Hipwee Travel akan memberikan liputan khusus destinasi wisata populer di Indonesia. Kami menamainya Reportase Jelajah Wisata. Tiap bulannya kami akan mengupas satu destinasi yang sering jadi impian para traveler. Tak cuma destinasinya saja, kami juga akan membahas sudut pandang dan cerita-cerita lain seputar destinasi tersebut yang tak pernah ternarasikan sebelumnya.
Untuk destinasi bulan ini pilihan kami jatuh ke Sumba, tempat wisata hits yang sering disebut surga yang tertinggal di dunia. Ada 5 tulisan di Reportase Jelajah Wisata Sumba yang akan terbit setiap hari. Simak tulisan ketiga yang mengangkat tentang keunikan Kampung Adat Ratenggaro di Sumba Barat Daya. Yuk simak!
Sumba dikenal dengan budayanya yang masih terjaga kelestariannya. Selain wisata alam seperti pantai, danau, air terjun maupun bukit-bukit savana yang memukau, jangan pernah lupakan kampung-kampung adat di Sumba. Ada banyak kampung adat yang bisa kamu temukan di sana. Salah satunya Kampung Adat Ratenggaro, kampung paling populer di Tanah Humba.
Hipwee Travel bakal mengajak kamu jalan-jalan ke Kampung Adat Ratenggaro yang berjarak sekitar 40 km dari Tambolaka. Kampung adat ini jadi jujugan traveler karena dua hal, atapnya jauh lebih tinggi dari kampung adat lain, dan lokasinya berada di tepi pantai. Wuih seru banget ‘kan? Yuk ikuti terus ceritanya saat kami berkunjung ke sana.
ADVERTISEMENTS
Berada di ujung selatan Kabupaten Sumba Barat Daya, kampung adat ini berada di pesisir pantai yang indah. Sebuah kampung adat yang sangat menarik
Kampung adat Ratenggaro terletak di Desa Umbu Ngedo, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya. Dari Tambolaka, kamu harus berkendara kurang lebih 1,5 jam sampai 2 jam tergantung kecepatan yang kamu tempuh. Belum ada kendaraan umum menuju ke lokasi kampung ini karena lokasinya cukup terpencil. Jadi cuma ada 2 kemungkinan untuk ke sana, ikut travel atau sewa mobil/motor. Tidak terlalu disarankan sih sewa motor karena lokasinya cukup jauh dari kota. Jalanan beraspal cukup mulus, hanya sedikit jalan kurang bagus di dekat kampung adat.
ADVERTISEMENTS
Ketika masuk ke Kampung adat Ratenggaro, jangan kaget kalau kamu akan melihat beberapa kubur batu megalitikum yang berada di kampung tersebut.
Sejarah kampung adat ini sangatlah panjang, yakni bermula di zaman megalitikum ribuan tahun lalu. Dari berbagai referensi, sejarah tempat ini harus dirunut dari namanya. Rate berarti kuburan dan Garo adalah penduduk awal yang menempati tempat ini. Saat perang antar suku, kampung ini berhasil direbut dari suku Garo dan korban yang kalah perang dikubur di kubur batu. Kubur batu sendiri bentuknya persegi seperti meja. Kamu bisa lihat di gambar di atas, ada tumpukan batu ‘kan di belakangnya? Ya itulah kubur batu. Serem juga ‘kan banyak kuburan di kampung adat. Total ada 304 kubur batu yang berada di sini. Ukuran dan pahatan pada tiap kubur batu semakin menambah kesan magis tempat ini.
ADVERTISEMENTS
Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan di Ratenggaro. Selain berfoto dan naik kuda, cobalah kamu menyewa baju adat Sumba
Ada beberapa aktivitas yang bisa kamu lakukan di kampung adat yang satu ini. Pertama, kamu bisa menaiki kuda dengan menyewa seharga 50 ribu rupiah. Lumayan bisa buat foto-foto di sana. Kedua, kamu bisa bermain di pantai yang lokasinya tidak jauh dari kampung ini. Ketiga, kamu bisa memakai baju adat Sumba. Kamu bisa menyewa dari para penjual kain yang ada di sana. Tapi kamu harus tanyakan dari awal berapa harga sewanya. Orang Sumba sering sekali tidak mau jujur bicara di awal, dan mintanya mahal di akhir. Jangan sampai hal ini menimpa kamu ya. Tanyakan harganya, kalau tidak jelas mending tidak usah. Pengalaman kami, mereka langsung memakaikan baju adat tapi di akhir minta harga yang nggak masuk akal, sekitar 150 ribu per orang. Padahal cuma foto 15 menit saja. Hati-hati ya.
ADVERTISEMENTS
Lebih baik kamu cobain masuk ke rumah adat yang bernama Uma Kelada yang atapnya mencapai 15 meter ini. Di dalamnya ternyata ada tempat memasaknya di tengah
Kalau kamu datang ke sana, jangan terlalu asyik berfoto-foto di luar saja. Cobalah masuk ke dalam Uma Kelada yang sangat khas Sumba itu. Struktur bangunannya memang didominasi bambu dan kayu jati. Di tengahnya ada tempat untuk memasak dan bakar-bakaran lho. Biasanya untuk bakar daging atau nasi sih. Di bagian atasnya juga ada tempat untuk menyimpan nasi dan juga makanan. Tak lupa ada tulang kepala dan tanduk kerbau yang dipajang di dalam rumah. Rumah ini ternyata bisa ditinggali oleh puluhan keluarga saat ada acara. Ketika hari biasa, hanya segelintir orang yang berada di sana.
Bagaimana menurut kamu? Seru ‘kan liburan ke kampung adat Ratenggaro ini? Yap, traveler dan selebgram banyak banget yang datang dan foto di sana. Semoga di kemudian hari kamu juga bisa segera berkunjung ke sana. Oh iya masuknya sebenarnya gratis, hanya dimintai donasi saja. Kasih saja 20 ribu atau 50 ribu jika kamu berkunjung ke sana. Yuk ke Sumba!