Deretan pohon pinus melambai menyambut kedatangan kami malam itu. Kegelapan malam seolah berpadu dengan bau tanah yang basah selepas hujan badai tadi sore. Hujan yang sampai menumbangkan pohon di jalur utama menuju Pangelangan, Kabupaten Bandung. Hawa dingin merasuk ke dalam tubuh seolah menumbuhkan atmosfer yang bikin dada bergetar. Ya malam itu kami datang untuk ‘menjenguk’ ibu.
Kami datang dengan jumlah yang cukup ramai. Setelah mendapat izin untuk mengunjungi rumah itu melalui komunitas Ghost Photography Community, rombongan sangat antusias untuk segera mengeksplorasi rumah lokasi syuting Pengabdi Setan ini. Tujuan kami bukanlah untuk menantang atau mengganggu makhluk halus yang tinggal di sana. Kami hanya ingin sekedar mengunjungi rumah di dekat perkebunan teh itu di malam hari. Ya, biar greget aja sih.
Tak disangka, begini fenomena ghaib yang kami alami sendiri di sana!
ADVERTISEMENTS
Rumah lokasi syuting film Pengabdi Setan memang lagi hits banget. Konon memang rumah ini dikenal angker oleh penduduk sekitar
Berada di areal perkebunan teh, rumah lokasi syuting Pengabdi Setan ternyata juga menyimpan kisah misteri. Bermula dari cerita kru film dan juga sutradaranya sendiri bahwa ada kejadian aneh di rumah itu saat syuting Pengabdi Setan, kami pun jadi penasaran dengan rumah ini. Kebetulan kami ditemani oleh komunitas Ghost Photography Community yang sudah pernah hunting foto ‘penampakan’ di rumah itu. Mereka pun pulang dengan membawa banyak oleh-oleh yang semakin menegaskan jika rumah itu memang berhantu.
ADVERTISEMENTS
Rombongan kami bagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok hanya berisi 5 orang dan ditemani pemandu dari komunitas Ghost Photography. Kami mendapatkan hasil yang sungguh di luar dugaan
Rumah ini dari kejauhan sudah menampakkan aroma mistis yang begitu terasa. Tepat ketika jarum jam menunjukkan pukul 11 malam, giliran kami menikmati nuansa rumah ini. Suhu udara yang semakin dingin berubah menjadi lebih hangat ketika memasuki ruang tamu. Senter saling beradu memecahkan kegelapan malam. Rumah peninggalan zaman Belanda ini interiornya sangat klasik dan retro abis. Tak lupa, teman-teman memotret berbagai sudut rumah. Mulai dari ruang tamu, dapur, sumur kita jelajahi satu per satu. Kamar Bondi dan Ian tak luput kami sambangi. Sejenak, kami sungguh betah menapaktilasi film Pengabdi Setan langsung di lokasi syutingnya.
Itu sebelum kami mengalami kejadian aneh…
ADVERTISEMENTS
Tibalah kami tepat di bawah tangga. Aku mengalami kejadian aneh ketika memasuki kamar ibu
Tap, tap, tap. Kami perlahan menaiki tangga kayu yang sering dinaiki Rini (Tara Basro) ke kamar ibu. Salah satu temanku memberi kode untuk membuka pintunya secara tiba-tiba. Kameraku pun siap menjepret apa yang ada di balik pintu itu. Apakah benar ada ibu di sana? Atau makhluk lain?
“Saat yang mendebarkan itu tiba. Temanku bersegera membuka pintu, sementara kamera sudah dalam posisi siap membidik. Ketika dibuka, betapa terkejutnya aku melihat pintu kaca di balkon kamar ibu terbanting dengan sendirinya. Sontak, mulut mengucap istighfar. Pintu kaca di balkon (mirip adegan ketika Rini masuk kamar) pun terbuka dengan sendirinya.”
Ternyata, penghuni kamar ibu memanglah sesosok ‘ibu’ tapi dari kalangan noni Belanda. Rambutnya panjang namun hitam, usianya paruh baya dan jadi kekuatan paling besar di rumah itu. Panggilannya Madam, dan ia sering menampaki orang di balkon rumah tersebut. Hal ini kami dapatkan setelah salah satu dari teman kami punya indra keenam dan ia menjelaskan sosoknya kepada kami.
ADVERTISEMENTS
Setelah dari kamar ibu kami menuju ke sumur dan melakukan prosesi hening, yakni duduk santai sambil mematikan lampu senter. Gelap gulita!
Untuk mengambil perhatian si penghuni rumah, kami sengaja mematikan lampu yang kami bawa. Jadilah gelap-gelapan di sumur yang ternyata nggak ada sumurnya itu (di film hanya artifisial saja). Duduklah kami dengan sedikit rasa tegang. Akhirnya salah satu dari kami melihat ada sosok perempuan tua di pintu masuk sumur. Ia cuma mondar-mandir sebentar lalu hilang setelah senter kami nyalakan kembali. Dan benar saja, setelah kami kroscek ke teman yang lain, ada juga yang melihat sesosok bayangan hitam dari sudut sumur. Memang, kamar ibu dan sumur adalah tempat paling serem di rumah itu. Ada satu lagi kamar yang dihuni kuntilanak, yakni di kamar Toni di lantai dua, berdekatan dengan kamar ibu.
ADVERTISEMENTS
Kami segera kembali ke titik kumpul. Ternyata di luar rumah pun banyak penunggunya juga. Buktinya ada beberapa penampakan di kamera
Jam sudah menunjukkan hampir tengah malam. Kami segera bergegas untuk kembali ke titik kumpul. Namun sebelumnya, aku merasakan keanehan yang terjadi dengan kamera DSLR milikku. Sulit sekali rasanya mengambil gambar di dalam rumah seolah tombolnya tidak berfungsi. Ketika di luar pun sama saja. Beruntung ada salah satu teman yang berhasil mendapatkan gambar sesosok anak kecil di pohon pinus. Menurut teman-teman yang bisa melihatnya, ternyata memang hutan pinus itu lebih banyak penunggunya.
Sebenarnya terlalu banyak yang bisa diceritakan dalam ekspedisi kali ini. Mulai dari lemari yang buka tutup sendiri, perubahan suhu yang drastis sampai lantai kamar yang bergetar sendiri. Aku hanya merangkum sebagian kecil apa yang kualami dan teman-teman yang juga menyaksikan sendiri. Untuk kebenarannya silakan dikembalikan pada pribadi masing-masing. Artikel ini dibuat bukan ingin membuatmu percaya namun untuk berbagi cerita. Kalau kamu apakah punya pengalaman seperti kami.
Tuntas sudah, kami sudah menjenguk ‘Ibu’. Bagaimana dengan kamu?