“Evaluasi Garuda! Proteksi negara terhadap Garuda ini sudah luar biasa besar. Namun, kok kinerjanya minta ampun jelek,” ujar Menteri Marwan.
Pernyataan Yang Terhormat Paduka Menteri Marwan Djafar, Sang Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal ini cukup menuai kontroversi. Gara-gara ketinggalan pesawat, Sang Menteri bertitah agar Direksi Garuda Indonesia diganti. Ia meminta Menteri BUMN Rini Soemarno untuk mengganti Direksi Garuda karena pelayanannya buruk dan terus merugi. Sontak Netizen emosi melihat kejadian konyol tersebut.
Pak, sehat Pak?
ADVERTISEMENTS
Pak, ya jangan mentang-mentang jadi pejabat TOP di Republik ini terus datang telat seenaknya. Eh, malah protes ke Garuda. Kasih contoh yang baik lah buat kami generasi muda!
Kisah ini berawal dari keterlambatan yang dialami rombongan VIP Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal ketika mengejar pesawat Jakarta-Jogja yang seharusnya take off pukul 08.05. Menurut berita Kompas, setelah panggilan terakhir pukul 08.00 pun rombongan belum juga terlihat berada Bandara Soekarno Hatta. Alhasil pesawat pun berangkat terbang ke Jogja. Rombongan VIP Yang Terhormat pun tertinggal.
Pihak Garuda mengganti jadwal penerbangan dengan jadwal pukul 10.05 WIB. Tapi ternyata pesawat ini mengalami sedikit kerusakan dan membutuhkan perbaikan. Alhasil setelah dilakukan penggantian pesawat, rombongan Menteri Marwan Jafar berangkat pada 11.05 WIB. Pihak Garuda meminta maaf atas keterlambatan ini. Eh Pak Menteri malah curhat sewaktu seminar di UGM kalau Direksi Garuda sebaiknya diganti! Waduh!
ADVERTISEMENTS
Mungkin dulunya Pak Marwan nggak pernah jadi backpacker nih. Nggak tau kalau tiket pesawat murah itu jadi anugerah yang tak terkira
Buat kami-kami para traveler dan backpacker kere, tiket pesawat itu adalah kunci. Tanpa itu semua, mimpi besar kami traveling murah hanya tinggal angan belaka. Makanya kalau sampeyan sudah dapat keistimewaan sebagai Menteri dan ke sana ke mari naik Garuda, ya Mbok bersyukur gitu lho. Kami-kami ini naik Garuda mesti nabung berbulan-bulan. Lebih tepatnya sayang sih buat beli tiket mahal. Bagi kami, duit segitu bisa buat keliling wisata seminggu!
So, bersyukur lah Pak!
ADVERTISEMENTS
Mau traveling harus booking kita 6 bulan sebelumnya lho, lah Bapak mau kunjungan kerja booking 6 bulan? Nah, kalau udah mudah jangan mengeluh terus dong!
Sedikit nostalgia, beberapa tahun lalu saya sering banget hunting tiket promo ke luar negeri. Ya, hanya demi traveling murah. Begadang dan rebutan tiket promo jadi kebiasaan agar masa muda dapat menghirup udara dunia. Cieeh. Nah, Bapak ini tiba-tiba jadi Menteri yang fasilitasnya begitu luar biasanya. Kalau sedikit-sedikit mengeluh karena kesalahan sendiri, kapan rakyat dipikirkan, Pak?
Memang disiplin adalah sebuah budaya yang harus pemimpin contohkan kepada rakyatnya sih. Andai dulu Bapak sering booking online tiket pesawat seperti traveler kere macam kami, yakin deh Bapak nggak akan menyia-nyiakan tiket pesawat (mahal) lagi.
ADVERTISEMENTS
Menteri kok pada ribut di Twitter? Nggak ada Grup Whatsapp atau LINE ber-title “KABINET KERJA OYE” gitu ya?
Ini lucu ya, kok sesama menteri malah rebut di Twitter sih? Masa nggak bisa dibahas di internal kabinet. Kan bisa ngobrol pake grup Whatsapp atau LINE sambil sambil bercandaan. Kan nggak etis aja di depan publik seperti itu. Ya kalau bisa jangan diulangi ya Bapak-bapak Yang Terhormat! Ini sungguh dagelan Pak!
ADVERTISEMENTS
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Kok Ketinggalan Pesawat? Begitu Canda Netizen di Social Media
Seandainya Pak Menteri pernah jadi backpacker kantong tipis macam kami, tentu tahu artinya keterlambatan. Telat artinya bubar jalan. Tiket murah yang didapat 6 bulan sebelumnya bisa hangus sia-sia kalau sedetik saja terlambat. Makanya, kami-kami, kantong pas-pas an ini rela datang 2 jam sebelumnya bahkan mau nginep di bandara. Ya, karena tiket begitu berarti. Beda mungkin dengan Paduka Menteri yang semua serba gratis dari negara. Ya, mungkin kami cuma butiran jasjus rasa strawberry jika dibanding Paduka.
Oh iya, netizen pada marah lho Pak! Masa Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal kok ketinggalan pesawat? Begitu komentar mereka yang selayaknya Paduka dengarkan. Maaf jika kami dianggap kurang sopan. Ini bukti cinta kami untuk Paduka Menteri.
Disiplin dan Rendah Hati.
Hal tersebut tampaknya memang mudah diucapkan namun sulit dilakukan. Termasuk tokoh pemimpin nasional. Untuk itu berkaca dari pengalaman ini, kamu sebagai traveler harus belajar untuk disiplin dan rendah hati dalam setiap kesempatan. Mungkin kita nggak sadar, ketidak-disiplinan kita bisa menjadi bencana untuk orang lain. Barangkali kamu nggak menyangka, kerendah-hatian kamu bisa membuat orang respect kepadamu.
Pak Marwan, yuk backpacker-an!