Makanan Khas Imlek dan Filosofi di Baliknya, Ternyata Maknanya Dalam Banget

Dari jeruk sampai kue keranjang, kenapa ya identik sama Imlek?

Sama halnya dengan perayaan tahun baru, Imlek adalah salah satu perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa. Imlek sendiri dikenal juga sebagai perayaan penting untuk menentukan nasib baik masyarakat Tionghoa di seluruh dunia selama satu tahun ke depan.

Salah satu budaya Imlek yang paling terkenal adalah barongsai, lampion dan ornamen-ornamen berwarna merah. Selain itu perayaan imlek juga nggak bisa dilepaskan dengan makanan dan kuliner khas. Ada banyak sekali jenis makanan yang selalu dihadirkan saat perayaan imlek. Bukan sekedar hidangan makan, santapan khas imlek punya filosofi tersendiri. Penasaran dengan filosofi dan makanan khas perayaan imlek? Yuk langsung simak di bawah ini!

ADVERTISEMENTS

1. Siu Mie dikenal juga sebagai mie umur panjang. Mie ini harus disajikan tanpa terpotong sebagai lambang umur yang panjang

Makanan Khas Imlek dan Filosofi di Baliknya, Ternyata Maknanya Dalam Banget

Ilustrasi Siu Mie/Credit: Pixabay

Hidangan pertama yang wajib ada saat perayaan imlek adalah Siu Mie. Siu Mie dikenal juga sebagai mie panjang yang dihidangkan secara digoreng. Mie satu ini merupakan lambang panjang umur dalam tradisi China. Atas dasar itu, seseorang yang memasak dilarang untuk menyajikan mie yang terpotong. Jika mie terpotong saat disajika maka dipercaya bisa memperpendek usia.

ADVERTISEMENTS

2. Kue keranjang adalah lambang kerukunan keluarga

Makanan Khas Imlek dan Filosofi di Baliknya, Ternyata Maknanya Dalam Banget

Kue Keranjang/Credit: Wikimedia Commons

Bukan imlek rasanya jika nggak ada kue keranjang. Kue bertekstur dodol ini memang terkenal sebagai hidangan wajib saat imlek. Masyarakat Tionghoa sering membagikan kue keranjang ini pada tetangganya yang nggak merayakan imlek.

Hal ini dikarenakan filosofi kue keranjang yang sangat dalam. Kue ini merupakan lambang keluarga yang bersatu dan kehidupan yang rukun. Khusus saat imlek, kue keranjang disajikan dengan cara bertumpuk. Tumpukan kue keranjang juga punya filosofi yang berarti lambang pendapatan, posisi, dan pertumbuhan anak yang lebih baik.

ADVERTISEMENTS

3. Pada kepercayaan Tiongkok, bebek dan ayam adalah dua hewan yang serakah. Untuk menghindari sifat buruk tersebut dua santapan ini dihidangkan saat imlek tanpa dipotong

Makanan Khas Imlek dan Filosofi di Baliknya, Ternyata Maknanya Dalam Banget

Bebek/Credit: Wikimedia Commons

Makanan selanjutnya yang harus mesti ada adalah satu ekor bebek atau ayam. Biasanya, ayam atau bebek disajikan utuh tanpa dipotong, dalam bahasa sunda santapan ini lebih lumrah disebut bakakak. Ayam atau bebek sendiri melambangkan kesetiaan dan ketaatan.

Dalam budaya Tiongkok, bebek atau ayam dikenal sebagai hewan yang memiliki sifat serakah. Saat perayaan imlek, hidangan bebek disajikan agar anggota keluarga terhindar dari sifat buruk tersebut

ADVERTISEMENTS

4. Kue mangkuk biasanya dihidangkan di atas tumpukan kue keranjang. Menurut kepercayaan, semakin banyak orang yang berhasil memakan kue mangkuk maka semakin beruntung ia di tahun yang mendatang

Makanan Khas Imlek dan Filosofi di Baliknya, Ternyata Maknanya Dalam Banget

Kue mangkuk/Credit: Cookpad @R Laraswati

Selain kue keranjang, imlek juga sangat identik dengan kue mangkuk. Berbeda dengan kue keranjang yang punya tekstur mirip dodol, kue mangkuk sendiri terbuat dari tepung beras. Kue ini biasanya dihidangkan bersama dengan tumpukan kue keranjang. Kue mangkuk akan disimpan di bagian atas. Konon, jika semakin banyak seseorang menyantap kelopak kue mangkuk maka semakin beruntung ia di tahun yang akan datang.

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS

5. Selain sebagai pencuci mulut, jeruk Mandarin yang dihidangkan saat perayaan imlek melambangkan kemakmuran rezeki

Makanan Khas Imlek dan Filosofi di Baliknya, Ternyata Maknanya Dalam Banget

Jeruk Mandarin/Credit: Pixabay

Selain kue dan makanan asin, ada juga buah yang digunakan dan identik degan perayaan imlek. Selain berguna sebagai hidangan penutup setelah menyantap beragam makanan, jeruk sendiri melambangkan kemakmuran rejeki bagi masyarakat Tionghoa. Selain itu ada juga versi yang menyebut bahwa jeruk Mandarin merupakan simbol dari kesejahteraan dalam kehidupan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Represent

Editor

Penikmat jatuh cinta, penyuka anime dan fans Liverpool asal Jombang yang terkadang menulis karena hobi.