Serupa tapi tak sama. Istilah ini sepertinya cocok untuk menyebut si kembar Danau Di Ateh (Atas) dan Danau Di Bawah, yang ada di Kabupaten Solok, tepatnya di wilayah Alahan Panjang, Sumatera Barat ini. Dibilang danau kembar karena dua danau ini terletak sangat berdekatan dan dipisahkan oleh bukit yang lebarnya hanya 300m saja.
Danau kembar yang keindahannya benar-benar bak pinang dibelah dua ini, hanya dibedakan oleh ketinggiannya dan kedalaman air danau. Danau Di Atas memiliki kedalaman hanya 44 meter dengan luas sekitar 17 meter persegi dan terletak 1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sedangkan Danau Di Bawah memiliki kedalamaan lebih dari 800 meter dengan luas hampir 17 meter persegi, dan terletak di ketinggian 1.566 mdpl. Yuk mampir ke danau Kembar.
ADVERTISEMENTS
Uniknya, yang disebut Danau Di Bawah adalah danau yang lokasi berada di atas, sedang Danau Di Atas adalah yang lokasinya berada di bawah. Bingung ya? Keindahannya bikin kebingungan kamu terbayar kok.
Nggak cuma bisa mengagumi keindahan pemandangan dan riak-riak kecil danau, jika berkunjung ke Danau Di Atas, kamu bisa melakukan wisata air berkeliling danau menikmati jernihnya air, melihat ikan-ikan kecil berenang dengan menyewa perahu seharga 5.000 rupiah per orang. Atau kamu bisa melakukan outbound dan trekking. Jika lelah sehabis berwisata air, kamu bisa istirahat di gazebo pinggir danau atau membeli pernak-pernik oleh-oleh yang dijajakan di warung-warung kecil.
Namun berbeda jika kamu melipir ke Danau Di Bawah, kamu nggak bisa melakukan wisata air karena kedalaman air yang nggak menjamin keselamatan. Tapi tenang, kamu bisa menikmati keindahan yang nggak ada dua dari ketinggian di Taman Panorama Danau Kembar. Dari sana lanskap kedua danau serta Gunung Talang dan Gunung Kerinci terpampang luas. Untuk masuk ke Taman Panorama Danau Kembar ini kamu hanya harus membeli tiket seharga 5.000 rupiah per orang. Tapi jika kamu ingin bermain di tepian Danau Di Bawah, kamu tinggal berjalan ke arah Simpang berjalan menuju Jorong Kapalo Danau di Bawah. Sebelum mencapai tepian danau, kamu akan disapa oleh banyaknya perkebunan warga nan asri.
Akses lokasi yang sangat ramah wisatawan. Mau parkir di pinggir danau juga bisa
Lokasi si kembar ini nggak begitu jauh jika kamu berangkat dari kota Padang. Hanya sekitar 60 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih dua jam. Dan akses menuju danau ini sangat ramah wisatawan. Bahkan mobil pribadi bisa diparkir hingga ke tepian Danau di Atas. Kamu bisa stel camping dangan mobil VW Combi deh ini.
Atau jika kamu ingin menggunakan angkutan umum, dari kota Padang kamu tinggal naik bis antarkota dalam provinsi menuju Alahan Panjang atau Muaralabuh dengan ongkos sekitar 20.000 rupiah. Selain ongkos yang murah, di perjalanan kamu akan dihibur juga oleh asrinya perkebunan teh PT Perkebunan Nusantara VI Kebun Danau Kembar. Jika dalam perjalanan kamu sudah merasakan hawa sejuk, berarti tujuanmu sudah dekat. Dan hawa 14-16 derajat Celcius sedang menanti kamu di sana. Jangan lupa bawa jaket!
Setelah sampai di Pasar Simpang, tempat pemberhentian bis, kamu harus menyambung langkah menggunakan ojek. Di sana nanti kamu tinggal memilih, akan berjalan turun menuju Danau di Atas atau berjalan naik ke atas menuju Danau di Bawah. Di sekitar kawasan Danau Kembar ini akan kamu temui banyak warga lokal yang menjajakan bunga berwarna merah yang disebut Bungo Sarai Gunuang. Bunga ini cocok banget dijadikan oleh-oleh karena bisa bertahan sangat lama. Harga per buketnya dari 5.000 hingga 15.000 rupiah.
Ternyata ada mitos yang berkembang di daerah ini. Danau Kembar dihidupi oleh legenda seekor naga besar
Ternyata di balik alamnya yang indah dan hawanya yang menyingkap gundah, Danau Kembar dihidupi oleh sebuah legenda. Masyarakat di sekitar Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat ini, menjaga legenda itu dengan terus menceritakannya.
Konon, di dasar Danau Di Atas dan Danau Di Bawah bersemayam seekor naga raksasa yang mati dibantai oleh seorang pembuat tonggak bernama Niniak Gadang Bahan. Setelah sekian lama dan bangkai naga yang meliuk membentuk angka delapan itu tertimbun tanah, air hujan yang terus menerus menggenang membentuk dua danau besar yang kini dikenal dengan Danau Kembar.
Selain itu, nama dua daerah tempat danau ini berada, berasal dari legenda yang sama. Yaitu, daerah Kecamatan Lembah Gumanti yang berasal dari singkatan lembah nago nan mati (lembah naga yang mati). Dan daerah Aia Sirah (Air Merah), yang terkenal karena airnya yang berwarna merah, dan konon berasal dari darah yang terus keluar dari kepala naga yang telah dibantai mati.
Bukan saja keindahan alam dan kesejukan hawa yang diberikan Danau Kembar ini, bahkan cerita legenda sebagai sastra lisan yang mesti dijaga juga. Bagaimana, kamu berminat mampir dan mendengar langsung dari warga lokal cerita tentang legenda yang menghidupi keindahan danau ini?