Hipwee Horor kembali lagi dengan cerita misteri yang bakal menemanimu malam ini. Dijamin kisah ini bakal bikin kamu merinding disko. Kisah yang bakal kita ceritakan ini nyata adanya, dan masih terjadi hingga saat ini. Cerita horor ini disadur dari kultwit MemeTwit di Twitter dan sudah mendapat persetujuan dari yang bersangkutan untuk dipublikasikan.
Buat kamu yang suka traveling ke pulau, ada baiknya kamu baca cerita ini terlebih dahulu. Ceritanya ada seorang traveler atau lebih tepatnya tour leader yang sedang memimpin liburan ke sebuah pulau di Pulau Seribu. Sebut saja namanya Bagas. Rombongan yang dipimpin Bagas ini menginap di sebuah resort. Nah, mau tahu kisah misteri di resort tersebut? Yuk simak aja kisah seramnya berikut ini. Pastikan nggak ada yang ‘ikutan’ baca di belakangmu ya. Hihihi…
ADVERTISEMENTS
Setelah semua peserta tertidur, Bagas berpindah ke cottage khusus untuk tour leader. Seusai mandi, ia segera berbaring untuk tidur.
Ketika ia bersiap tidur, Bagas merasa ada yang aneh di ruangan itu. Ia kesulitan untuk tidur dan ngerasa nggak nyaman. Lehernya terasa panas, dan sulit memilih posisi tidur yang enak. Ia pun merasa merinding seperti merasakan ada hembusan angin yang menjalar dari kaki sampai leher. Bagas pun berpikir bahwa ada yang nggak beres di kamar ini. Segera ia berpindah ke ruang front office karena nggak betah di kamar. Ia tidak takut lagi ketika berada di sana.
Jam 3, manager resort membangunkan Bagas dan mengajaknya tidur di kamar manager. Nah, justru di sinilah kejadian seram terjadi pada Bagas!
ADVERTISEMENTS
Di kamar itu, Bagas melihat sesosok perempuan yang muncul dengan baju putih seperti daster. Rambutnya sangat panjang dan mukanya sangat pucat
Bagas menyaksikan pemandangan itu di depan matanya sendiri. Makhluk itu berada di depannya, menyender ke tembok. Kebetulan saat tidur, Bagas menghadap tembok membelakangi temannya itu. Hantu berwujud perempuan berambur panjang dengan baju putih itu lama terdiam dan saling berpandangan dengan Bagas. Tiba-tiba ia membuka mulut dan bersuara lirih.
“Abang ke mana? Lasmi kangen,” bisik hantu perempuan itu, datar dan tanpa ekspresi.
Bagas yang ketakutan segera membangunkan temannya itu. Dia panik banget tubuhnya sulit digerakkan. Ketika temannya terbangun, badan Bagas pulih kembali. Setelah ditenangkan, Bagas coba untuk tidur kembali. Tapi cerita jelas tak berhenti sampai di sini.
ADVERTISEMENTS
Tak ada masalah selama berbulan-bulan. Tapi suatu saat, Bagas bertemu dengan saudaranya yang indigo. Bagas bertanya, ‘ada yang ngikutin nggak?’
Dan jawabannya adalah, YA. Saudara Bagas, sebut saja namanya Mawar ini menjelaskan kalau yang ngikuti Bagas adalah cewek dan kayanya suka dengan Bagas. Makhluk yang mengikuti Bagas itu mengaku kepada Mawar kalau dia berasal dari pulau. Bagas pun langsung teringat si Lasmi hantu di pulau Seribu.
“Jadi selama ini hantu yang bilang kangen itu ngikutin gue sampai sekarang?” protes Bagas.
Mawar mengatakan si hantu cewek ini suka sama Bagas karena dia suka sendirian dan suka ngomong sendiri. Mawar juga menjelaskan kalau si ‘syaiton’ ini suka mengganggu biar Bagas bete dan akhirnya sendirian. Selama ini hantu ini selalu ngikutin Bagas ke manapun ia pergi.
ADVERTISEMENTS
Frustasi dan stres dengan keadaan ini, Bagas bertanya sama Mawar gimana cara ngusir hantu cewek ini. Mawar cuma bilang, susah.
Dia cuma bisa dianter balik ke pulau.
Bagas jelas menolak mentah-mentah ide tersebut. Dia jelas nggak mau lagi balik ke sana, apalagi balikin hantu Lasmi ini. Ketika Bagas ngotot pengen minta tolong ke Mawar gimana cara ngusir hantu ini, Mawar justru bilang,
‘Kak, dia lagi di atas jendela liatin kita semua. Dia marah sama Mawar,’ curhat Mawar.
Tiba-tiba listrik mendadak mati. Sementara hujan deras di luar.
‘Ini peringatan dari dia, Kak,’ ujar Mawar.
Bagas kini masih diikuti oleh Lasmi. Pikirannya sering kacau dan mudah depresi. Dia yakin bahwa setan tidak mampu membunuh manusia, tapi dia yakin setan bisa memberi dorongan negatif kepada manusia untuk melakukan hal-hal buruk.
Sampai detik ini, Lasmi masih bersama Bagas. Tanpa terlihat mata dan mendorong Bagas untuk selalu sendiri.