-Banyak Buaya Berkeliaran, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Gelar Lomba Tangkap Buaya Untuk Wisatawan-
-Nggak Cuma Buaya Darat Aja yang Kudu Dibasmi, Buaya Perairan Pun. Ada Lomba Tangkap Buaya Di NTT, Turis Asing Juga Ikutan Lho-
Lomba makan kerupuk, bawa kelereng pakai sendok, tangkap belut, mungkin sudah biasa diselenggarakan saat momen 17-an. Gimana dengan lomba tangkap buaya? Kalau buaya darat sih nggak usah dilombain ya, semua perempuan udah punya kesadaran buat membasmi yang model-model begini. Hehee. Tapi yang ini buaya perairan asli. Semacam uji nyali sih, tapi serius diselenggarakan di provinsi Nusa Tenggara Timur sana. Dan peminatnya ternyata juga luar biasa, yuk simak sejatinya ini acara apa..
Lomba ini bukan sekadar seru-seruan. Tapi berguna untuk menangkap buaya yang biasa memangsa orang. Biar keselamatan umat manusia terjaga niatnya
“Lomba digelar karena banyak buaya berkeliaran di sekitar lokasi obyek wisata pantai, sehingga meresahkan wisatawan,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Marius Jelamu, dilansir dari Liputan6.com.
Ya, ini bukan guyonan, ini seriusan. Ada lomba menangkap buaya di Kupang, NTT sana. Tepatnya di Pantai Lasiana sebagai lokasi lomba tangkap buaya, yang memang menjadi sarang buaya liar dan sangat meresahkan masyarakat. Jelas saja lomba ini sangat menantang, bukan hal remeh temeh dong untuk menangkan buaya yang tau sendiri ganasnya seperti apa. Melumpuhkan buaya sama sekali bukan hal mudah, buaya-buaya itu selama ini juga sering meneror warga, bahkan pernah memangsa manusia.
Makin banyaknya buaya di sana, tentu berdampak pada menurunnya wisata daerah. Karena itulah, pemerintah setempat mengajak siapapun yang mau untuk berpartisipasi dalam menjaga keselarasan lingkungan
Hal ini penting untuk menjaga ekosistem. Biar manusia nggak pada mati sia-sia dimakan buaya. Eh tapi buayanya juga nggak boleh dibunuh juga. Jadi gini, sebenarnya masalah buaya ini jadi tanggung jawab Balai Besar Konversi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT. Nah tapi, Dinas Pariwisata NTT ingin turut melibatkan masyarakat menangkap buaya di perairan kota Kupang. Sebab, BBKSDA punya keterbatasan sarana-prasarana alat tangkap, sehingga merasa punya kesulitan dalam menangkap buaya. Syaratnya ya buaya harus ditangkap dan diserahkan hidup-hidup pada BBKSDA, karena buaya merupakan binatang yang dilindungi. Kamu mau bantu mereka?
Namanya lomba ya jelas ada hadiahnya. Hadiahnya lumayan juga lho, Rp 5 juta untuk tiap ekor buaya yang berhasil ditangkap hidup-hidup
Lomba ekstrim ini digelar lantaran banyak wisatawan lokal yang menjadi korban keganasan buaya di pantai Kupang. Karena hal itulah, banyak orang tua dan anak-anak yang khawatir mandi di pantai. Ya iyalah, berasa bunuh diri gitu kali mandi di pantai yang ada buayanya. Lomba ini pun kemudian dihelat agar mereka yang punya keahlian menangkap buaya bisa berpartisipasi. Kalau misal ketika menangkap, si buaya malah menyerang atau membela diri dan melukai si penangkapnya, ya pengecualian, buaya bisa dibunuh. Tapi hadiah Rp 5 juta hanya untuk mereka yang berhasil menangkap buaya dalam keadaan hidup. Sulit.
Kalau kamu kira peserta lomba tangkap buaya hanya warga lokal saja, kamu salah. Seorang warga Belanda bahkan berminat daftar lho~
Informasi tentang lomba unik ini sampai juga ke telinga warga negara asing. Dilansir dari Kompas.com, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Marius Jelamu menyatakan sudah ada warga negara asing yang mendaftar untuk ikut lomba menangkap buaya. Yakni, wisatawan asing asal Belanda yang saat ini berada di Singapura.
Tak hanya Singapura, informasi tentang lomba ini pun sudah menyebar ke negara-negara lainnya. Marius mengaku ditelepon oleh Stasiun Radio asal Australia dan Perancis yang memiliki jaringan lebih dari 100 negara. Mereka emang butuh tantangan banget kayanya ya? Luar biasa loh mental dan rasa percaya dirinya..
Tapi ini bukan lomba perseorangan, ini kerja tim. Dan para peserta lomba tangkap buaya diwajibkan untuk membawa pawang
Jadi, urusan pawang buaya harus disiapkan sendiri oleh para peserta lomba yang tiap timnya berjumlah sepuluh orang. Kalau setelah mereka menyusur pantai dan mendeteksi adanya keberadaan buaya, peserta akan memancing buaya menggunakan ayam yang diikatkan dengan tali berbentuk patok sebagai umpan. Saat buaya menerkam umpan, peserta harus bergerak cepat menarik tali. Jadi targetnya harus di kepala buaya. Masih mikir ini gampang?
Lomba ini dibuka pada awal Agustus lalu hingga Desember mendatang. Hingga saat ini sudah ada dua tim yang tergabung di dalamnya. Masih ada waktu lho, kamu gimana?
Tim pertama yaitu dari Resimen Mahasiswa (menwa) Universitas Nusa Cendana Kupang dan yang kedua ialah sekelompok masyarakat. Sekarang, mereka sudah siap setiap waktu dengan selalu mengawasi di sejumlah pantai yang memang seringkali keluar buaya-buayanya. Selain dua tim yang sudah mendaftar secara resmi, ada satu tim dari Kabupaten Sumba yang sudah menghubungi panitia untuk ikut dalam lomba ini.
Para pemburu buaya juga dilarang mendatangi sarang reptil berbahaya ini. Pihak BBKSDA justru menyarankan agar tim berkonsentrasi di dua titik yang ekrap menjadi tempat munculnya buaya, yakni di Teluk Kupang dan Pantai Lasiana. Saking banyaknya buaya yang mengintai warga di perairan Kupang, beberapa orang nelayan di pantai mengaku takut untuk melaut dan berharap agar pihak BBKSDA semakin meningkatkan patroli untuk memantau keberadaan reptil liar ini.
Kalau kamu merasa sebagai seorang adrenaline junkie, mungkin kamu cocok mengikuti lomba ekstrim satu ini. Toh duitnya lumayan juga kan buat ngopi. Hihiii… Jangan lupa, pawang kudu kamu sediakan dulu biar nggak berkesan bunuh diri. Selamat menaklukkan buaya darat.