Libur merupakan waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Tanggal merah di antara tanggal hitam merupakan waktu yang sangat berharga untuk bersantai dan menikmati perjalanan traveling. Nah, apa yang akan kamu lakukan misal mendapat liburan 10 hari berturut-turut? Liburan ke luar negeri, mudik ke kampung halaman, atau traveling ke Indonesia Timur?
Sayangnya kita nggak ada liburan 10 hari berturut-turut ya. Orang yang beruntung itu adalah orang Jepang. Pada akhir April hingga awal Mei nanti, mereka mendapat hari libur selama 10 hari karena bertepatan dengan pelantikan kaisar Jepang yang baru. Tapi alih-alih bahagia, mereka justru mengeluh karena liburnya terlalu lama. Lho kok aneh sih, apa ya sebabnya? Yuk simak ulasan Hipwee Travel.
ADVERTISEMENTS
Akhir bulan ini, Jepang memasuki Golden Week yaitu musim liburan tahunan. Udah dapat Golden Week, eh ketambahan public holiday 3 hari karena pengangkatan Kaisar baru, Naruhito
Udah ketimpa duren, tambah ketimpa duren lagi. Begitu mungkin analogi yang menggambarkan beruntungnya warga Jepang di akhir bulan ini. Udah dapat liburan tahunan di Golden Week (29 April, 3-6 Mei), warga Jepang ketambahan liburan lagi. Pemerintah memberikan public holiday pada tanggal 30 April dan 1-2 Mei karena bertepatan dengan pengangkatan kaisar baru Jepang, Kaisar Naruhito. Kaisar Akihito, ayah dari Naruhito, akan turun tahta pada akhir bulan ini. Ditambah dengan weekend pada tanggal 27-28 April, maka orang Jepang mendapat jatah libur 10 hari berturut-turut. Wah enak banget ya?
Banyak dari mereka yang sudah memesan tiket ke luar negeri dan kesempatan terbaik untuk mencari pasangan hidup
Bagi warga Jepang, Golden Week adalah momen yang tepat untuk mencari pasangan. Maka banyak anak muda Jepang yang traveling di momen tersebut. Mereka menyebutnya ‘konkatsu’ yakni perburuan pasangan. Nah, dengan libur yang makin panjang, makin terbuka dong ya kesempatan mereka untuk mendapatkan jodoh. Tak cuma itu, diskon besar-besaran pun banyak diberikan saat Golden Week. Permintaan liburan ke luar negeri pun meningkat 3 kali lipat.
Namun, ada banyak orang pula yang mengeluh dengan hari libur yang terlalu banyak. Biasanya mereka adalah pekerja yang sudah berkeluarga
Menurut survey yang dilakukan oleh surat kabar Jepang, Asahi Shumbun, mayoritas responden tidak suka dengan public holiday yang terlalu lama. Sebesar 45 % responden menyampaikan bahwa mereka tidak bahagia dengan liburan panjang, sementara yang senang hanya 35 %. Hal ini cukup ironis karena ternyata banyak yang tidak suka libur panjang di Jepang.
Ada beberapa alasan yang mendasari banyak orang Jepang tidak suka libur panjang. Pertama, libur terlalu panjang sangatlah aneh buat pekerja Jepang yang workaholic yang memang doyan banget kerja pagi sampai sore, bahkan malam. Libur 10 hari bakal bikin mereka bingung untuk menghabiskannya karena selama ini selalu bekerja. Kedua, banyak fasilitas jasa tutup sehingga bikin banyak orang bingung mengatasinya. Jasa laundry, jasa penitipan anak, dan jasa lainnya tutup dalam durasi lama. Ketiga, adanya anak dan suami yang berada di rumah alih-alih di tempat kerja, bikin pekerjaan ibu rumah tangga makin banyak.
Keempat, pegawai dengan bayaran dengan hitungan per jam juga akan pusing karena 10 hari yang bisa menghasilkan uang diharuskan libur. Pendapatannya pun akan menurun drastis. Kelima, investor pasar modal juga akan pusing karena bursa efek akan libur juga, apalagi berganti bulan dari April ke Mei. Pusing juga tuh yang bekerja di sektor tersebut.
“Sejujurnya, saya tidak tahu bagaimana menghabiskan waktu ketika kami tiba-tiba diberikan 10 hari libur,” ujar Sheisu Sato, seorang karyawan keuangan.
Nah, kalau kamu dapat 10 hari, mau ke mana aja nih? Sayangnya nggak ada ya. Hehehe.