Indonesia punya banyak cerita rakyat maupun legenda yang sampai sekarang masih lazim kita dengar. Kalau kamu suka jalan-jalan, tentu kamu tak asing dengan cerita maupun legenda yang ada di setiap daerah. Alangkah baiknya kalau kamu nggak cuma datang untuk melihat-lihat juga mempelajari kisah yang ada. Tempat-tempat indah di Indonesia ini memiliki cerita mereka sendiri. Nggak cuma pemandangannya yang memanjakan matamu, kisahnya juga bisa mengiris hatimu. Hipwee Travel akan kasih kamu cerita tragis di balik 6 destinasi indah ini. Jangan sedih lho ya…
Beningnya Danau Kaco menenggelamkan mayat putri cantik beserta permatanya. Kecantikan putri membuat raja hilang akal sehat
Air danau Kaco yang berwarna biru terlihat seperti kaca. Dibalik keindahan danau ini, ada kisah menyedihkan Napal Melintang. Dia adalah putri raja yang terkenal dengan kecantikannya, sampai-sampai banyak laki-laki yang mengirimkan hadiah berupa batu permata. Saking banyaknya permata yang diterima, raja lama kelamaan menjadi tamak. Raja yang gelap mata menodai putri hingga membunuhnya. Demi menutupi jejaknya, Raja menyembunyikan permata-permatanya beserta mayat Napal Melintang di Danau Kaco.
Rajanya sadis bener ya? 🙁
Dewi Anjarwati menunggu suaminya di Air Terjun Coban Rondo, sayangnya sang suami sudah meninggal karena terbunuh dalam perkelahian. Akhirnya Dewi Anjarwati menjanda…
Dibalik gemericik air terjun ini ada kisah putri Dewi Anjarwati dan Raden Baron Kusumo yang merupakan sepasang suami istri yang saling mencintai. Beberapa hari setelah menikah, mereka ingin pergi mengunjungi orang tua mereka. Orang tua Dewi Anjarwati sempat melarang karena jika mereka pergi sebelum usia pernikahan mereka satu bulan, akan mendatangkan sial. Tapi ternyata mereka tidak mempedulikannya dan tetap pergi.
Ternyata apa yang dikatakan orang tuanya benar, di jalan mereka bertemu dengan Joko Lelono yang jatuh hati dengan Dewi Anjarwati. Akhirnya Raden Baron Kusumo menyuruh Dewi Anjarwati bersembunyi di balik air terjun dan berjanji akan menjemputnya setelah ia mengalahkan Joko Lelono dalam perkelahian. Dewi Anjarwati menurut dan menunggunya, padahal kenyataannya Raden Baron Kusumo dan Joko Lelono sama-sama tewas. Dewi Anjarwati yang menunggu di air terjun pun menjadi janda atau dalam bahasa jawa disebut rondo. Makanya air terjun itu disebut Coban Rondo, dan kalau kamu datang ke tempat ini bersama pasangan, konon katanya hubungan kalian akan sial.
Pulau Kemaro di Palembang menjadi saksi cinta Tan Bun Ann dan Siti Fatimah yang tak ternah tersampaikan.
Keindahan Pulau Kemaro membuatnya dikunjungi banyak orang. Pulau ini punya legenda sendiri yang bisa dibilang romantis tapi juga tragis. Cerita bermula ketika seorang pangeran dari Tiongkok bernama Tan Bun Ann akan melamar Siti Fatimah yang adalah putri dari Palembang. Siti Fatimah mengajukan syarat untuk mengirimkan sembilan guci berisi emas. Tan Bun Ann pun setuju untuk memberikannya. Tapi Tan Bun Ann mendapati kalau guci yang akan ia berikan justru berisi sayuran. Kemarahannya memuncak dengan melempar guci-guci itu ke sungai, tiba-tiba guci terakhir malah pecah sebelum terlempar dan emas pun berjatuhan. Ternyata sayur-sayur itu hanya untuk mengecoh bajak laut. Menyesal dengan perbuatannya, Tan Bun Ann terjun ke sungai untuk mengambil lagi emas-emasnya, tapi ia justru tenggelam.
Siti Fatimah yang mendengar kabar itu ikut terjun ke sungai. Sebelum terjun ia sempat berkata kalau ada pohon yang tumbuh, maka itu adalah saksi cinta mereka. Siti Fatimah benar-benar terjun ke sungai dan tak pernah terlihat lagi. Kemudian pohon itu benar-benar muncul tapi tidak hanya pohon tapi sebuah pulau yang kemudian disebut Pulau Kemaro.
Aduh ini ceritanya bikin sedih banget deh…
Batu Gantung di Parapat adalah sosok Seruni yang terjepit di batu. Seruni memilih mati dari pada dijodohkan dengan sepupunya.
Batu yang ada di Parapat, Sumatera Utara ini menyimpan kisah menyedihkan dari Seruni, gadis cantik yang dijodohkan dengan sepupunya sendiri. Padahal ia sudah memiliki lelaki lain yang ia cintai. Merasa terbebani, Seruni pun merenung di ladang sambil melihat pemandangan Danau Toba bersama anjingnya, Toki. Seruni yang sudah putus asa memutuskan untuk bunuh diri. Seruni berjalan ke tebing untuk melompat ke Danau Toba, tapi dia tidak memperhatikan jalan sampai jatuh ke dalam lubang batu.
Toki yang melihatnya berusaha memanggil orang tua Seruni dan warga untuk menolong. Sedangkan Seruni justru pasrah, ia berteriak “Parapat… parapat” yang artinya merapat. Seruni menyuruh batu itu untuk merapat dan menghimpitnya hingga mati. Ternyata benar, saat warga datang, lubang itu bergetar menghimpit Seruni hingga tidak terlihat lagi. Kemudian tiba-tiba di bawah tebing terbentuk batu menyerupai bentuk wanita yang menggantung. Kamu bisa melihat sosok yang diyakini sebagai Seruni ini dari bawah tebing.
Dua Danau Tolire yang indah menjadi jejak kisah bapak yang menghamili anaknya.
Menurut cerita rakyat, Danau Tolire di Ternate ini awalnya adalah sebuah desa yang warganya sangat dekat satu sama lain. Tapi ada sebuah kejadian yang merusak ketenangan warga, yaitu seorang bapak yang menghamili anaknya sendiri. Warga yang marah akhirnya mengusir bapak dan anak itu dari desa. Ketika kedua orang itu melangkah pergi, tiba-tiba terjadi gempa hingga desa itu membentuk danau. Kalau ke sini, kamu akan menemui dua danau besar dan kecil. Banyak yang bilang kalau danau besar itu adalah sang bapak sedangkan danau yang kecil adalah anaknya. Nggak hanya bapak dan anak itu saja, tapi warga juga ikut jadi korban. Kamu sebaiknya jangan berenang atau bermain air di danau ini, ada ratusan buaya putih yang merupakan jelmaan warga yang bisa memangsamu.
Pelabuhan akhir Malin Kundang di Pantai Air Manis, ternyata pantai inilah yang jadi saksi kutukannya.
Sudah sering mendengar legenda Malin Kundang? Nah, pantai air manis ini dianggap sebagai salah satu latar tempat cerita Malin Kundang. Pada tepi pantai terdapat sebuah patung yang bentuknya seperti manusia sedang bersujud. Batu ini dipercaya sebagai wujud Malin Kundang yang menjadi batu. Malin Kundang menjadi anak durhaka karena tidak mau mengakui ibunya sampai akhirnya dikutuk menjadi batu.
Kisah-kisah yang terpendam dalam tempat-tempat ini memang belum diketahui kebenarannya, tapi tetap saja menggetarkan hati. Kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan bisa berubah menjadi destinasi wisata yang mengundang banyak orang. Nggak hanya memukau, kisah-kisah ini dipercaya dan bisa dijadikan pelajaran oleh warga setempat. Jadi tempat ini nggak cuma bisa kamu nikmati pemandangannya tapi bisa kamu jadikan tempat untuk merenungkan hidupmu.