Kisah ini bukan cerita yang tertulis di naskah film. Kejadian benar-benar menimpa seseorang bernama Hassan Al Kontar. Pria yang berasal dari Suriah ini secara dramatis harus ‘terpenjara’ alias tidak bisa keluar dari Bandara Kuala Lumpur International Airport selama 6 bulan! Kenapa dia bisa terdampar di bandara selama itu? Kesalahan apa yang telah ia perbuat?
Perang saudara yang pecah di Suriah membuat Hassan Al Kontar terlunta-lunta. Ia yang dideportasi dari Uni Emirat Arab karena paspornya habis akhirnya datang ke Malaysia untuk masuk ke penampungan pengungsi Suriah. Tapi karena suatu hal, ia malah harus mendekam di bandara selama 6 bulan! Wah, seperti apa kronologisnya? Yuk simak ulasan Hipwee Travel kali ini.
ADVERTISEMENTS
Awalnya Hassan dipanggil oleh pemerintah Suriah untuk bergabung dengan tentara Suriah yang tengah berperang. Dia menolak dan tetap memilih bekerja di Uni Emirat Arab
Permintaan pemerintah Suriah agar Hassan pulang dan bergabung dengan pasukan perang ia abaikan begitu saja. Ia tidak mau memerangi saudaranya sendiri di Suriah. Ia tidak percaya perang dan tidak mau ikut dalam perang di negaranya. Sikapnya tersebut menjadikannya buronan di dalam negaranya sendiri. Padahal ia juga punya pekerjaan bagus di Uni Emirat Arab sebagai marketing eksekutif dan juga hidup yang baik. Tapi semuanya berubah saat tahun lalu paspornya habis masa berlakunya. Suriah pun menolak memperpanjang paspor Hassan sehingga ia dideportasi ke Malaysia. Otoritas Malaysia pun memberikan Hassan visa turis yang berlaku selama tiga bulan. Ia sendiri berusaha mencari opsi yang lebih baik agar ia bisa hidup dengan lebih tenang dengan mencoba peruntungan ke negara lain.
ADVERTISEMENTS
Sayangnya, ia gagal pergi ke Ekuador maupun Kamboja. Hassan kemudian tertahan di bandara Kuala Lumpur. Ia tidak bisa kembali masuk ataupun meninggalkan Malaysia
Ketika visa kunjungannya telah habis, ia mencoba untuk pergi ke Ekuador dan Kamboja. Di Kamboja ia justru dikembalikan ke Malaysia dan itulah awal Hassan jadi ‘tahanan’ di bandara KLIA. Ia tidak bisa masuk sekaligus tidak bisa keluar meninggalkan Malaysia. Dia tidur di bandara KLIA Terminal 2, letak persisnya di bawah eskalator. Ia tak bisa menghirup udara segar, tak bisa kemanapun dan tidur di bawah eskalator selama 6 bulan terakhir. Dia cuma dua pilihan, pulang dan jadi tahanan di penjara Suriah, atau tetap berada di bandara KLIA. Ia mantap memilih yang terakhir meskipun ia telah menjalaninya selama 6 bulan. Beruntungnya, ia mendapat makanan dari Air Asia selama 3 kali sehari meskipun akan membosankan setiap hari memakan makanan yang sama.
ADVERTISEMENTS
Ia berharap ada negara yang mau memberikannya kewarganegaraan. Hassan telah frustasi akan hidup dan masa depannya
Hidup di bandara sekilas memang tampak menyenangkan. Tapi bagaimana rasanya kalau tinggal selama 6 bulan? Pasti amat membosankan dan serasa tinggal di penjara. Hassan pun frustasi tinggal selama itu, di bawah eskalator bandara, dengan menu makanan yang sama tanpa aktivitas memadai yang bisa dilakukan. Apa yang ia rasakan sudah mirip di penjara, bedanya ia tidak dikungkung di ruangan kecil ala penjara. Ia tinggal di bandara KLIA yang cukup besar.
Ia berharap pada Kanada untuk menerimanya sebagai pengungsi Suriah dan memberi kewarganegaraan di sana. Hassan juga sudah mendapat banyak dukungan di media sosial dan juga ada yang membuat petisi agar Kanada mau menerimanya. Tidak mudah memang, tapi tetap harus diperjuangkan dan butuh bantuan banyak pihak yang mencintai perdamaian dan rasa kemanusiaan.
Hassan al Kontar adalah sebuah antitesis dari peperangan di Suriah yang tak kunjung usai. Ia yakin bahwa perang bukan jalan terbaik, dan ia enggan masuk ke dalamnya serta membunuh saudaranya sendiri di Suriah. Semoga Kanada mau menerimamu, Hassan. Tetaplah semangat dan jangan putus asa!