhana. Hehehe.
ADVERTISEMENTS
Kenapa sih orang rela antre dan suka banget makan Mie Ayam Tumini? Mungkin ini bisa mewakili jawaban para pecinta mie ayam…
Bagi saya yang merupakan langganan di Mie Ayam Tumini, ada beberapa hal yang bikin ketagihan dengan kelezatan mie ayam ini. Kuah kental berwarna coklat terasa begitu manis dan gurih. Jika ditambah sambal, beuh rasanya luar biasa nikmat. Selain kuah kentalnya yang tiada tandingannya, porsi mie ayam yang cukup besar dengan ‘topping’ ceker ayam yang tak kalah nikmatnya. Potongan daging ayamnya pun cukup banyak. Kombinasi seperti ini jarang ditemukan di warung mie ayam lainnya.
ADVERTISEMENTS
Apa sih sebenarnya rahasia Mie Ayam Tumini bisa laris banget? Tujuh ratus porsi bukan jumlah yang sedikit lho!
Untuk menjelaskan rahasianya, tentu alasannya tak bisa tunggal. Selain kuahnya yang tidak bisa ditemui di tempat lain, ada beberapa keunggulan yang patut jadi pembelajaran warung mie ayam lain. Konsep kekeluargaan ala Jawa yang diusung Mie Ayam Tumini begitu mendekatkan dengan pelanggan. Sapaan khas, keramahtamahan, dan kesederhanaan warung ini bikin orang kangen datang ke sana lagi. Jadi rasa memang yang utama, tapi kesederhanaan warung mie ayam ‘ndeso’ ini bikin pelanggan selalu ingin datang.
ADVERTISEMENTS
Mie Ayam Tumini juga tidak memiliki warung cabang, ya hanya di sini saja. Berada di Jalan Imogiri Timur, tepat di utara pintu terminal Giwangan, mie ayam ini selalu kebanjiran pembeli. Salah satu rahasianya ya karena cuma ada satu-satunya…
Tidak seperti kebanyakan warung makan yang selalu buka cabang di kota lain atau di daerah lain, Mie Ayam Tumini cuma ada satu-satunya di dunia. Lebay, haha. Tapi memang benar lho, warung ini cuma buka di satu tempat, otomatis nggak ada mie ayam ini di tempat lainnya. Hal ini yang bikin orang mengeluarkan ‘usaha’ ekstra datang ke warung yang relatif berada di pinggiran kota ini. Usaha yang penuh perjuangan akan terasa nikmat ketika yang mie ayam tersaji di depan mata. Wuih, slurp…
Jadi itu beberapa rahasia Mie Ayam Tumini yang begitu melegenda di Jogja. Buat kamu pecinta Mie Ayam di luar Jogja, sempatkanlah mampir kalau lagi liburan ke Jogja. Percaya deh, kamu bakal gagal move on setelah makan mie ayam dari sana. Hehehe.